WHO Peringatkan Resiko Biologis Setelah Paramiliter Sudan Rebut Laboratorium

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan tentang risiko biologis yang sangat besar setelah paramiliter Sudan merebut Laboratorium Kesehatan Masyarakat Nasional di ibu kota Khartoum, ketika negara-negara asing berlomba untuk melakukan upaya evakuasi cepat dari negara itu dan kekerasan merusak gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat (AS).

Apr 29, 2023 - 00:16
WHO Peringatkan Resiko Biologis Setelah Paramiliter Sudan Rebut Laboratorium
Perang di Sudan kian memanas meski ada gencatan senjata (Foto: Reuters)

NUSADAILY.COM - SUDAN - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan tentang risiko biologis yang sangat besar setelah paramiliter Sudan merebut Laboratorium Kesehatan Masyarakat Nasional di ibu kota Khartoum, ketika negara-negara asing berlomba untuk melakukan upaya evakuasi cepat dari negara itu dan kekerasan merusak gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat (AS).

Sumber medis berpangkat tinggi mengatakan kepada CNN bahwa laboratorium, yang berisi sampel penyakit dan bahan biologis lainnya, telah diambil alih oleh pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF). WHO tidak menyalahkan penyitaan laboratorium tetapi mengatakan teknisi medis tidak lagi memiliki akses ke fasilitas tersebut.

RSF membantah mengambil kendali laboratorium. Mereka mengatakan kepada CNN dalam sebuah pernyataan pada Rabu (26/4/2023) bahwa pihaknya tidak memiliki kendali atas laboratorium.

Nima Saeed Abid, perwakilan WHO di Sudan, menggambarkan perkembangan tersebut sebagai sangat berbahaya karena pihaknya memiliki isolat polio di laboratorium, isolat campak di laboratorium, dan isolat kolera di laboratorium.

“Ada risiko biologis yang sangat besar terkait dengan pendudukan laboratorium kesehatan masyarakat pusat di Khartoum oleh salah satu pihak yang bertikai,” tambahnya.

WHO mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada CNN bahwa "teknisi laboratorium terlatih tidak lagi memiliki akses ke laboratorium" dan bahwa fasilitas tersebut telah mengalami pemadaman listrik, yang berarti "tidak mungkin untuk mengelola bahan biologis yang disimpan di laboratorium dengan benar untuk kepentingan medis."

Menurut direktur jenderal laboratorium, pemadaman listrik juga berarti ada risiko pembusukan karena menipisnya stok kantong darah.

Sumber medis mengatakan kepada CNN bahwa "bahayanya terletak pada pecahnya konfrontasi bersenjata di laboratorium karena itu akan mengubah laboratorium menjadi bom kuman."

“Intervensi internasional yang mendesak dan cepat diperlukan untuk memulihkan listrik dan mengamankan laboratorium dari konfrontasi bersenjata apa pun karena kita menghadapi bahaya biologis yang nyata,” tambah sumber itu.

Seperti diketahui, tembakan dan raungan jet tempur terdengar oleh wartawan CNN di Khartoum pada Selasa (25/4/2023), setengah hari setelah pengumuman gencatan senjata 72 jam menimbulkan harapan untuk membuka rute pelarian bagi warga sipil yang putus asa untuk melarikan diri.

(roi)