Mogok Kerja Ribuan Dokter Berlanjut di Korsel

Ribuan dokter muda di Korea Selatan melanjutkan aksi mogok kerja mereka di Seoul pada hari Minggu, 3 Maret 2024, dalam ketegangan yang meningkat dengan pemerintah mengenai reformasi pelatihan medis.

Mar 4, 2024 - 08:10
Mogok Kerja Ribuan Dokter Berlanjut di Korsel

NUSADAILY.CO.ID – SEOUL - Ribuan dokter muda di Korea Selatan melanjutkan aksi mogok kerja mereka di Seoul pada hari Minggu, 3 Maret 2024, dalam ketegangan yang meningkat dengan pemerintah mengenai reformasi pelatihan medis. Mogok massal ini membuat layanan medis di sejumlah rumah sakit korsel menjadi kacau balau.

 

Dilansir dari medcom.id, sekitar 10.000 dokter muda di Korsel berhenti bekerja hampir dua pekan lalu dalam memprotes kenaikan penerimaan mahasiswa sekolah kedokteran mulai tahun depan, yang bertujuan memerangi kekurangan tenaga kerja dan usia masyarakat yang kian menua.

 

Para pekerja profesional yang mogok ini telah melanggar batas waktu yang ditetapkan pemerintah pada 29 Februari lalu. Kala itu, pemerintah Korea Selatan meminta para dokter untuk kembali bekerja, atau berisiko terkena tindakan hukum, termasuk kemungkinan penangkapan atau penangguhan izin medis.

 

Dalam aksi mogok sekaligus unjuk rasa, para dokter muda mengenakan topeng hitam dan melambaikan tanda bertuliskan: "Kami menentang peningkatan penerimaan sekolah kedokteran."

 

"Pemerintah mendorong reformasi secara sepihak dan para dokter tidak dapat menerimanya dalam keadaan apa pun," kata Kim Taek-woo dari Asosiasi Medis Korea kepada kepada kerumunan pengunjuk rasa.

 

"Pemerintah sangat menyadari alasan mengapa semua dokter menentang peningkatan penerimaan sekolah kedokteran, namun mengeksploitasi kebijakan untuk mengubah dokter menjadi budak selamanya," sambung dia, seperti dilansir dari laman Malay Mail.

 

Aksi mogok kerja massal telah berdampak buruk pada rumah sakit di Korsel, yang membuat banyak pelayanan medis dan operasi penting dibatalkan. Hal ini mendorong pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan terkait kesehatan masyarakat ke level tertinggi.

 

Sekitar setengah dari operasi yang dijadwalkan berlangsung di beberapa rumah sakit besar Korsel telah dibatalkan sejak pekan lalu, menurut laporan kementerian kesehatan.

 

Berdasarkan undang-undang Korea Selatan, dokter dilarang melakukan aksi mogok, dan pemerintah pada pekan ini telah meminta polisi untuk menyelidiki orang-orang yang terkait dengan unjuk rasa.

 

Meski tenggat waktu untuk kembali bekerja telah berlalu, pemerintah masih akan "memberikan keringanan maksimal bagi para dokter yang masih dalam masa pelatihan jika mereka kembali bekerja pada akhir hari ini," ucap Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min dalam sebuah wawancara televisi KBS pada hari Minggu ini.

 

"Tetapi jika mereka tidak kembali hari ini, pemerintah tidak punya pilihan selain bertindak tegas sesuai hukum dan prinsip," ungkapnya.

 

Lee menegaskan kembali komitmen pemerintah terhadap rencana reformasinya, dengan mengatakan bahwa peningkatan penerimaan mahasiswa kedokteran sebesar 65 persen "tidaklah terlalu besar" mengingat pentingnya sektor kesehatan.