Selidiki Jejak Kasus 43 Mahasiswa di Meksiko, 2 Detektif Juga Ikut Hilang

Dua detektif yang menyelidiki kasus 43 mahasiswa hilang hampir sepuluh tahun lalu juga dinyatakan hilang di Meksiko, ujar Presiden Andres Manuel Lopez Obrador.

Mar 13, 2024 - 07:35
Selidiki Jejak Kasus 43 Mahasiswa di Meksiko, 2 Detektif Juga Ikut Hilang

Nusadaily.co.id - Mexico City: Dua detektif yang menyelidiki kasus 43 mahasiswa hilang hampir sepuluh tahun lalu juga dinyatakan hilang di Meksiko, ujar Presiden Andres Manuel Lopez Obrador.

 

Dilansir dari medcom.id, Lopez Obrador mengatakan bahwa upaya pencarian telah diluncurkan untuk menemukan dua detektif federal, yang terdiri dari seorang pria dan perempuan.

 

Berbicara dalam konferensi pers harian, sang presiden berkata: "Saya berharap ini tidak ada hubungannya dengan pihak-pihak yang tidak ingin kita menemukan para pemuda tersebut."

 

Melansir dari Independent.co.uk, Rabu, 13 Maret 2024, hilangnya kedua detektif merupakan tanda terbaru dari tantangan berat di bidang hukum dan ketertiban di negara bagian Guerrero, tempat resor Acapulco berada.

 

Negara bagian ini telah dihantui kasus 43 mahasiswa di Guerrero, yang hilang pada 2014 dan diyakini telah diculik otoritas setempat untuk kemudian diserahkan dan dibunuh geng narkoba.

 

Para mahasiswa di perguruan tinggi tersebut, yang berlokasi di Tixtla sebelah utara Acapulco, memiliki sejarah panjang dalam demonstrasi dan bentrokan dengan polisi. Pekan kemarin, seorang mahasiswa di Meksiko ditembak mati dalam apa yang menurut polisi merupakan konfrontasi dengan sejumlah mahasiswa yang mengendarai mobil curian.

 

Salah satu polisi yang terlibat dalam penembakan tersebut telah ditahan dan diselidiki, setelah presiden menggambarkan penembakan tersebut sebagai "penyalahgunaan wewenang" dan menegaskan bahwa mahasiswa yang meninggal tidak menembakkan senjata apa pun.

 

Namun Lopez Obrador mengakui pada Selasa kemarin bahwa polisi negara bagian yang ditahan dalam kasus tersebut sempat melarikan diri dari tahanan, sebelum kemudian diserahkan kepada jaksa federal.

 

Presiden menyatakan bahwa polisi negara bagian Guerrero tidak menjaga rekan mereka dengan baik, dengan mengatakan bahwa "protokol penangkapan tidak diikuti."

 

Sementara itu, total 43 mahasiswa laki-laki yang hilang di Meksiko satu dekade lalu diyakini telah dibunuh dan dibakar anggota geng narkoba. Kedua detektif yang hilang itu adalah bagian dari upaya selama bertahun-tahun untuk menemukan di mana tulang belulang puluhan siswa itu dikubur.

 

Pihak berwenang Meksiko hanya mampu mengidentifikasi pecahan tulang yang terbakar pada tiga dari 43 mahasiswa yang hilang. Pekerjaan ini sebagian besar melibatkan pencarian tempat pembuangan jenazah secara rahasia di daerah pedesaan dan terpencil di Guerrero, tempat kartel narkoba aktif beroperasi.(*)