Pesan Jokowi Bagi yang Kalah dan Menang Pemilu 2024

"Kadang saya pikir kita yang di atas sudah ngopi bareng, sudah makan bersama, yang di akar rumput masih belum rampung. Inilah yang sering kita lupa. Karena pasti ada yang menang dan pasti ada yang kalah. Dan sebaiknya yang menang mengajak yang kalah untuk membantu. Dan kalaupun tidak membantu sebisa mungkin jangan mengganggu," ujarnya.

Aug 21, 2023 - 01:07
Pesan Jokowi Bagi yang Kalah dan Menang Pemilu 2024

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Presiden Joko Widodo memberi pesan khusus menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang ditujukan tak hanya untuk pemenang, melainkan juga kepada pihak yang kalah.

Teruntuk yang kalah, Jokowi meminta agar mereka tak mengganggu pihak yang menang dan pemerintah, terlebih memang tak ada niat untuk membantu.

"Karena pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Sebaiknya yang menang ajak yang kalah untuk bantu," kata Jokowi di acara Rakernas Gamki yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (19/8).

"Dan (bagi yang kalah), bila tak membantu sebisa mungkin jangan mengganggu," lanjutnya.

Jokowi menegaskan prinsip pertemanan 'tetap menjadi teman' harus dikedepankan pada ajang politik. Ia menyebut pemilu ibarat ajang balapan, tapi tidak diperkenankan berbuat curang.

Ia pun berharap setelah kontestasi pemikiran berakhir, semua warga Indonesia tetap menjaga persahabatan dan bersatu kembali.

"Jangan antartetangga enggak menyapa setelah pemilu, jangan antarkawan tak menyapa setelah Pilpres. Kita ini saudara sebangsa dan setanah air," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Jokowi memberikan pesan khusus kepada para presiden terpilih pada periode 2024, 2029,dan 2034.

"Kepemimpinan 13 tahun sangat menentukan," kata Jokowi. "Kepemimpinan nasional di 2024, 2029 dan 2034 sangat menentukan sekali negara ini terjebak pada jebakan negara berpendapatan menengah atau keluar jadi negara maju,"

Hati-hati kepemimpinan di 2024, 2029 dan 2034, menentukan sekali," kata Jokowi.

Jokowi juga pernah menyampaikan Indonesia berpotensi masuk dalam jajaran lima besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia. Namun, tantangan yang ada ke depan dinilainya tidaklah mudah.

Maka, kata Jokowi, periode 13 tahun ke depan itulah yang jadi momen kunci penentu peluang Indonesia jadi negara dengan ekonomi terkuat.

"Sehingga pemimpin ke depan menentukan negara ini, bisa melompat maju atau tidak," katanya.

Antar kawan Sudah Panas

Sebelumnya, Jokowi mengaku heran sesama kawan sudah mulai saling panas jelang Pilpres 2024. Ia menyadari situasi politik saat ini semakin menghangat.

"Bahwa situasi di tahun politik ini sudah mulai hangat hangat kuku. Dan sudah mulai cenderung menghangat agak memanas tapi belum panas. Dan repotnya yang sudah panas itu justru antarkawan sendiri, sudah mulai saling panas memanasi," kata Jokowi saat kegiatan pembukaan Rakernas Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) di Medan, Sabtu (19/8).

Jokowi meminta kepada GAMKI untuk ikut mendinginkan suasana di lapangan jika situasi politik semakin memanas. Ia berharap masyarakat tidak terpecah belah di tahun politik.

"Maka saya minta kepada DPP GAMKI untuk ikut mendinginkan situasi di lapangan kalau ada hal-hal yang panas. Ikut menyejukkan, ikut mendinginkan karena dalam situasi ketidakpastian global seperti saat ini kita perlu bekerja fokus, bekerja kompak, perlu bekerja solid," ujarnya.

Jokowi mengingatkan bahwa kawan tetaplah kawan meski berkompetisi dalam pemilu. Ia pun mengibaratkan pemilu seperti kompetisi balapan yang tak boleh sikut-sikutan.

"Sehingga walaupun kita berkompetisi dalam tahun politik ini kawan adalah kawan. Kalau balapan boleh boleh saja, tapi jangan sikut-sikutan apalagi tendang-tendangan," katanya.

Jokowi mengatakan dalam setiap kontestasi tentu ada yang menang dan kalah. Menurutnya, pihak yang menang hendaknya mengajak pihak yang kalah untuk membantu dalam pemerintahan.

"Kadang saya pikir kita yang di atas sudah ngopi bareng, sudah makan bersama, yang di akar rumput masih belum rampung. Inilah yang sering kita lupa. Karena pasti ada yang menang dan pasti ada yang kalah. Dan sebaiknya yang menang mengajak yang kalah untuk membantu. Dan kalaupun tidak membantu sebisa mungkin jangan mengganggu," ujarnya.

Sejauh ini sudah ada tiga poros koalisi di Pilpres 2024. Pertama koalisi PDIP dan PPP yang mengusung Ganjar Pranowo. Kemudian koalisi Gerindra, PKB, Golkar, dan PAN yang menjagokan Prabowo Subianto.

Terakhir koalisi NasDem, Demokrat, dan PKS yang mendukung Anies Baswedan. Namun, ketiga poros koalisi ini belum menentukan sosok calon wakil presiden.(han)