Eks Kapolres Malang Sebut Tak Tahu Ada Tembakan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan

Ferli mengatakan saat babak kedua pertandingan Arema FC Vs Persebaya Surabaya, ia mulanya berada di tribun VVIP. Tapi pada menit ke-80, dia bergegas turun ke lobi.

Jan 20, 2023 - 18:16
Eks Kapolres Malang Sebut Tak Tahu Ada Tembakan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan
Sidang Tragedi Kanjuruhan Malang digelar di PN Surabaya secara telekonferensi.

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Eks Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat mengaku sama sekali tak tahu kondisi di dalam stadion saat Tragedi Kanjuruhan terjadi, 1 Oktober 2022. Ia mengatakan dirinya sibuk melakukan pengamanan di luar stadion.

Hal itu dikatakan Ferli saat memberikan kesaksian di persidangan dua terdakwa Tragedi Kanjuruhan, Panpel Arema FC Abdul Haris dan Security Officer Suko Sutrisno, di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis (19/1) malam.

Ferli mengatakan saat babak kedua pertandingan Arema FC Vs Persebaya Surabaya, ia mulanya berada di tribun VVIP. Tapi pada menit ke-80, dia bergegas turun ke lobi.

"Di menit 80-85 dari lobi saya minta kepada mobil baraccuda yang tadinya parkir untuk maju ke arah lobi," kata Ferli.

Rupanya mobil itu disiapkan Ferli untuk mengangkut pemain dan official Persebaya pulang seusai pertandingan selesai nanti.

BACA JUGA : Kesaksian Polisi di Pintu 12 Kanjuruhan, Penonton Bertiket...

"Saya ke bench l Persebaya, ketika peluit akhir dibunyikan saya sampaikan tolong semua pemain dan official segera ke luar lapangan," katanya.

Benar saja, usai wasit mengakhiri pertandingan, pemain dan official Persebaya langsung meninggalkan lapangan. Mereka juga diminta tak terlalu lama di kamar ganti.

Tak boleh berlama-lama, pemain dan seluruh official Persebaya kemudian diinstruksikan segera meninggalkan Kanjuruhan dengan menaiki mobil baraccuda yang sudah disiapkan.

"Setelah iring-iringan siap, saya berjalan, kendaraan mulai bergerak saya ikut dari samping tapi kendaraan berhenti, tidak bisa keluar area stadion, karena di depan ada massa yang menghalangi," ucapnya.

Suasana kemudian jadi tak terkendali. Hal itu membuat Ferli harus turun tangan ke luar stadion menemui massa yang menghalangi jalan iring-iringan baraccuda Persebaya.

"Saya ke depan menemui massa pendukung Aremania yang menghalangi. Pertama hanya bernyanyi, lalu massa mulai menjatuhkan baliho, baliho dicopotin dan ditaruh di tengah jalan, kami mengimbau untuk tidak menghalangi," katanya.

Singkat cerita, saat mobil yang dinaiki awak Persebaya mulai bisa melaju meninggalkan stadion, Ferli mengaku ditemui seorang suporter yang mengatakan ada penonton yang tergeletak di Pintu 13.

"Kami ditemui oleh penonton yang baru saja keluar. Dia menyampaikan 'Pak, ada yang tergeletak di Pintu 13', ketika kami jalan di lobi ada yang menyampaikan lagi, 'Pak, di Pintu 13 ada yang terjepit," ucapnya.

Saat itu dia dan sejumlah personel kepolisian lainnya kemudian mendatangi Pintu 13. Di sana lah Ferli melihat banyak suporter yang sudah terkapar dan dalam kondisi setengah sadar.

BACA JUGA : 29 Saksi Akan Dihadirkan dalam Sidang Tragedi Kanjuruhan...

"Ada penonton yang baru keluar, ada yang memegangi mata, ada yang duduk kesakitan dan jumlahnya juga banyak, ada yang sudah seperti setengah sadar," ujar Ferli.

Saat dicecar jaksa mengapa ia tak mencari tahu apa yang sudah terjadi di dalam stadion, Ferli mengaku dirinya lebih fokus untuk mengevakuasi dan menyelamatkan korban lebih dulu.

"Karena korban banyak. Kami waktu itu berfokus untuk evakuasi dengan cepat, karena korban di Pintu 13 cukup banyak," kata dia.

Sidang lanjutan dua terdakwa Tragedi Kanjuruhan kembali digelar di PN Surabaya, Kamis (19/1), dengan agenda pemeriksaan saksi.

Dua terdakwa itu yakni Panpel Arema FC Abdul Haris dan Security Officer Suko Sutrisno. Mereka hadir secara langsung.

Diketahui total ada 17 saksi yang dihadirkan dalam sidang kedua hari ini. Rinciannya tiga orang korban, dua saksi kejadian atau pedagang di stadion, tujuh steward, dua pegawai Dispora Malang, dan tiga polisi.(lal)