Calon Presiden Taiwan Tolak Tunduk dengan Tiongkok

Pernyataan politik kandidat utama untuk posisi presiden baru Taiwan, William Lai cukup mengejutkan. Dia menyatakan bahwa ia tidak memiliki niat untuk mengubah nama resmi pulau tersebut. Lai juga dengan tegas mengatakan bahwa Taiwan

Aug 16, 2023 - 14:05
Calon Presiden Taiwan Tolak Tunduk dengan Tiongkok

NUSADAILY.COM - ASUNCION - Pernyataan politik kandidat utama untuk posisi presiden baru Taiwan, William Lai cukup mengejutkan. Dia menyatakan bahwa ia tidak memiliki niat untuk mengubah nama resmi pulau tersebut. Lai juga dengan tegas mengatakan bahwa Taiwan tidak berada di bawah pengaruh atau kendali Tiongkok.

Dilansir dari medcom.id, Lai secara berulang kali telah menyatakan bahwa tujuannya adalah menjaga status quo. Ia menjelaskan bahwa pernyataannya hanya menggarisbawahi fakta bahwa Taiwan telah menjadi negara merdeka dan berdaulat, yang dikenal sebagai 'Republik Tiongkok.'

Selain itu, Lai juga menekankan bahwa hanya rakyat Taiwan yang memiliki hak untuk menentukan nasib dan masa depan mereka sendiri.

"Kita harus berpegang pada kebenaran bahwa Taiwan sudah menjadi negara berdaulat dan merdeka yang dikenal sebagai Republik Tiongkok, dan ini bukanlah bagian dari Republik Rakyat Tiongkok," ucap Lai kepada Bloomberg pada hari Selasa, 15 Agustus 2023.

Republik Tiongkok (ROC) dan Republik Rakyat Tiongkok (PRC) tidak tunduk satu sama lain. Tidak perlu ada deklarasi kemerdekaan. ROC tidak tergantung pada PRC," katanya dengan tegas.

Pemerintah Republik Tiongkok pindah ke Taiwan pada tahun 1949 setelah mengalami kekalahan dalam perang saudara melawan pihak komunis di bawah kepemimpinan Mao Zedong, yang mendirikan Republik Rakyat Tiongkok.

"Nama saat ini, berdasarkan konstitusi kami, adalah Republik Tiongkok," tutur Lai.

"Dan dalam hal mempersatukan masyarakat Taiwan, Presiden Tsai (Ing-wen) telah menggunakan istilah Republik Tiongkok untuk menggambarkan negara kita. Saya akan terus melanjutkannya di masa mendatang," tambah Lai.

"Sekali lagi, tidak ada rencana untuk mengubah nama negara kita," tegasnya.

Taiwan akan menyelenggarakan pemilihan umum presiden pada Januari 2024. Presiden Tsai Ing-wen tidak diperbolehkan mencalonkan diri lagi setelah menjalani dua periode jabatan.

Tsai telah berulang kali menawarkan dialog dengan Tiongkok, tetapi tawarannya selalu ditolak oleh Beijing. Di sisi lain, Lai mengatakan bahwa pintu dialog dengan Tiongkok selalu terbuka selama ada "kesetaraan dan martabat."

"Kami tidak ingin menjadi musuh, dan berharap bisa menjadi teman dan sahabat. Kami juga berharap agar Tiongkok bisa menikmati demokrasi dan kebebasan, sama seperti yang kami lakukan," ujar Lai.

"Namun, selama Tiongkok masih menggunakan kekuatan terhadap Taiwan, kami harus memperkuat kapasitas militer kami," tambah Lai.

Lai sendiri saat ini sedang berada di Paraguay untuk menghadiri pelantikan presiden baru negara tersebut. Paraguay adalah satu dari sedikit negara yang masih menjaga hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan.

Selama kunjungannya ke Paraguay, Lai telah melakukan transit di Amerika Serikat, suatu langkah yang telah menimbulkan ketidakpuasan di Beijing. Sepulangnya nanti, Lai akan kembali melakukan transit di Negeri Paman Sam.(*)