Aneh Deh! Demo Pro-Palestina di Kampus AS Dinarasikan Anti-Semit

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia Sya'roni Rofii menyebut narasi anti-semit tak lepas dari pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

May 7, 2024 - 07:35
Aneh Deh! Demo Pro-Palestina di Kampus AS Dinarasikan Anti-Semit

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Kampus-kampus ternama di Amerika Serikat menjadi sorotan karena menggelar kamp perkemahan sebagai bentuk dukungan kepada Palestina di tengah agresi Israel.

Menurut laporan CNN, tercatat lebih dari 20 kampus di 16 negara bagian AS menggelar aksi bela Gaza.

Namun, demo diwarnai penangkapan dan kekerasan. Pekan lalu, jumlah pengunjuk rasa yang ditangkap mencapai 2.100 orang.

Di tengah gemuruh dukungan untuk Palestina, sejumlah pihak membenturkan aksi ini dengan narasi anti-semit.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia Sya'roni Rofii menyebut narasi anti-semit tak lepas dari pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Antisemitisme merupakan suatu sikap permusuhan atau prasangka terhadap komunitas Yahudi.

Tindakan ini bisa berbentuk ujaran kebencian, penganiayaan hingga penyiksaan.

"Netanyahu menyebut gerakan tersebut mirip gerakan Nazi. Saya kira pernyataan Netanyahu memiliki pengaruh terhadap penciptaan opini tersebut," kata Sya'roni dilansir CNNIndonesia.com, Senin (6/5).

Para pedemo di kampus-kampus AS padahal menuntut universitas memutus hubungan hingga pendanaan dari lembaga yang berafiliasi dengan Israel.

Mereka juga mendesak pembebasan Palestina serta gencatan senjata segera di Gaza.

Pengamat HI lain dari kampus yang sama Yon Machmudi mengatakan narasi anti semitisme berkembang di negara Barat terutama Amerika Serikat untuk menghalau kritik terhadap Israel.

Israel merupakan sekutu dekat AS. Pengamat asing menilai aliansi kedua negara itu sangat kuat karena pembagian intelijen dan kesatuan ideologi serta kerja sama di bidang keamanan.

"Sisi yang lain, yang sudah lama berkembang di negara Barat, terutama di Amerika, adalah segala hal kritik ke Israel selalu disikapi dengan tuduhan antisemit," ujar Yon.

Israel, lanjut dia, seakan-akan anti kritik dan tindakan mereka tak boleh dikecam dengan cara apapun.

Pembungkaman kritik itu menjadi catatan tersendiri terkait situasi hak asasi manusia di Amerika Serikat.

"Jadi siapapun yang mengecam, mengkritik, termasuk juga akademisi di Amerika akan dikenai ya semacam tuduhan antisemitisme dan itu menjadi sangat serius," ungkap Yon.

Yon memandang demo di kampus-kampus AS sebagai tindakan yang berani dan bukan antisemitisme.

Aksi itu menjalar di perguruan tinggi di Negeri Paman Sam karena ketidakadilan dan penindasan yang terjadi di Palestina.

Demo itu, lanjut Yon, bahkan bisa menjadi dekonstruksi atau penghancuran propaganda terhadap konsep antisemitsme.

Dekonstruksi merupakan suatu pemikiran guna memahami kontradiksi yang ada dan mencoba untuk membangun kembali makna yang sudah melekat.

Jika kesadaran sudah muncul maka peluang Palestina merdeka terbuka lebar.

"Kalau kesadaran ini terbentuk saya kira jalan menuju kemerdekaan Palestina akan semakin terbuka karena sehubungan tadi negara besar termasuk Amerika berkomitmen mewujudkan kemerdekaan Palestina," ujar dia.

Ditunggangi Demokrat-Republik?

Sementara itu, Sya'roni punya penilaian berbeda, ia juga mengatakan anggota Partai Republik sekaligus bakal calon presiden AS Donald Trump dan Presiden saat ini dari Partai Demokrat Joe Biden turut memainkan isu tersebut jelang pemilu.

"Jadi Trump dan Biden saya kira sedang memainkan isu tersebut. Trump lebih spesifik menyebut aksi dilakukan oleh pendukung Hamas," ujar Sya'roni.

Republik sudah lama menargetkan kampus-kampus yang berseberangan secara ideologi dengan mereka. Partai ini juga punya satu suara terkait agresi di Gaza yakni mendukung penuh Israel.

Republik juga disebut-sebut menggambarkan universitas sebagai simpatisan teroris yang mengancam nilai-nilai inti Amerika dan eksistensi mereka.

Sementara itu, Demokrat punya sikap berbeda soal agresi Israel. Pengamat asing memandang demo di kampus-kampus ini mengandung pesan kemenangan dari Republik ke lawan-lawan mereka.(han)