DTPHPKP Magetan Kenalkan Teknologi Biosaka Kepada Gapoktan Sebagai Pupuk Alternatif

Biosaka ini merupakan teknologi baru, yaitu dengan mengambil segengam tanaman hijau yang sehat sebanyak 5 jenis atau lebih lalu diremas remas di dalam bak berisi air kurang lebih 5 litter. Terus diremas remas searah jarum jam hingga terbentuk homogin.

Jan 20, 2023 - 02:27
DTPHPKP Magetan Kenalkan Teknologi Biosaka Kepada Gapoktan Sebagai Pupuk Alternatif
Foto : Puluhan perwakilan Gapoktan dari 18 Kecamatan di Magetan belajar membuat Biosaka di halaman DTPHPKP. Kamis (19/01/2023).

NUSADAILY.COM - MAGETAN - Ditengah berkurangnya alokasi pupuk subsidi tahun 2023 ini, puluhan perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kabupaten Magetan tampak antusias belajar teknologi Biosaka Homogen oleh Dinas Tanaman Pangan Holtikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP). Kamis (19/01/2023).

Menurut Uswatul Casanah Kepala Dinas TPHPKP setempat, Biosaka yang dipelajari perwakikilan Gapoktan dari 18 Kecamatan ini nantinya dapat ditularkan kepada para petani diwilayah masing masing dan dapat diaplikasikan dalam semua tanaman. Murah dan bahannya bisa didapat dari tanaman di sekitar petani itu sendiri.

" Biosaka ini merupakan teknologi baru, yaitu dengan mengambil segengam tanaman hijau yang sehat sebanyak 5 jenis atau lebih lalu diremas remas di dalam bak berisi air kurang lebih 5 litter. Terus diremas remas searah jarum jam hingga terbentuk homogin," katanya, Kamis (19/01/2023).

Dalam prosesnya, lanjut Ana, Biosaka harus dibuat sendiri dengan sepenuh hati, dengan tangan sendiri tidak boleh berganti ganti tangan. Bila sudah dirasa cukup warna air remasan tidak lagi berubah dan tampak berminyak dan dan lengket baru disaring dan dipindah kebotol botol kemudian disimpat selama 3 sampai 5 hari. 

" Setelah 3 sampai 5 hari baru dalat diaplikasikan dengan cara disemprotkan. Yang perlu diingat penyemprotannya mengikuti arah angin dan dikabutkan," jelasnya.

Teknologi ini sudah dicoba dan diaplikasikan oleh salah satu Gapoktan di Kecamatan Kartoharjo dan hasilnya terbukti efektif sebgai elisitor pupuk alternatif. 

" Cara membuatnya bisa dipelajari di tutorial tutorial baik di Youtube, website dan lain sebagainya. Biosaka juga sudah direkomendasikan oleh Kementrian Pertanian. Malah diajurkan," pungkas Ana. 

Sementara itu Suhardi, Ketua Gapoktan Sri Rukun Mrahu Kecamatan Kartoharjo yang telah mengaplikasikan Biosaka ke tanaman padi mengungkapkan pengalamannya jika hasilnya dapat menghemat biaya terutama pupuk pabrikan. 

" Hasilnya sama bila dibandingkan dengan memakai pupuk kimia dan saya sudah 3 kali nyoba malahan. Awal nyoba masih ragu ragu, jadi masih memakai urea 70 kilo dan NPK Phonskha 20 kilo untuk tanaman padi di lahan 3000 meter persegi," ungkapnya. 

Pada tanam kedua Ia beranikan diri hanya memakai Biosaka buatannya tanpa memakai pupuk kimia lagi. Hasilnya sama, pada tanam ketiga ini Ia akan kembali mengunakan Biosaka tanpa pupuk kimia. 

" Tanam kedua tanpa pupuk kimia hanya Biosaka tok, hasilnya sama dengan tanam pertama yang memakai kimia. Tanam ketiga ini karena sudah yakin saya hanya akan megunakan Biosaka tok," paparnya. 

Lebih lanjut dikatakan Hardi, cara pengunaanya, bisa disemprotkan setiap 10 hari sekali atau 15 hari sekali. Nyemprotkannya mengabut dan tidak boleh diulang ulang ikuti arah angin agar maksimal. 

" Cara buatnya mudah, bahan bahan ada disekitar kita. Minimal 5 jenis tanaman sehat atau lebih bisa dibuat sendiri. Yang jelas bila benar cara membuatnya kita tidak lagi membeli pupuk kimia. Sangat rekomendasi sekali ditengah berkurangnya kuota pupuk oleh pemerintah saat ini," pungkasnya. (*/nto).