Imbas Harga Beras Mahal, Warung Makan di Ngawi Terancam Gulung Tikar

Beberapa pemilik warung yang masih bertahan memilih mengurangi ukuran porsi nasi yang dijual agar tetap bisa mendapatkan keuntungan

Feb 18, 2024 - 16:24
Imbas Harga Beras Mahal, Warung Makan di Ngawi Terancam Gulung Tikar
Salah satu warung makan di alun alun Ngawi memilih tutup akibat harga beras mahal. Nusadaily/ Riyanto

NUSADAILY.COM - NGAWI - Usaha kecil di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, khususnya para pemilik warung makan, mengalami kesulitan mendapatkan beras Bulog SPHP yang harganya relatif murah. Saat ini, harga beras di Ngawi mencapai Rp 17.000 per kilogram. Kondisi ini menyebabkan banyak warung makan memilih untuk tutup. 

Para pemilik warung mengaku tidak mampu membeli beras dengan harga mahal dan khawatir jika menaikkan harga jualan, mereka akan kehilangan pelanggan.

Beberapa pemilik warung yang masih bertahan dengan cara mengurangi ukuran porsi nasi yang dijual agar tetap bisa mendapatkan keuntungan.

"Banyak rekan kami yang tutup gulung tikar karena modal habis dan beras murah sulit didapat. Agar tetap mendapat sedikit untung, kita kurangi ukuran cetakan nasi," kata Iik Sri Sunarti, salah satu pemilik warung di alun-alun Ngawi.

Sementara itu para pedagang beras di Pasar Besar Ngawi mengaku mengalami kesulitan mendapatkan pasokan beras dari Bulog. Hal ini menyebabkan beberapa pedagang memilih untuk tutup karena tidak ada pasokan.

"Katanya ada masalah di pengemasan. Kita yang biasanya 1 ton hanya dapat kiriman 5 kwintal saja. Tiga hari ke depan, kita sudah tidak bisa jualan lagi," kata Heri Agus Prasetyo, salah satu pedagang beras.

Masyarakat kecil di Ngawi berharap pemerintah secepatnya dapat memberikan solusi terkait mahalnya harga beras saat ini.

Sebelumnya telah dilakukan pemoggingan secara mandiri, lanjutnya, namun tidak mempan korban sakit seperti gejala DBD muncul lagi.

"Hingga akhrinya hari ini dilakukan fogging oleh dinas kesehatan di RT 2 dan RT 3 ya," katanya. (nto).