Kenapa Jepang Waspada Tsunami saat Gunung Semeru Meletus?

Badan meteorologi Jepang langsung mengeluarkan peringatan potensi timbulnya tsunami, tak lama setelah Gunung Semeru di Jawa Timur erupsi dan memuntahkan awan panas.

Dec 7, 2022 - 14:04
Kenapa Jepang Waspada Tsunami saat Gunung Semeru Meletus?

 

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Badan meteorologi Jepang langsung mengeluarkan peringatan potensi timbulnya tsunami, tak lama setelah Gunung Semeru di Jawa Timur erupsi dan memuntahkan awan panas.

Dikutip dari Kyodo News melalui detikcom, badan meteorologi Jepang, Japan Meteorological Agency (JMA), menjelaskan adanya kemungkinan timbulnya tsunami akibat letusan Gunung Semeru. Namun, ketinggian gelombang yang bisa ditimbulkan tidak diketahui.

 

JMA memperingatkan bahwa tsunami dapat tiba di Pulau Miyako dan Yaeyama di prefektur selatan Okinawa sekitar pukul 14.30, Minggu (4/12) waktu setempat.

Okinawa merupakan prefektur di bagian paling selatan Jepang, terdiri dari ratusan pulau yang disebut Kepulauan Ryukyu dan membentuk rantai kepulauan yang panjangnya melebihi 1.000 km.

 

Sedahsyat itukah erupsi Gunung Semeru hingga berpotensi berdampak tsunami ke negara-negara yang jauh?

 

"Jepang adalah negara yang sangat hati-hati dan waspada terhadap bencana. Mereka pernah punya pengalaman tsunami yang tidak terantisipasi dengan baik di tahun 1983. Sejak itu mereka terus belajar dan mempersiapkan mitigasi sebaik mungkin," kata Pakar Vulkanologi ITB Dr. Eng. Mirzam Abdurrachman, saat dihubungi, Senin (5/12/2022).

 

Selain karena pengalaman tersebut, dikeluarkannya peringatan tsunami tentunya dengan mempertimbangkan banyak hal. Salah satunya belajar dari kejadian letusan besar gunung berapi bawah laut Hunga Tonga di kepulauan Pasifik Selatan pada 15 Januari 2022.

 

Letusan ini menyebabkan kerusakan parah dan tsunami setinggi 1,2 meter. Bahkan, letusannya memicu tsunami di Jepang hingga Amerika Serikat.

 

"Saat Hunga Tonga (meletus) itu tsunaminya ke mana-mana, memicu peringatan tsunami di seluruh Pasifik. Jepang mewaspadai potensi tsunami karena ada gunung berapi di Pasifik yang bersebelahan dengan Jepang, yakni gunung Hunga Tonga. Mereka mengantisipasi dengan segera mengeluarkan peringatan dini," jelasnya.

 

Meski demikian, menurut Mirzam, sangat kecil kemungkinan Gunung Semeru sampai menimbulkan tsunami atau letusannya sampai lautan, mengingat Semeru adalah gunung berapi yang lokasinya berada di darat. Tsunami, kata Mirzam, bisa terjadi jika gunung yang meletus berada di bawah laut seperti Gunung Hunga Tonga dan Krakatau, atau jika gunung tersebut letaknya berada dekat pantai.

 

"Tsunami terjadi kalau ada kesetimbangan volume yang terganggu, salah satunya bisa karena material gunung api yang masuk laut. Kecuali letusan Semeru besar sekali hingga mencapai garis pantai maka bisa terjadi tsunami. Namun secara teoritikal sulit karena posisi (Semeru) di darat dan jauh dari garis pantai," jelasnya.

 

Penjelasan ini terjawab, karena pada Minggu (4/12) sore, di hari yang sama, JMA mencabut peringatan adanya kemungkinan tsunami. JMA menyampaikan tidak ada dampak tsunami dari erupsi Gunung Semeru di Indonesia.(mar)