5 Fakta Tiko Anak Bu Eni yang Alami Depresi

Seorang pemuda bernama Tiko merawat sang ibu, Eny, yang diduga mengalami depresi di rumah mewah yang terbengkalai tanpa air dan listrik di kawasan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur selama 12 tahun.

Jan 7, 2023 - 17:13
5 Fakta Tiko Anak Bu Eni yang Alami Depresi
Berikut 5 fakta Tiko yang merawat sang ibu, Eny, di rumah mewah mereka yang terbengkalai, tanpa listrik dan air, 12 tahun terakhir. (CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Seorang pemuda bernama Tiko merawat sang ibu, Eny, yang diduga mengalami depresi di rumah mewah yang terbengkalai tanpa air dan listrik di kawasan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur selama 12 tahun.

Eny diduga mulai mengalami depresi setelah sang suami pergi ke luar kota belasan tahun silam dan hingga kini tak kembali.

"Kalau kami lihat (penyebab masalah kejiwaan Eny) mungkin faktor ekonomi, terus pikiran. Mungkin permasalahan keluarganya. Menghidupi seorang anak, itu mengganggu mentalnya," ujar Ketua RT 06/RW 02, Kelurahan Jatinegara, Noves, Rabu (4/1).

Berikut fakta-fakta kehidupan Tiko yang merawat sang ibu yang mengalami depresi.

1. Tadah air hujan untuk mandi dan masak

Tiko disebut merawat sang ibu yang diduga mengalami depresi di rumah mewah yang terbengkalai selama 12 tahun. Demi bertahan hidup di rumah tanpa air dan listrik, Tiko dan Ibu menadah air hujan untuk keperluan mandi dan masak.

Kondisi perekonomian keluarga itu disebut mengalami keterbatasan setelah mereka ditinggal pergi suami sekaligus ayah hingga kini, sehingga rumah mewah dua lantai terbengkalai sejak 2010.

2. Tiko putus sekolah sejak 1 SMP

Kondisi ekonomi yang terbatas, membuat Tiko harus putus sekolah sejak kelas satu SMP. Tiko kemudian meminta bantuan kepada warga sekitar untuk bekerja menjadi operator warung internet (warnet), hingga menjual perabot demi memenuhi kebutuhan hidup.

"Seiring berjalannya waktu, ketika saya jadi pengurus RT, saya tawarkan (Tiko) jadi (petugas) keamanan. Kasihan, daripada keliling, maka kami jadikan keamanan. Sampai saat ini," kata Noves.

3. Sempat tolak bantuan

Lurah Jatinegara Slamet Sihabudin menyebut Eny sempat menolak bantuan baik dari warga setempat maupun pemerintah lantaran merasa mampu mencukupi kehidupan sehari-hari.

Slamet menduga Eny gengsi menerima bantuan tersebut dan memilih hidup tanpa listrik dan air bertahun-tahun. Sebab, Eny sebelumnya merupakan orang yang berada.

"Iya begitu (menolak bantuan dan hidup tanpa listrik) karena kan dia itu kan awalnya orang berada. Jadi enggak mau dibantu," kata Slamet di Komplek PLN, Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (5/1).

Slamet mengklaim warga sekitar kerap memberikan bantuan kepada Eny, namun ditolak secara mentah-mentah.

Warga lantas berupaya agar bantuan itu tersalurkan dengan memberikan pekerjaan Tiko sebagai petugas keamanan komplek.

"Tiko adalah anak yang penurut dengan ibu. Apa-apa harus izin ke ibunya. Dia tinggal di sini, dari lingkungan si Ibu Eny kalau dikasih bantuan sosial enggak mau," ujarnya.

4. Tiko dibiayai sekolah Paket C

Menurut Slamet, Tiko merupakan anak yang berprestasi. Tiko bahkan sempat mendapatkan beasiswa sebelum memilih putus sekolah pada kelas 1 SMP karena keterbatasan ekonomi.
Namun, pengurus RT 06 RW 02 Jatinegara berupaya agar Tiko dapat kembali menempuh pendidikan. Tiko lantas dibiayai untuk sekolah Paket C.

"Akhirnya sama lingkungan diusahakan biar bisa sekolah. Dibiayai Paket C dan lingkungan mengajar Tiko agar sekolah mobil. Jadi Tiko diberdayakan sama lingkungan kalau ada yang perlu bepergian bisa jadi sopir. Sehingga ada penghasilan. Itu dipakai untuk membiayai ibunya," ujarnya.

5. Pembersihan rumah mewah yang terbengkalai

Sejumlah petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) membersihkan rumah mewah terbengkalai milik Eny yang berada di kawasan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Kamis (5/1).

Ketua Grup Zona 6 PPSU Cakung, Usman A Latief, mengatakan kegiatan pembersihan dilakukan sejak Selasa (3/1). Kegiatan pembersihan itu meliputi pemangkasan pohon dan pembersihan seluruh area rumah mulai dari lantai satu hingga lantai dua.

Ia menerangkan kondisi rumah mewah terbengkalai itu diselimuti debu tebal. Bahkan, kata dia, debu-debu di dalam rumah susah hilang saat dibersihkan. Latief mengaku prihatin melihat kondisi rumah tersebut.

"Pembersihan semua. Lantai atas, lantai bawah, kamar, teras. Debunya lumayan, disemprot enggak hilang," kata Latief saat ditemui di lokasi beberapa waktu lalu.

Ibu RT 06/RW 02 Kelurahan Jatinegara, Ina Sunarsih, mengatakan sebelumnya pengurus RT sudah melakukan pembersihan, tetapi hanya di area depan rumah. Ia menyebut Eny tak memberi izin saat warga hendak membersihkan area dalam rumah.

"Dulu pun pihak RT sudah ada pembersihan tapi hanya bagian depan saja karena kita enggak bisa masuk. Kondisi Ibu Eny tidak mengizinkan. Mas Tiko sih khawatir ibunya seperti itu karena sudah mulai ketakutan kalau ada orang masuk, marah-marah," kata Ina.

"Waktu itu kami dari pihak kelurahan sudah membantu juga. Jadi sebelum viral pun kita sudah upaya ke situ," sambungnya.

Kini, kondisi rumah Eny tampak sedikit lebih bersih. Tak ada lagi tanaman liar yang tumbuh di halaman rumah.

Selain itu, pohon rimbun yang menutupi area depan rumah pun dipangkas, sehingga suasana rumah terlihat sedikit lebih hidup.

Namun, rumah tersebut tampak kosong. Tak ada barang-barang di dalamnya. Hanya ada sofa yang sudah tampak usang di bagian garasi rumah.

(roi)