Flu Burung Diwanti-wanti Dapat Jadi Penyebab Pandemi Lagi

Tidak hanya karena kasusnya sudah banyak di berbagai negara, bahkan yang merenggut nyawa satu anak di Kamboja, di Indonesia sendiri kasus flu burung sudah teridentifikasi di Kalimantan Selatan, menyerang hewan unggas dengan varian (clade) yang berbeda yaitu 2.3.4.4b.

Mar 11, 2023 - 10:00
Flu Burung Diwanti-wanti Dapat Jadi Penyebab Pandemi Lagi
Flu Burung, (Foto: Reuters)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Kementerian kesehatan RI sudah sejak beberapa waktu lalu mulai siaga, ancang-ancang akan wabah flu burung.

Tidak hanya karena kasusnya sudah banyak di berbagai negara, bahkan yang merenggut nyawa satu anak di Kamboja, di Indonesia sendiri kasus flu burung sudah teridentifikasi di Kalimantan Selatan, menyerang hewan unggas dengan varian (clade) yang berbeda yaitu 2.3.4.4b.

Sama halnya dengan penyakit infeksi lain, flu burung juga punya peluang untuk merebak berkembang dari wabah lalu menjadi pandemi. Lantas bagaimana dengan potensinya di Indonesia sendiri?

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) mengatakan, untuk saat ini menurutnya flu burung cukup kecil potensinya untuk menjadi pandemi layaknya Covid-19.

"Kemungkinan kecil untuk pandemi, maka butuh salah satunya kolaborasi dan langsung ditangani,” ujar dr. Erlina dalam Media Briefing di Gedung IDI di Jakarta, Kamis (9/3/2023)

“Saya kira kita cukup banyak belajar, bisa kita hindarkan, ya memang ada migrasi unggas dari negara lain itu harus diwaspadai," jelas dr. Erlina dalam Media Briefing terkait Covid-19 di Gedung IDI di Jakarta, Kamis (9/3/2023)

Meski sampai sekarang di Indonesia belum ditemukan kasus flu burung pada manusia. Namun dr. Erlina mengingatkan, setiap orang harus tetap waspada dan melakukan langkah pencegahan. Penerapan kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan mengonsumsi makanan yang matang.

"Makanya pakai masker dan sarung tangan, sebab virus terjangkit pada unggas yang dimakan. Pedagang di pasar dianjurkan pakai sarung tangan, terus makanan diolah sampai matang, karena virus mati di atas suhu 60 derajat," papar dr. Erlina tegas,

(roi)