Seniman Ponorogo Regol Wengker Kecam Keras Tuduhan Monumen Reog sebagai Berhala

Menurut Suyadi, pernyataan yang menyebut Monumen Reog sebagai berhala sangat menyakitkan bagi para seniman yang peduli dengan warisan budaya Ponorogo.

May 26, 2024 - 19:56
Seniman Ponorogo Regol Wengker Kecam Keras Tuduhan Monumen Reog sebagai Berhala

Ponorogo, Nusadaily.com - Puluhan seniman Reog Ponorogo yang tergabung dalam paguyuban Regol Wengker menggelar aksi damai pada Minggu sore (26/5/2024) di bawah Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP) di Desa/Kecamatan Sampung. Aksi ini merupakan bentuk kecaman terhadap pernyataan yang menyebut Monumen Reog sebagai berhala.

Dalam aksi tersebut, para seniman mempertontonkan pertunjukan Reog sambil berorasi di sekitar monumen. Mereka dengan tegas menolak label berhala yang dilekatkan pada Monumen Reog, menegaskan bahwa monumen tersebut adalah simbol budaya Ponorogo yang luhur.

"Assalamulaikum, Luur... ini yang disebut berhala? Monumen Reog Ponorogo di Sampung ini adalah simbol budaya adiluhung, bukan berhala," teriak para seniman secara serentak dalam orasi mereka.

Suyadi, salah satu seniman yang berorasi, secara tegas mengecam ucapan yang merendahkan Monumen Reog. "Intinya kami mengecam dan menolak ucapan terkait berhala yang ditujukan ke Monumen Reog," tegasnya. 

Ia juga menambahkan bahwa monumen ini dibangun sebagai simbol budaya Ponorogo yang luhur dan untuk kesejahteraan rakyat.

Menurut Suyadi, pernyataan yang menyebut Monumen Reog sebagai berhala sangat menyakitkan bagi para seniman yang peduli dengan warisan budaya Ponorogo. 

Ia berharap aksi penolakan semacam ini tidak hanya dilakukan oleh paguyuban Regol Wengker, tetapi juga melibatkan seluruh seniman untuk menegaskan pentingnya melestarikan Reog sebagai warisan nenek moyang.

"Para seniman harus bergerak menyuarakan dan mengecam ucapan itu. Karena Monumen Reog bukanlah berhala, melainkan simbol budaya Ponorogo yang harus dijaga dengan baik," pungkasnya.

Diketahui bahwa kecaman serupa telah dilakukan oleh paguyuban reog lainnya, seperti Margo Jati dan Harimau Tenggara. Hari ini, giliran Regol Wengker dari Kecamatan Sampung yang menyuarakan penolakan mereka. (nto).