Talut Irigasi Ambrol di Desa Dadi Magetan Ditutup Dengan Karung Pasir

Mar 8, 2024 - 16:40
Talut Irigasi Ambrol di Desa Dadi Magetan Ditutup Dengan Karung Pasir
BPBD Magetan, TNI, Polri dan warga bergotongroyong menutup takut irigasi ambrol di desa Dadi Plaosan dengan karung berisi pasir.

NUSADAILY.CO.ID - MAGETAN - Badan Penangulangan Bencana (BPBD) Magrtan bersama TNI, POLRI dan warga menutup talut irigasi yang ambrol dengan karung berisi pasir dan tanah di Dukuh Kuren, Desa Dadi, Kecamatan Plaosan, Magetan, Jawa Timur, pada hari Jumat (08/03/2024). 

Kapolsek Plaosan, AKP Joko Yuwono mengatakan, jika telah dilakukan kerja bakti tersebut dilakukan untuk mencegah dampak banjir susulan yang membahayakan pemukiman padat penduduk yang berada di bawahnya.

"Ada sebanyak 500 karung bantuan dari PU kita isi dengan batu pasir tanah untuk membuat tanggul setinggi 1 meter dengan panjang lebih dari 5 meter untuk menutup talut irigasi yang kemaren ambrol," kata Joko.

"Kerja bakti ini merupakan bentuk sinergitas antara Polri, pemerintah desa, dan masyarakat dalam mengatasi dampak bencana alam. Dengan semangat gotong royong, diharapkan talut irigasi dapat segera diperbaiki dan mencegah terjadinya banjir kembali," imbuhnya.

Penutupan talut yang jebol berjalan dengan lancar dan jebolan dapat tertutup rapat. Meski begitu masyarakat diminta untuk tetap hati hati bila hujan kembali turun. 

"Untuk sementara aman, namun harus tetap hati hati hingga menunggu perbaikan secara permanen dari pemerintah," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, hujan dengan intensitas tinggi menguyur wilayah atas di kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada Kamis (7/3/2024) mengakibatkan talut irigasi sepanjang 10 meter di Dusun Kuren Desa Dadi Kecamatan Plaosan ambrol. Akibatnya, belasan rumah dan lahan pertanian di bawahnya diterjang banjir lumpur.

Menurut Mardi (60), salah satu warga terdampak, hujan deras berlangsung selama lebih dari satu jam sebelum talut ambrol.

"Saya dan keluarga sedang istirahat siang saat itu. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, dan batu seukuran kepalan tangan bersama air dan lumpur dari atas menerjang rumah saya. Banjir kemudian masuk ke dalam rumah, kami semuanya panik," kata Mardi.

Mardi menjelaskan, banjir berasal dari saluran irigasi yang tidak kuat menahan debit air hujan dari arah jalan tembus Sarangan dan persawahan.

"Posisi irigasi di atas pemukiman warga kurang lebih 75 meter. Jadi ketika irigasi ambrol, rumah-rumah di bawahnya terimbas," kata Saji, warga terdampak lainnya.

Warga berusaha menahan laju air agar tidak masuk ke dalam rumah dengan karung. Hari Karyanto, perangkat desa setempat, mengatakan 15 rumah dan puluhan lahan persawahan rusak akibat banjir.

"Saluran air berada di tebing setinggi 75 meteran. Ketika hujan lebat, saluran penuh, dan dinding bangunan yang sudah lama tidak kuat menampung debit air dari atas dan dari persawahan. Air kemudian ambrol menerjang sawah dan rumah di bawah," terangnya.

Menurut Hari, pembuatan tanggul di lokasi ambrol tidak memungkinkan karena sisi sebalah berupa jurang dalam. "Sulit dibuatkan tanggul. Bisanya mematikan air dari arah atas. Dari arah jalan tembus, namun bila kembali turun hujan ya sulit. Pasti akan kembali banjir," jelasnya.

Peristiwa tersebut telah dilaporkan kepada pihak kecamatan dan BPBD Magetan untuk segera mendapatkan penanganan.

Hingga petang, warga terdampak masih melakukan pembersihan material banjir. Tidak ada korban jiwa maupun rumah roboh akibat tanggul jebol ini.

"Kami bersama Forkopimca Plaosan BPBD TNI dan warga melakukan penutupan aliran air dari arah atas agar tidak semakin menggerus saluran. Mendata warga terdampak serta antisipasi bila turun hujan kembali," kata Kapolsek Plaosan AKP Joko Yuwono.

Pihaknya menghimbau kepada warga yang berada di bawah saluran air yang jebol untuk berhati-hati bila hujan kembali turun.

"Yang jelas tidak ada korban jiwa maupun rumah roboh dalam peristiwa bencana ini. Kerugian masih dalam pendataan BPBD Magetan," pungkasnya. (nto).