Perang Rusia-Ukraina Kian Membara, Apartemen Dnipro Dirudal Gunakan KH-22

"Militer Ukraina tak memiliki senjata yang mampu menembak jatuh tipe rudal seperti itu. Sejak awal agresi Rusia, lebih dari 210 misil tipe tersebut diluncurkan di wilayah Ukraina. Tak satu pun yang bisa ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara (Ukraina)," lanjut pernyataan Angkatan Udara Ukraina.

Jan 16, 2023 - 15:33
Perang Rusia-Ukraina Kian Membara, Apartemen Dnipro Dirudal Gunakan KH-22

NUSADAILY.COM – MOSKOW - Rusia menghantam apartemen di Dnipro Ukraina menggunakan rudal tua anti-kapal perang dan kapal induk, Kh-22 pada Sabtu (14/1).

Sebelumnya dilaporkan 21 orang tewas dan 73 lainnya luka-luka akibat hantaman rudal yang kembali 'dihujani' Rusia ke wilayah Ukraina.

Pihak Komando Angkatan Udara Ukraina dalam laman Facebook mereka tak meragukan lagi bahwa rudal yang digunakan Rusia adalah rudal Kh-22, seperti dikutip dari CNN.

"Radar mendeteksi perkiraan peluncuran rudal, ketinggian, dan kecepatannya. Tak diragukan lagi itu merupakan misil X-22 (Kh-22)," demikian keterangan dari Angkatan Udara Ukraina.

"Militer Ukraina tak memiliki senjata yang mampu menembak jatuh tipe rudal seperti itu. Sejak awal agresi Rusia, lebih dari 210 misil tipe tersebut diluncurkan di wilayah Ukraina. Tak satu pun yang bisa ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara (Ukraina)," lanjut pernyataan Angkatan Udara Ukraina.

Juru bicara Angkatan Udara Ukraina Yuri Ihnat, mengatakan kepada CNN bahwa Kh-22 biasanya diluncurkan dari pesawat bomber jarak jauh Tu-22M3. Peluncuran diperkirakan dari dekat Kursk dan Laut Azov.

"Total ada sekitar lima kali peluncuran rudal tersebut," tutur Ihnat terkait aksi bombardir Rusia di Dnipro pada Sabtu.

"Mereka (Rusia) menyerang kota padat penduduk yang terdiri dari warga sipil, perempuan, dan anak-anak, menggunakan rudal itu. Tak ada penjelasan dan pembenaran atas aksi teroris ini," katanya lagi.

Kh-22 merupakan tipe rudal yang lebih tua dan kurang akurat dibandingkan dengan sebagian besar misil modern lainnya. Para pengamat Barat mengatakan Kh-22 tak seakurat rudal generasi berikutnya. Penyimpangan dari target bisa mencapai radius 500 meter.

CNN melaporkan bahwa pada akhir Juni tahun lalu Kh-22 menyasar ke mal Kemenchuk di Ukraina tengah sehingga menghancurkan pusat perbelanjaan tersebut.

Kementerian Pertahanan Rusia saat itu mengklaim menargetkan fasilitas bengkel militer Ukraina, beberapa ratus meter dari mal tersebut. Setidaknya 18 warga sipil di mal itu tewas akibat hantaman rudal Kh-22.

Zelensky Tuding Warga Rusia Pengecut
Terpisah, Presiden Volodymyr Zelensky mengecam warga Rusia yang bungkam setelah 30 warga Ukraina tewas akibat serangan rudal pasukan Negeri Beruang Merah di Dnipro akhir pekan lalu.

"Sikap bungkam kalian yang bak pengecut, upaya kalian 'menunggu' yang sedang terjadi, hanya akan berakhir dengan kenyataan bahwa satu hari, teroris yang sama [pemerintah Rusia] akan memburu kalian," ujar Zelensky, seperti dikutip AFP, Minggu (15/1).

Zelensky mengaku kecewa karena ia menerima pesan dukungan dari warga dari negara-negara lainnya. Namun, warga Rusia "sekarang tak bisa mengutarakan kata-kata kecaman atas teror ini."

Ia kemudian mengungkap bahwa dalam serangan di Dnipro itu, 30 orang meninggal, termasuk seorang anak berusia 15 tahun dan dua anak lainnya yang dilaporkan sudah yatim piatu.

Hingga kini, tim penyelamat juga masih mencari 30 orang yang dinyatakan hilang. Mereka mencari tanda-tanda puluhan orang itu di tengah puing-puing gedung.

Sementara itu, Ukraina juga masih terus menghadapi gempuran Rusia di berbagai penjuru negara, termasuk Donetsk.

Di Donetsk, pertempuran sengit pecah di daerah Soledar. Rusia dan Ukraina sempat saling klaim menguasai kawasan itu pada akhir pekan lalu.

Awalnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa pasukan mereka berhasil merebut Soledar, kawasan yang memang menjadi konsentrasi tempur Negeri Beruang Merah belakangan ini.

"Soledar bisa direbut karena bombardir terus menerus terhadap musuh dengan tembakan, pasukan udara, pasukan rudal dan artileri, dan pasukan Rusia," demikian pernyataan Kemhan Rusia yang dikutip Reuters, Sabtu (14/1).

Menurut Kemhan Rusia, perebutan Soledar bakal membuat jalur suplai Ukraina menuju Kota Bakhmut terputus. Selama ini, Rusia memang mengincar Bakhmut, tapi tak kunjung tercapai.

Beberapa jam setelah pengumuman itu, Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan pertempuran di Soledar masih berlangsung.

"Pertempuran sulit di kawasan Donetsk masih berlanjut. Pertempuran di Bakhmut dan Soledar dan kota-kota dan desa lain di timur negara kami masih berlangsung," ucap Zelensky.

Tak lama setelah itu, Gubernur Donetsk, Pavlo Kyrylenko, mengklaim bahwa Soledar masih berada di bawah kekuasaan pasukan Ukraina.

"Soledar masih di bawah kendali militer kami, meski beberapa pertempuran di jalan dan di luar kota karena musuh mencoba masuk dari beberapa arah. Pihak musuh mengalami kekalahan besar," katanya.

Para pakar menilai Ukraina memang memiliki sistem pertahanan yang baik di Soledar. Meski terus digempur, Ukraina dapat bertahan, bahkan melawan balik.(han)