Ketika Kehadiran Aguan-Sukanto Tanoto di IKN Dicurigai Pengamat Demi Pencitraan Pemerintah

Pemerintah sempat menjajal kerja sama dengan Kerajaan Arab Saudi terkait investasi di IKN. Namun, hingga saat ini belum ada kepastian terkait hal tersebut.

Aug 27, 2023 - 15:10
Ketika Kehadiran Aguan-Sukanto Tanoto di IKN Dicurigai Pengamat Demi Pencitraan Pemerintah

NUSADAILY.COM – JAKARTA – Presiden Jokowi kian getol merangkul sejumlah investor untuk ikut membangun Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, dipenghujung masa jabatannya.

Maklum, Jokowi punya mimpi besar bisa melaksanakan upacara HUT Kemerdekaan RI tahun depan di ibu kota baru tersebut.

Kabar teranyar, pemerintah mengklaim sejumlah konglomerat Indonesia akan berinvestasi di IKN.

Konglomerat itu antara lain; pendiri Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan.

Bahkan Aguan katanya, menjadi pemimpin konsorsium Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di IKN.

Selain Aguan, Menteri Investasi/ Kepala BKPM Bahlil Lahadalia juga menyebut nama Miliarder Sukanto Tanoto bakal masuk di proyek IKN.

Bahlil mengungkap proyek apa saja yang bakal dibangun oleh Aguan cs. Beberapa di antaranya adalah hotel, cafe, pusat olahraga, dan lainnya.

"Saya kan janji ke kalian kan September mereka akan membangun, groundbreaking untuk membangun hotel, akan membangun taman-taman, akan bangun tempat pertemuan, olah raga, cafe-cafe," ujarnya di sela-sela acara ASEAN Economic Ministers (AEM) di Semarang, Sabtu (19/8) seperti dikutip dari detikfinance.

Tak hanya itu, Bahlil juga menyebut di IKN juga akan dibangun stasiun-stasiun untuk moda transportasi.

Menurutnya, kehadiran para cukong ini sekaligus menepis isu tidak ada investor yang masuk ke IKN.

Ucapan Bahlil itu tentu bukan tanpa alasan. Pemerintah belakangan memang tekun mencari investor.

Pemerintah sempat menjajal kerja sama dengan Kerajaan Arab Saudi terkait investasi di IKN. Namun, hingga saat ini belum ada kepastian terkait hal tersebut.

Seperti diberitakan, Juni lalu, Jokowi juga terbang ke Singapura dan menawarkan 300 paket investasi dengan total nilai mencapai US$2,6 miliar atau Rp38,68 triliun (kurs Rp14.880 per dolar AS) untuk proyek pembangunan IKN.

Selang satu bulan, Jokowi meluncur ke China. Di sana, ia bertemu dengan pimpinan sejumlah perusahaan Negeri Tirai Bambu.

Kepala negara lantas menawarkan pengusaha China investasi di 34 ribu hektare (ha) lahan yang sudah siap di IKN.

Lantas, apakah keikutsertaan sejumlah taipan Tanah Air seperti Aguan-Sukanto Tanoto dalam membangun proyek IKN tadi bakal menjadi jaminan proyek itu akan berjalan seperti apa yang diinginkan Jokowi?

Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita belum yakin mereka akan terlibat langsung dalam berinvestasi di IKN. Pasalnya para pengusaha ulung tersebut baru melakukan kunjungan saja.

Ia menilai keikutsertaan Aguan dan Sukanto merupakan pencitraan pemerintah.

"Menurut hemat saya, hanya sebagai bagian dari trik pemerintah untuk membangun kesan bahwa IKN sudah banyak diminati oleh pengusaha, terutama pengusaha papan atas nasional," ucap Ronny, dikutip Nusadaily.com dari CNNIndonesia.com, yang diterbitkan pada Senin (21/8).

Apalagi, kata dia, selama ini pengusaha-pengusaha tersebut terbiasa menggarap pasar yang lucrative alias menguntungkan di pusat-pusat keramaian dengan margin keuntungan besar dan jaminan keberhasilan yang tinggi. Sementara, IKN bukanlah lahan menguntungkan secara bisnis.

Menurut Ronny, IKN hanyalah proyek politik yang hitung-hitungan bisnisnya tak jelas sampai hari ini.

Jika memang IKN adalah lahan investasi yang bagus untuk pengusaha, maka sejak awal seharusnya pengusaha sudah menyambut positif rencana tersebut.

"Nyatanya tak demikian toh. Sudah empat tahun, tak ada tanda-tanda komitmen pasti dari investor-investor besar. Bahkan beberapa investor yang awalnya berniat untuk berkomitmen, justru hengkang," ucapnya.

Perkataan Ronny ini bukan isapan jempol belaka. Lihat saja, kepastian investasi dari Arab Saudi saja belum jelas.

Tahun lalu, Softbank Group mundur dari proyek. Pemerintah sendiri mengklaim alasan konglomerat multinasional yang berkantor pusat di Tokyo itu mundur karena permintaan proposal yang tak menguntungkan Indonesia.

Ronny lantas menyinggung terkait niatan tulus atau tidaknya para pengusaha nasional membantu pemerintah memancing investor.

Menurutnya, jawabannya jelas bahwa pengusaha tak memakai ukuran tulus atau tidak tulus dalam berinvestasi.

Ia menilai para pengusaha memakai parameter prospek perkembangan bisnis dan prospek mendapatkan keuntungan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

"Dan itu tak bisa disalahkan. DNA pengusaha toh memang begitu," kata dia.

Oleh karena itu, lagi-lagi ia menduga kedatangan Aguan cs ke IKN adalah dalam rangka undangan atau permintaan pemerintah.

Mereka didatangkan sekadar untuk membangun kesan bahwa pengusaha-pengusaha tersebut berniat untuk terlibat lebih jauh dalam pembangunan IKN.

"Hanya sebatas pembangunan kesan semata. Intinya, tak ada jaminan mereka akan terlibat langsung, apalagi setelah Jokowi tak lagi berkuasa," imbuh Ronny.

Jika dugaannya itu benar, maka rakyat dibohongi. Sebaliknya, jika mereka memang menjadi tulang punggung investor swasta di sana, maka IKN akan jadi ajang bancakan pengusaha properti, yang didukung secara penuh oleh pemerintah.

Ronny pun pesimis groundbreaking yang dijanjikan dilakukan pada September akan menjadi kenyataan bagi selesainya proyek IKN dalam waktu dekat.

Ia mencontohkan groundbreaking Kereta Cepat Jakarta-Bandung dimulai pada 2016, namun baru akan selesai tahun ini.

Sementara, IKN jauh lebih masif proyeknya ketimbang kereta cepat.

"Proyek-proyek toh memang sudah berjalan. Tapi yang berjalan adalah yang dibiayai APBN toh, bukan dari sisi Investor," ucap Ronny.

Sementara itu, Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi INDEF Andry Satrio Nugroho mengatakan, kepastian investasi dari Aguan-Sukanto itu masih nihil. Pasalnya, hal itu masih sebatas rencana.

Oleh karena itu, ia mengingatkan pemerintah untuk terbuka dan segara menjabarkan rencana investasi dari pengusaha-pengusaha nasional tersebut. Sebab, bagaimanapun juga saat ini IKN harus tetap dibangun.

Andry mengatakan jikan IKN batal, maka proyek itu hanya menjadi pemborosan uang negara dan tak menguntungkan.

"Ini yang menurut saya perlu dipastikan terlebih dahulu investasinya akan seperti apa. Dan itu juga saya rasa perlu disampaikan pada publik," ucapnya.

Lebih lanjut, Andry menuturkan bergabungkan Aguan-Sukanto belum menjamin dapat merangsang investor lainnya bergabung.

Ia menilai cukong lain baru tertarik bergabung jika mendapat kepastian investasinya tidak terganggu oleh risiko domestik maupun eksternal.

Tak cukup sampai di situ, para cukong juga tentunya ingin mendapat kepastian keuntungan.

"Jika mereka (pemerintah) selama ini menguntungkan, investor saya rasa tidak akan ragu untuk berinvestasi," tandasnya.

Terlepas dari masuknya Aguan dan Sukanto, pemerintah sebelumnya memastikan sudah ada beberapa perusahaan dalam negeri yang bakal ikut membangun IKN.

Adapan perusahaan itu diantaranya, Pakuwon Group, Ciputra Group, RS Hermina, Jakarta Intercultural School (JIS), dan PT Pembangunan Perumahan (Persero).

Pemerintah juga memastikan lebih dari 250 Letter of Interest (LOI) menyatakan minat investasi di IKN. Jumlah itu termasuk berasal dari 19 negara.

Pemerintah juga menggelar karpet merah bagi investor asing yang bersedia masuk ke proyek IKN.

Kemudahan itu contohnya berupa berbagai insentif, seperti bebas pajak penghasilan (PPh), pekerja asing bisa kerja dan tinggal di IKN 10 tahun, Hak Guna Usaha (HGU) bisa diperpanjang hingga 190 tahun, dan izin mendirikan bangunan 80 tahun.(han)