PENDIDIKAN KARAKTER DALAM AMIDST A SNOWSTORM OF LOVE

Penulis: Dr. Dra. Yuli Christiana Yoedo, M.Pd.

Apr 1, 2024 - 09:54
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM AMIDST A SNOWSTORM OF LOVE

Banyak mahasiswa saya suka menonton film drama Netflix. Meskipun tugas bertumpuk, mereka selalu menyediakan waktu untuk menonton film favorit mereka. Pertanyaannya adalah apakah mereka belajar hal positif dari semua film drama yang dilihat? Apakah karakter mereka menjadi lebih baik?

 

Mereka tergila-gila dengan aktor pemeran film drama tersebut. Bahkan, ada yang menganggapnya kekasih. Dengan kata lain, mereka menonton film drama tersebut karena ingin bertemu dengan bintang idola mereka.

 

Saya tidak menyalahkan mahasiswa karena sayapun menyukai film drama Netflix. Cerita yang disajikan tidak gampang terprediksi. Penulis cerita sungguh sangat kreatif. Wajah aktor dan aktrisnyapun enak dipandang. Setelah melihat film drama tersebut, saya termotivasi untuk melanjutkan kerja saya.

 

Saya selalu memilih film drama yang dapat membuat saya menjadi pribadi yang lebih baik. Film tersebut akan saya tonton sampai habis. Saya tidak mau waktu saya habis hanya untuk melihat film drama yang tidak bermutu. Bagi saya wajah aktor dan aktris bukan alasan pemilihan yang utama.

 

Salah satu film drama berbobot tersebut berjudul Amidst A Snowstorm of Love. Tiga puluh episodenya sudah saya tonton sampai habis. Episode pertama sampai terakhir berguna untuk membentuk karakter. Film ini sangat bagus untuk direkomendasikan ke mahasiswa agar karakter mereka menjadi lebih baik. Saya belum pernah menonton film drama yang sesarat dengan pendidikan karakter sebagus ini.

 

Mereka pasti suka film ini. Pertama, film ini tentang anak-anak muda. Kedua, aktornya ganteng dan artisnya cantik. Ketiga, alur ceritanya menarik. Keempat, syuting dilakukan di beberapa negara yang indah pemandangannya.

 

Film drama ini menampilkan perjuangan seorang pemuda yatim piatu Bernama Lin Yiyang dalam menghadapi tantangan kehidupan. Ayah dan ibunya meninggal ketika dia masih usia SD. Sepeninggal kedua orang tuanya, dia harus merawat adik laki-lakinya seorang diri.

 

Kisah hidupnya dapat menjadi contoh untuk menanamkan beberapa karakter. Pertama, karakter bertanggungjawab. Sebagai seorang anak kecil, tentunya sulit baginya untuk merawat adik laki-lakinya. Namun, Lin Yiyang tidak menyerah. Dia bekerja keras agar mereka berdua dapat makan. Selain itu, dia menyekolahkan adiknya. Dia sendiri yang mengantar dan menjemput adiknya ke dan dari sekolah. Dia sadar bahwa pendidikan sangat penting untuk masa depan adiknya.

 

Karakter kedua yang dapat dibentuk adalah karakter kepedulian. Ada beberapa bentuk kepeduliannya kepada orang lain. Dia mengantarkan kedua orang yang baru dikenalnya dengan taxi yang disewanya. Tentu saja ongkos taxi tidak murah ketika musim dingin di Eropa. Suatu kali, di musim dingin dia juga memberi minuman hangat ke dua gelandangan. Contoh lainnya, dia bersedia bekerja bertahun-tahun untuk menggantikan temannya yang sakit.

 

 

Karakter ketiga adalah kepercayaan diri yang kuat. Lin Yiyang nampak sangat percaya diri dalam setiap tindakannya. Hal ini disebabkan dia selalu berpikir keras sebelum membuat Keputusan. Di setiap pertandingan lawannya juga melihat kepercayaan dirinya yang sangat kuat. Dia merasa percaya diri karena dia sudah berlatih dengan sangat serius. Kepercayaan dirinya tidak tergantung kepada orang lain.  

 

 

Karakter keempat adalah karakter pantang menyerah. Lin Yiyang harus berjuang sendiri di sebuah negara di Eropa. Dia bekerja segala macam pekerjaan untuk membiayai kuliahnya. Tentu saja dia menghadapi kesulitan. Dia harus bekerja dan belajar.

 

Dia selalu kurang waktu untuk beristirahat. Dia juga tidak dapat menikmati makanan mahal. Segala tantangan dihadapinya dengan semangat untuk mengalahkan tantangan tersebut. Pernah suatu kali, bisnisnya merugi karena pandemi. Dia berusaha untuk mencari solusinya, bukannya bunuh diri.

 

Meskipun harus bekerja, prestasi akademik Lin Yiyang tidak jelek. Dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di jenjang lebih tinggi. Berbeda sekali dengan salah seorang mahasiswa pria saya. Dia lebih asyik bermain game daripada serius berkuliah meskipun mendapatkan beasiswa penuh.

 

Lin Yiyang sadar bahwa pendidikan tinggi akan mengubah hidupnya. Dia juga sadar bahwa bekerja keras akan membawanya ke kehidupan yang lebih baik. Karena itu, selain berkuliah, dia juga membuka bisnis dan mengikuti berbagai kejuaraan bilyar dunia untuk memenangkan hadiah uang.

 

Dia sendiri yang berinisiatif untuk mencari guru bilyar, berkuliah dan bekerja. Sering saya dapati anak laki-laki yang tidak berani mencari pekerjaan sendiri dan bergantung kepada orang tuanya. Mereka juga pilih-pilih pekerjaan. Padahal lowongan pekerjaan tersedia di depan mata mereka.

 

Karakter kelima yang dapat dipupuk adalah karakter melayani. Selama berpacaran, Lin Yiyang tidak pernah menuntut untuk dilayani kekasihnya yang bernama Yin Guo. Dia justru yang selalu berusaha melayani Yin Guo. Bahkan, ketika sakit dia tetap melayani kekasihnya. Dia juga senang melayani teman-temannya.

Sesungguhnya masih ada banyak lagi contoh-contoh untuk pembentukan karakter dalam film drama ini. Silahkan anda menonton film ini untuk menemukannya. Agar semakin bermakna, film ini dapat juga dipakai sebagai materi pembelajaran. (****)

 

 

 

 

Penulis adalah  Dr. Dra. Yuli Christiana Yoedo, M.Pd. Dosen Tetap Prodi PGSD Universitas Kristen Petra sekaligus anggota Perkumpulan Ilmuwan Sosial Humaniora Indonesia (PISHI). Tulisan ini disunting oleh Dr. Mu’minin, M.A. Dosen Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas PGRI Jombang sekaligus Anggota Perkumpulan Ilmuwan Sosial Humaniora Indonesia (PISHI).