Kemungkinan Gangguan Berbahasa pada Anak  Akibat  Battle  Sound

Oleh: Dr. Gatot Sarmidi, M.Pd.

Sep 23, 2023 - 21:39
Kemungkinan Gangguan Berbahasa pada Anak    Akibat  Battle  Sound

Ada kekhawatiran sebagian masyarakat sebagai dampak negatif dari karnaval yang diiringi sound sistem yang keras. Jor-joran keras-kerasan sound sistem yang mereka kenal dengan karnaval battle sound. Kegiatan karnaval yang diiringi oleh musik sebagai pendukung kegiatan karnaval dengan volume suara yang sangat tinggi.

Bagi sebagian orang yang terlibat dalam karnaval ini sangat menyenangkan. Namun, ada hal yang perlu diperhatikan apabila ada dampak fisik yang berakibat pada cedera secara biologis pada anak. Gangguan yang semula berakibat pada kerusakan alat pendengaran akan berdampak lebih miris pada gangguan berbahasa anak.

Anak memiliki pendengaran yang sensitif. Jika terstimulasi suara yang terlalu keras secara terus menerus atau dalam tempo yang panjang bisa berakibat pada kerusakan pendengaran. Gangguan pendengaran permanen itu biasanya disebut tuli. Tidak semua anak memiliki kenyamanan terhadap suara yang keras dan berisik. Ketidaknyamanan itu bisa memicu stress, meskipun sepintas mereka seperti orang dewasa. Mereka merasa senang dengan menonton karnaval dengan diiringi oleh musik yang bersumber dari sound sistem canggih dan besar.

Kemampuan berbahasa penting bagi anak-anak agar bisa hidup layak, sejahtera, dan berkomunikasi secara normal dalam kehidupannya. Secara emosional, mereka wajar-wajar saja tidak mengalami gangguan atau kendala fisik secara biologis. Dengan kemampuan berbahasa yang baik, anak akan menjalani kehidupan secara cerdas dan pintar. Kerusakan organ pendengaran pada anak tentu saja akan menghambat pemerolehan berbahasa dan akibat selanjutnya mereka akan terganggu ketika menyimak dan memproduksi bahasa secara lisan. Dapat dipastikan berdasarkan wawasan psikolinguistik, anak yang tuli akan bisu atau berstatus sebagai tuna wicara.

Sepintas, battle sound memberikan rasa senang. Secara ekonomis dan sebagai bagian industri kreatif, karnaval ini memberikan dampak positif bagi pelaku bisnis dan pedagang kecil. Akan tetapi, organ pendengaran dan saraf-saraf pendengaran mengalami cedera mulai ringan hingga berat dalam arti rusak bagi anak-anak. Gangguan itu berdampak kurang baik terhadap perkembangan kemampuan berbahasa mereka. Gangguan masukan kata-kata yang seharusnya tercukupi bagi mereka akan menghambat kemampuan berkomunikasi. Utamanya pada komunikasi lisan. Setidaknya, suara yang sangat berisik mengganggu daya konsentrasi.

Sementara ini, yang terjadi adalah battle sound marak dan menjadi tren publik dalam kegiatan karnaval baik di pedesaan maupun di perkotaan. Secara umum, dampak kerusakan fisik seperti jatuhnya genting, kaca pecah, perluasan jalan, putusnya kabel listrik, dan tembok roboh karena getaran suara sudah bisa dipertanggungjawabkan dan diatasi. Namun, beberapa pihak di masyarakat telah menyikapi dan membicarakannya. Sebutan sound horeg telah populer dalam menyikapi fenomena ini. Beberapa pihak ada usaha penertiban bahkan lebih ekstrem pelarangan. Namun, sisi vital seperti kemungkinan  gangguan perkembangan berbahasa pada anak-anak belum ada  yang memikirkan. Memang ada antisipasi berupa anjuran bagi pemilik anak balita dan orang tua atau anggota masyarakat yang mengalami sakit jantung agar menghindar dari kegiatan karnaval horeg. Kegiatan semacam itu dilakukan untuk antisipasi agar tidak terjadi kematian mendadak akibat adanya kegiatan warga masyarakat yang menggunakan sound horeg untuk menciptakan kegiatan yang menyenangkan.

Sebagai bagian tren budaya populer, batlle sound atau disebut sebagai sound horeg masih bisa diselenggarakan baik untuk kepentingan karnaval, festival, checksound, pertunjukan atau hajadan di kemudian hari. Kegiatan itu perlu adanya standar penyelenggaraan dan standar keamanan bagi penyelenggara maupun penonton agar secara fisik terlindungi dan aman. Kemungkinan dari standar suara yang dihasilkan tidak terlalu keras atau boleh keras, tetapi nyaman. Dengan teknologi yang memadai inovasi ke arah sana masih bisa dilakukan. Begitu juga bagi penonton. Apakah anak-anak masih diizinkan untuk menonton atau terlibat dalam karnaval? Seberapa jarak aman mereka dari sumber bunyi apabila kekerasannya masih tetap dipertahankan.

Pembatasan suara dan penggunaan pelindung telinga tetap harus menjadi persyaratan apabila kenyamanan dan keamanan tetap dijaga. Beberapa akibat karena kerusakan pendengaran bahkan lesi pada otak sebagai akibat dari suara yang keras. Pembahasan ilmiah dari segi bahasa dipelajari dalam psikolinguistik dan neurolinguistik, meskipun untuk kasus dampak korban kebahasaan akibat battle sound belum terkaji secara serius.

Sound Horeg

Istilah battle sound populer juga disebut sound horeg. Sebuah istilah penggunaan sound sistem yang bisa menggetarkan lingkungan. Fenomena penggunaan sound horeg menjadi perhatian tersendiri di masyarakat terutama bagi penggemar sound horeg. Kenyataannya, sound horeg semakin populer di Jawa Timur. Sound sistem super besar dan  kandang biasa disebut sound horeg.

Pemuda yang familier dengan budaya digital menyukai musik DJ. Musik yang diusung oleh sound horeg. Beberapa pemuda karang taruna dan masyarakat di Jawa Timur menyewa sound horeg untuk mengiringi karnaval dalam rangka memeriahkan hari kemerdekaan. Tak hanya seperti itu, mereka pun  adu sound horeg bass glerr dalam suatu festival. Nilai sewa sound horeg lumayan besar hingga puluhan juta. Tentunya, masyarakat sudah tidak asing dengan nama nama sound horeg, contoh saja yang terkenal di antaranya, Sriwijaya, Brewog Audio, Riswanda, BJ Hunter, Giant Gresik, Ultima, KS Maximal, Kartika Sound Sistem, MD 2000, Brengos, Team Sotok, Dimas, Ponirah Audio, Mangkasari, Putrawangi, KF PRD, Ugra Tani, Blizzard Audio, ND Nanda, Sinar Music, WE Pancuran Official, Megabot Strom, Sengkuni Official, Alva R Audio, MHN Audio Light, Zulfais Audio, DWN Family, Fredy Lutfi,  Bawang Merah Audio, BigW Soundrenallin, Kingkong Audio, Ima Production, Monas, Mahameru Audio dan Joker Audio.

Pergeseran karnaval di masa lalu dan sekarang. Di masa lalu peserta karnaval tampil secara tradisional sekarang berjoget diiringi sound horeg. Peserta karnaval berjoged mengikuti alunan musik yang diputar. Hadirnya karnaval yang diiringi sound horeg menuai pro dan kontra. Di satu sisi, digandrungi masyarakat, di sisi lain sangat berisik bahkan dianggap negatif dan kurang berguna. Suara sound  kencang kurang baik untuk balita dan orang tua. Sound horeg digemari dan populer sehingga tidak segan-segan diburu oleh banyak  penggemarnya. Bahkan, banyak youtuber diuntungkan akan hadirnya sound horeg. Kegiatan cek sound atau kegiatan yang sering dijadikan ajang persaingan hanya dianggap membuang buang uang. Ada juga yang beranggapan kegiatan ini berpotensi merusak mental. Kerasnya volume suara bisa membuat telinga mendengung. Sound horeg dan belum banyak dilakukan kajian budaya. Efek sound horeg mengguncang bangunan, memecahkan kaca, merobohkan bangunan, dan meruntuhkan atap akibat kerasnya volume suara.

Festival adu suara bahaya volume suara keras dengan menggunakan sound untuk karnaval juga dipandang menguntungkan bagi dancer, pengiring, pendamping, dan talenta. Layaknya diskotik di luar ruangan dan lampu gemerlap Live DJ memberikan kenikmatan tersendiri. Dalam pagelaran, audio atau sound sistem yang dibawa bisa satu truck fuso, di Malang sound sistem yang dibawa dalam jumlah banyak. Volume yang keras berpotensi membuat sakit anggota tubuh, tetapi sakitnya itu justru disukai.

 

Dampak Buruk Perkembangan Berbahasa

Barangkali banyak yang tidak menyadari sejumlah kemungkinan penggunaan battle sound speed sound, atau sound horeg perlu ada kepastian keamanan dan kenyamanan. Agar pendengaran anak aman tidak mengalami kerusakan, perlu ada langkah pencegahan yang teruji. Beberapa cara melindungi pendengaran anak bisa dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya ada pembatasan atau peredaman suara keras yang dihasilkan oleh sound horeg. Pembatasan itu bisa berkaitan dengan volume, tingginya intesitas, dan durasi mendengarkan. Bisa mungkin kerusakan pendengaran pada anak terjadi karena ketiga faktor tersebut. Cara berikutnya, memberikan pelindung telinga dampak buruk suara keras pada organ pendengaran dan saraf pendengaran untuk mengurangi dan menambah kenyamanan.

Gangguan pendengaran akibat cedera dan kerusakan permanen akan berdampak pada penguasaan bahasa dan penggunaan bahasa secara reseptif dan produktif. Mengingat, seorang anak akan memeroleh bahasanya dengan cara mendengar, meniru, dan melafalkan kembali dengan cara berbahasa. Perkembangan bahasa terjadi dengan baik karena intensitas berkomunikasi dan masukan unsur-unsur bahasa yang dikelola melalui organ biologis anak. Organ yang bisa disebutkan adalah organ pendengaran, otak, dan organ wicara. Akibat kerusakan pendengaran berdampak langsung pada kerusakan pendengaran. Kerusakan itu dalam jangka panjang akan berdampak pada kesulitan berkomunikasi, kesulitan memahami instruksi, kesulitan membaca hingga kesulitan menulis. Akibat rendahnya kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi berdampak lebih buruk lagi, perkembangan berbahasa yang tidak memadai akan menghambat juga perkembangan sosial atau berinteraksi sosial dan perkembangan kehidupan mereka yang seharusnya bisa memanfaatkan bakat dan kecerdasannya untuk kemajuan mereka sendiri.
(***)
 

Dr. Gatot Sarmidi, M.Pd. adalah dosen Universitas PGRI Kanjuruhan Malang dan pengurus Perkumpulan Ilmuwan Sosial Humaniora Indonesia (PISHI). Tulisan ini disunting oleh Dr. Indayani, M.Pd., dosen PBI, FISH, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan pengurus PISHI.