Bau Tak Sedap Sampah Kembali Dikeluhkan Warga Sekitar TPA Tlekung

Bau sampah TPA Tlekung masih dikeluhkan warga setempat. Persoalan menahun ini tak kunjung terurai.

Jan 17, 2023 - 12:36
Bau Tak Sedap Sampah Kembali Dikeluhkan Warga Sekitar TPA Tlekung
Aroma tak sedap sampah TPA Tlekung menyeruak hingga ke pemukiman warga. Hal ini menjadi persoalan menahun yang tak kunjung terurai.(foto: nusadaily.com)

NUSADAILY.COM-KOTA BATU– Bau sampah TPA Tlekung masih dikeluhkan warga setempat. Persoalan menahun ini tak kunjung terurai. Masyarakat pun menilai Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu setengah hati menangani keluhan warga.

 

Sejumlah warga yang kecewa melampiaskan keluh kesahnya melalui banner. Isinya bertuliskan 'sampah e mambu sampah e, jaluk ditutup opo piye' (sampahnya bau sampah, minta ditutup atau bagaimana).

 

Kepala Desa Junrejo, Andi Faizal Hasan menyatakan, bau sampah menyengat yang berasal dari TPA Tlekung belum teratasi dengan baik hingga saat ini. Bau tak sedap itu sering muncul saat malam hari.

 

"Bau busuk sampah TPA Tlekung dikeluhkan warga sekitar. Bahkan setiap malam hari, sekitar pukul 19.00 WIB bau busuk sampah TPA Tlekung sampai Desa Junrejo. Padahal jarak Desa Junrejo dari TPA Tlekung sekitar 2,5 kilometer," ujar Faisal.

 

Dia mengungkapkan, bau sampah TPA Tlekung yang tercium hingga Desa Junrejo merupakan masalah klasik yang belum juga teratasi. Sebab itu, dia mendorong dinas terkait untuk bisa lebih serius lagi mengatasi permasalahan itu.

 

"Jangan hanya gerakan diawal saja. Lalu tidak dilanjutkan lagi," ujarnya. Padahal menurut Faisal, bau sampah itu dapat menggangu pernafasan warga, yang berdampak pada kondisi kesehatan.

 

Sementara itu, Plh Wali Kota Batu, Zadim Efisiensi merespon, perihal kritikan masyarakat perihal bau sampah di TPA Tlekung. Setelah dilakukan pengecekan ke lokasi. Ternyata bau menyengat itu berasal dari tumpukan sampah yang lama.

 

"Tumpukan sampah lama itu dibongkar. Nah saat dibongkar itu keluar bau tak sadap. Tumpukan sampah lama itu dibongkar untuk dimusnahkan dan diolah menggunakan mesin pirolisis," ujarnya.

 

Untuk mencegah bau sampah lama menyeruak ke permukiman saat malam hari, Zadim meminta agar petugas melakukan aktifitas menggeser gunungan sampah saat malam hari. Sehingga bau sampah bisa diminimalisir. Selain itu dia juga meminta penyemprotan eco enzim dan penaburan kapur dilakukan secara rutin, sehingga bau sampah bisa berkurang.

 

Pihaknya memohon maaf kepada warga setempat atas ketidaknyamanan itu. Zadim memastikan apabila tumpukan sampah lama itu sudah selesai dimusnahkan dan diolah. TPA Tlekung sudah tidak akan berbau lagi.

 

Zadim juga menyampaikan, karena lokasi TPA Tlekung ada di Desa Tlekung. Dia meminta Kepala DLH Kota Batu untuk menaruh perhatian lebih ke Desa Tlekung. Sehingga masyarakat setempat bisa dapat manfaat positif akan keberadaan TPA itu.

 

"Pertama mungkin bisa diserap melalui tenaga kerja. Kemudian masyarakat setempat bisa mendapatkan gas metan," katanya.

 

Selain itu, pihaknya berjanji Desa Tlekung akan memperoleh perhatian khusus dari Pemkot Batu. Dengan menampung aspirasi dari masyarakat desa itu. Perhatian khusus itu akan diwujudkan apabila masyarakat Desa Tlekung dan Junrejo butuh pembangunan. Pemkot Batu akan menyiapkan anggarannya.

 

"Ini bertujuan agar masyarakat Desa Tlekung dan Junrejo bisa lebih maju dan lebih sejahtera. Kami akan berikan anggaran khusus untuk mereka. Selain anggaran ADD, DD dan bagi hasil pajak dan retribusi," tutur Zadim.

 

Pemkot Batu juga menyampaikan bahwa TPA Tlekung kekurangan sampah organik untuk bahan baku kompos. Sehingga pihaknya berharap warga, utamanya pelaku usaha resto atau hotel bisa membuang sampah organik ke TPA Tlekung. Bahkan jika jumlahnya banyak petugas DLH siap mengambil sampah organik tersebut.

 

Sementara itu, Kepala DLH Kota Batu, Aries Setiawan mengatakan, pihaknya akan segera menindaklanjuti instruksi tersebut. Terutama perihal instruksi pemindahan sampah saat malam hari untuk meminimalisir bau sampah sampai ke permukiman warga.

 

"Pekan depan kami minta petugas memindah tumpukan sampah malam hari. Ini bertujuan untuk meminimalisir bau sampah. Karena selama ini pemindahan masih dilakukan saat jam kerja," ujarnya. 

 

Pihaknya terbuka atas kritik warga terkait permasalahan bau sampah. Ini bertujuan agar ada perbaikan dalam penanganan sampah di TPA Tlekung. Untuk selanjutnya dicarikan solusi bersama. Sebab persoalan sampah bukan hanya jadi urusan pemerintah. Apalagi Kota Batu sebagai kota wisata.

 

"Saat libur Nataru kemarin, sampah yang masuk ke TPA Tlekung tembus 180 ton per hari. Ini angka yang sangat luar biasa. Maka dari itu, mari dicari solusi bersama untuk mengatasi permasalahan sampah ini," tandasnya.(oer)

NUSADAILY.COM-KOTA BATU– Bau sampah TPA Tlekung masih dikeluhkan warga setempat. Persoalan menahun ini tak kunjung terurai. Masyarakat pun menilai Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu setengah hati menangani keluhan warga.

 

Sejumlah warga yang kecewa melampiaskan keluh kesahnya melalui banner. Isinya bertuliskan 'sampah e mambu sampah e, jaluk ditutup opo piye' (sampahnya bau sampah, minta ditutup atau bagaimana).

 

Kepala Desa Junrejo, Andi Faizal Hasan menyatakan, bau sampah menyengat yang berasal dari TPA Tlekung belum teratasi dengan baik hingga saat ini. Bau tak sedap itu sering muncul saat malam hari.

 

"Bau busuk sampah TPA Tlekung dikeluhkan warga sekitar. Bahkan setiap malam hari, sekitar pukul 19.00 WIB bau busuk sampah TPA Tlekung sampai Desa Junrejo. Padahal jarak Desa Junrejo dari TPA Tlekung sekitar 2,5 kilometer," ujar Faisal.

 

Dia mengungkapkan, bau sampah TPA Tlekung yang tercium hingga Desa Junrejo merupakan masalah klasik yang belum juga teratasi. Sebab itu, dia mendorong dinas terkait untuk bisa lebih serius lagi mengatasi permasalahan itu.

 

"Jangan hanya gerakan diawal saja. Lalu tidak dilanjutkan lagi," ujarnya. Padahal menurut Faisal, bau sampah itu dapat menggangu pernafasan warga, yang berdampak pada kondisi kesehatan.

 

Sementara itu, Plh Wali Kota Batu, Zadim Efisiensi merespon, perihal kritikan masyarakat perihal bau sampah di TPA Tlekung. Setelah dilakukan pengecekan ke lokasi. Ternyata bau menyengat itu berasal dari tumpukan sampah yang lama.

 

"Tumpukan sampah lama itu dibongkar. Nah saat dibongkar itu keluar bau tak sadap. Tumpukan sampah lama itu dibongkar untuk dimusnahkan dan diolah menggunakan mesin pirolisis," ujarnya.

 

Untuk mencegah bau sampah lama menyeruak ke permukiman saat malam hari, Zadim meminta agar petugas melakukan aktifitas menggeser gunungan sampah saat malam hari. Sehingga bau sampah bisa diminimalisir. Selain itu dia juga meminta penyemprotan eco enzim dan penaburan kapur dilakukan secara rutin, sehingga bau sampah bisa berkurang.

 

Pihaknya memohon maaf kepada warga setempat atas ketidaknyamanan itu. Zadim memastikan apabila tumpukan sampah lama itu sudah selesai dimusnahkan dan diolah. TPA Tlekung sudah tidak akan berbau lagi.

 

Zadim juga menyampaikan, karena lokasi TPA Tlekung ada di Desa Tlekung. Dia meminta Kepala DLH Kota Batu untuk menaruh perhatian lebih ke Desa Tlekung. Sehingga masyarakat setempat bisa dapat manfaat positif akan keberadaan TPA itu.

 

"Pertama mungkin bisa diserap melalui tenaga kerja. Kemudian masyarakat setempat bisa mendapatkan gas metan," katanya.

 

Selain itu, pihaknya berjanji Desa Tlekung akan memperoleh perhatian khusus dari Pemkot Batu. Dengan menampung aspirasi dari masyarakat desa itu. Perhatian khusus itu akan diwujudkan apabila masyarakat Desa Tlekung dan Junrejo butuh pembangunan. Pemkot Batu akan menyiapkan anggarannya.

 

"Ini bertujuan agar masyarakat Desa Tlekung dan Junrejo bisa lebih maju dan lebih sejahtera. Kami akan berikan anggaran khusus untuk mereka. Selain anggaran ADD, DD dan bagi hasil pajak dan retribusi," tutur Zadim.

 

Pemkot Batu juga menyampaikan bahwa TPA Tlekung kekurangan sampah organik untuk bahan baku kompos. Sehingga pihaknya berharap warga, utamanya pelaku usaha resto atau hotel bisa membuang sampah organik ke TPA Tlekung. Bahkan jika jumlahnya banyak petugas DLH siap mengambil sampah organik tersebut.

 

Sementara itu, Kepala DLH Kota Batu, Aries Setiawan mengatakan, pihaknya akan segera menindaklanjuti instruksi tersebut. Terutama perihal instruksi pemindahan sampah saat malam hari untuk meminimalisir bau sampah sampai ke permukiman warga.

 

"Pekan depan kami minta petugas memindah tumpukan sampah malam hari. Ini bertujuan untuk meminimalisir bau sampah. Karena selama ini pemindahan masih dilakukan saat jam kerja," ujarnya. 

 

Pihaknya terbuka atas kritik warga terkait permasalahan bau sampah. Ini bertujuan agar ada perbaikan dalam penanganan sampah di TPA Tlekung. Untuk selanjutnya dicarikan solusi bersama. Sebab persoalan sampah bukan hanya jadi urusan pemerintah. Apalagi Kota Batu sebagai kota wisata.

 

"Saat libur Nataru kemarin, sampah yang masuk ke TPA Tlekung tembus 180 ton per hari. Ini angka yang sangat luar biasa. Maka dari itu, mari dicari solusi bersama untuk mengatasi permasalahan sampah ini," tandasnya.(oer)