Perawat Dituding Lakukan Injeksi hingga Lima Kali, Direktur RS Elisabeth Buka Suara

Jul 5, 2023 - 01:56
Perawat Dituding Lakukan Injeksi hingga Lima Kali, Direktur RS Elisabeth Buka Suara
: Direktur RS Elisabeth Situbondo, drg. Indra Gunawan saat ditemui Jurnalis Nusadaily.com di ruangannya. (Fathur Rozi)

NUSADAILY.COM - SITUBONDO - Direktur Rumah Sakit (RS) Elisabeth Situbondo, drg. Indra Gunawan membantah perawat di rumah sakit yang ia pimpin melakukan injeksi hingga lima kali kepada pasien bernama Dicky Pramana, warga Desa Kayumas, Kecamatan Arjasa.

 

Menurut drg. Indra, perawat di Ruang IGD RS Elisabeth hanya melakukan injeksi sebanya tiga kali. "Tetapi, orang tua pasien ini menyampaikan disuntik hingga lima kali tidak berhasil dan dia menyampaikan perawat kami itu perawat magang yang coba-coba. Saya sampaikan itu tidak benar ya," ucapnya, Selasa (4/7/2023).

 

Pria asal Pasuruan ini menyampaikan, Dicky Pramana datang pada hari Minggu, 2 Juli 2023, sekitar pukul 19.00 WIB. "Di mana pasien memiliki keluhan rasa nyeri di salah satu bagian tubuhnya dan oleh petugas kami dilakukan pemeriksaan, dokter umum IGD kami juga sudah melakukan pemeriksaan. Hasilnya kami menawarkan perawatan kepada yang bersangkutan rawat inap untuk observasi lebih lanjut," imbuhnya.

 

Namun, lanjut drg. Indra, pihak pasien tidak berkenan untuk dilakukan rawat inap. "Mereka minta untuk rawat jalan saja sambil diberi obat untuk penanganan rasa nyerinya. Kemudian oleh petugas kami diberi obat untuk menghilangkan rasa nyeri yang mana memang obat ini harus disuntikkan," bebernya.

 

Kondisi itu, lanjut drg. Indra, dilakukan karena pasien tidak berkenan untuk rawat inap. "Karena dia rawat jalan, sehingga kami tidak bisa memberikan obat lewat infus," ucapnya.

 

Pria 34 tahun ini menegaskan, perawat yang melakukan injeksi kepada Dicky adalah perawat senior dan sudah berpengalaman sekitar lima tahun. "Jadi bukan seperti pemberitaan yang beredar ya. Di mana yang menyuntik perawat magang, itu bukan ya," bebernya.

 

Pada saat dilakukan pemeriksaan awal, lanjut drg. Indra, pembuluh darah Dicky terbilang tipis. Sehingga, saat proses injeksi pembuluh darah pasien pecah.

 

"Dari pemberitaan yang ada disampaikan sampai lima kali (injeksi -red) itu tidak benar ya. Sebab yang dilakukan oleh perawat kami hanya sebatas tiga kali," pungkasnya.

 

drg. Indra menjelaskan, setelah diinjeksi hingga tiga kali namun tetap gagal, maka pihaknya meminta persetujuan kepada keluarga Dicky agar proses injeksi berikutnya dibantu oleh perawat lain. "Akan tetapi, dari pihak keluarga tidak berkenan dan malah meninggalkan ruang IGD. Selang beberapa saat kemudian, datang seseorang informasinya orang tua dari pasien," tuturnya.

 

Lebih jauh, drg Indra memastikan, semua perawat di RS Elisabeth telah memiliki izin dan berpengalaman. Sehingga, dirinya tidak terima bila perawat RS Elisabeth tidak profesional. "Untuk kegagalan dari tindakan injeksinya itu ada beberapa faktor. Pertama bisa berhubungan langsung dengan penyakit yang diderita pasien. Kedua adalah penyebabnya dari struktur pembuluh darah yang dimiliki oleh pasien cenderung tipis, sehingga pada saat dimasukkan obatnya pembuluh darahnya pecah," tutupnya.

 

Sebelumnya, orang tua Dicky Pramana, Yono menyayangkan layanan kesehatan di RS Elizabeth Situbondo. Sebab, seorang perawat di Ruang IGD melakukan tindakan salah, sehingga anaknya lari usai gagal diinjeksi sebanyak lima kali. (fat/wan)