Pemajuan Industri Kreatif Berinspirasi Wisata Bromo, Tengger, Semeru

Wisata Bromo, Tengger, Semeru berkontribusi terhadap pemajuan industri  kreatif. Kawasan wisata pegunungan tersebut menawarkan daya tarik yang bisa dikemas menjadi cerita yang memikat wisatawan. Kemasan destinasi wisata semacam film, lagu dan sastra biasa disebut storymonics.

Mar 17, 2024 - 08:45
Pemajuan Industri Kreatif Berinspirasi Wisata Bromo, Tengger, Semeru
Gatot Sarmidi

Oleh: Gatot Sarmidi

Wisata Bromo, Tengger, Semeru berkontribusi terhadap pemajuan industri  kreatif. Kawasan wisata pegunungan tersebut menawarkan daya tarik yang bisa dikemas menjadi cerita yang memikat wisatawan. Kemasan destinasi wisata semacam film, lagu dan sastra biasa disebut storymonics.

Bromo dan Semeru, keduanya adalah gunung berapi aktif di Jawa Timur. Tak hanya menyajikan pemandangan yang indah dan kesejukan, keduanya juga menjadi sumber inspirasi penciptaan lagu dan karya sastra. Gunung ini sering menjadi tujuan wisatawan karena pemandangannya yang indah dan memiliki beberapa lagu yang terinspirasi oleh keindahannya.

Beberapa lagu yang terkait dengan gunung Bromo dan Semeru di antaranya: pertama, Bromo Ninggal Janji . Ini sebuah lagu berbahasa Jawa yang dinyanyikan oleh Intan Cha Cha. Kedua, masih dalam bahasa Jawa genre lagu tayup dibawakan oleh Erni yaitu Bromo Indah atau yang dibawakan oleh Erni dan Parten,  Endahe Gunung Bromo. Ketiga, lagu yang dibawakan Happy Asmara,  Gunung Bromo. Keempat, dinyanyikan oleh Nining Meida dalam bahasa Sunda, 4 music beat, Bromo.

Keenam, Sawung Jabo dengan genre rock berjudul Bromo. Juga, ketujuh, Bintan Indrianto menghadirkan Bromo. Kedelapan, dengan judul yang sama, Bromo, musik yang indah dihadirkan Andreas Iwasaki feat Juan Gall. Kesembilan, tak kalah menarik Bloo’s Taxonomy menghadirkan Mount Bromo. Kesepuluh, Dania Hana menyanyikan Gunung Bromo. Kesebelas, Khan Pao dengan karya instrumental, Bromo Caldera. Keduabelas, Dwiki Dharmawan dan Chat Wacker instrumental, Bromo. Ketigabelas, ada instrumental, Bromo, oleh DJ Maurizio Mondello.

Kemudian lagu keempatbelas berjudul Sunrise at Bromo oleh Joedai Warrior. Lagu kelimabelas, Gunung Bromo, dibawakan oleh Faru.  Music menyentuh hati berikutnya yaitu  Gunung Bromo Aethetic, Sunrise at Gunung Bromo (Alio Forte). Ketujuhbelas, lagu Screams of Bromo dibawakan oleh Hikari. Lagu kedelapanbelas yaitu Bromo (Schrᴓ), kesembilas belas ada Bromo VII (Delta Mono).

Tentang Semeru, ada beberapa karya yang tak kalah menarik dari lagu-lagu bertemakan bromo. Yang pertama yaitu lagu berjudul  Semeru yang dibawakan oleh The Sv Gab. Kedua, yaitu Semeru oleh Alan Kasaji. Ketiga, Semeruku,  dibawakan oleh Imam Suhermanto. Keempat, Tangise Gunung Semeru, dibawakan oleh Sindy Purbawati. Kelima, Gunung Semeru, dibawakan oleh Kh Imran. Keenam, Semeru, dibawakan oleh Hennes Bieger. Ketujuh, Semeru, dibawakan oleh DJ Barko feat Alan K. Kedelapan, Semeru, dibawakan oleh Yayuk.

Masih tentang Semeru, karya kesembilan berjudul Semeru dibawakan oleh Vita BjÖrck. Kesepuluh, Semeru juga oleh NOWË. Kesebelas, Semeru Sakti oleh Cak Thoriq. Keduabelas, Taklukkan Semeru oleh Avrocar. Ketigabelas, Pray for Semeru oleh Afra Band, dan berikutnya yaitu Semeru oleh Syahrul Romadon.

Selain Bromo dan Semeru, gunung Tengger rupanya juga menginspirasi seniman untuk berkarya. Pertama, karya berjudul Tengger oleh Bintang Indrianto. Lalu lagu Tengger Asri dibawakan oleh Yati atau Ning Tipah. Kemudian An Offering to Tengger dibawakan oleh James Horner, The Ritual oleh Tengger Cavalry, Jong Tengger Muda  oleh Faber Magdalena, dan Panaptu oleh Tengger.

Lagu yang terinspirasi oleh keindahan gunung dan pegunungan memiliki daya tarik karena keajaiban alam Indonesia. Begitu juga dengan kesakralannya. Lagu dan instrumen musik yang mengilustrasikan keindahan alam gunung Bromo dan gunung Semeru serta pegunungan Tengger menambah daya tarik wisatawan yang terinspirasi karena rasa takjub akan keindahan alam sekitarnya. Musik alam rata-rata memberikan suasana tenang.

Lirik lagu alam pegunungan rata-rata bernuansa puitis. Secara deskriptif, gambaran keindahan asap yang keluar dari kawah Bromo, kaldera, hingga panorama alam sekitarnya, ditambah lagi dengan romantika di tengah alam pegunungan. Diksi dan gaya pengungkapan lirik lagu memperkuat estetika pegunungan. Ditambah pula dengan perumpamaan-perumpamaan yang menggambarkan destinasi pariwisata Bromo, Tengger, Semeru. Begitu juga iringan musik yang khas dan kreatif yang tidak saja menggambarkan keindahan alam tetapi juga kearifan lokal yang melekat dalam lingkungan sosial budaya di sana. Gambaran itu mengharmonikan kehidupan masyarakat secara nyata sebagai keselarasan hubungan manusia dan alam. Termasuk di dalamnya dari aspek religiusitas dan nilai-nilai spiritual orang-orang Bromo, Tengger, dan Semeru. 

Destinasi wisata Bromo dan Tengger berlatar keindahan alam menjadi lokasi shoting film Pasir Berbisik.  Begitu juga dengan wilayah gunung Semeru memberikan inspirasi novel 5 cm. Sebuah novel yang difilmkan dengan spot keindahan alam yang menarik bagi pendaki gunung Semeru. Seperti, Ranu Kumbolo sebuah danau air tawar seluas 24 hektar  yang ada di lereng gunung Semeru. Danau yang berada di ketinggian 2.389 meter di atas permukaan laut (mdpl). Wisatawan perlu mendaki sejauh 10,5 kilometer (km) dari Ranu Pani dan melewati 4 pos sepanjang jalur tersebut.

Sebuah grup facebook dengan platform Cerita Nusantara menghadirkan sentuhan gunung Bromo sebagaimana Kidung Sorandaka, Geger Penjarakan 1316. Negara Kertagama disebutkan tahun Muktigunapaksarupa yang keduanya menujukkan angka tahun 1238 Saka atau 1316 Masehi. Pararaton mengisahkan Nambi mati dalam benteng pertahanannya di desa Rabut Penjarakan Kini di sebut Probolinggo di seputaran Kawah Gunung Semeru Bromo. Sementara itu, Bromo adalah sebuah gunung berapi aktif. Gunung Bromo merupakan salah satu tujuan utama pariwisata di Indonesia yang terkenal dengan keindahan alamnya yang menakjubkan.

 Berikut adalah beberapa faktor yang menarik para wisatawan untuk mengunjungi Gunung Bromo karena keindahannya, keragaman budaya, akomodasi yang disediakan, keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan,  aktivitas berwisata yang menyenangkan dan memberikan pengalaman tersendiri,  seperti naik jeep, berkuda, dan trekking. Beberapa destinasi yang ditawarkan seperti kawah Bromo, Bukit Penanjakan, Pasir Berbisik, air terjun Mada Kalipura, savanna dan bukit Teletubis, serta tradisi masyarakat Tengger.

Destinasi wisata Bromo, Tengger, dan Semeru menopang usaha pemajuan industri kreatif. Pemajuan ini memiliki sejumlah manfaat yang terkait dengan usaha memajukan kreativitas dan ekonomi masyarakat yang bisa dinikmati secara nyata. Industri kreatif merupakan salah satu bidang yang menjadi penopang perekonomian suatu negara. Industri kreatif tidak hanya memiliki jenis yang beragam, tetapi juga memiliki manfaat yang signifikan bagi masyarakat dan negara.

Dengan industri kreatif yang maju tidak hanya untuk membangun citra tetapi juga memberikan dorongan pemajuan masyarakat dengan berbagai ragam inovasinya. Dengan kata lain, Industri kreatif di Indonesia memiliki peran yang signifikan dalam perekonomian negara. Oleh karena itu, pengembangan industri kreatif wilayah Bromo, Tengger, dan Semeru akan memperkuat destinasi wisata di sana.

Tidak hanya itu, produk inovatif bidang seni juga bisa dinikmati oleh masyarakat luas. Beberapa pemikiran untuk pemajuan industri kreatif  seperti fotografi, musik, sastra, lagu, dan film, diantaranya dilakukan pengorganisasian konser musik, pengembangan studio rekaman atau rumah produksi. Selain itu juga dilakukan pengorganisasian  pengambilan spot foto alam yang semua mengangkat nilai ekonomis dari alam, seperti halnya yang terinspirasi dari alam pegunungan dan gunung.

Masyarakat pegunungan lekat dengan aktivitas budaya dan kearifan lokal yang hidup tumbuh dan dimilikinya. Kearifan lokal masyarakat Tengger misalnya. Seperti juga ritual keagamaan, keramahan, pengetahuan bercocok tanam, upacara, tradisi, tayup dan sejumlah kekhasan masyarakat yang memiliki pengalaman hidup dan kesejarahannya sebagaimana hubungan manusia dan alam yang berdampingan secara harmonis. Kearifan lokal ini memberikan nilai tambah bagi pengalaman wisatawan yang mengunjungi Bromo Tengger Semeru. Wisatawan dapat belajar tentang budaya dan tradisi setempat, serta menghargai keindahan alam yang dijaga dengan baik oleh masyarakat Tengger.

 

Penulis             : Dr. Gatot Sarmidi, M.Pd., dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia-FBS Universitas PGRI Kanjuruhan Malang dan anggota PISHI.

 

Penyunting      : Dr. Sulistyani, M.Pd., dosen Universitas Nusantara PGRI Kediri dan anggota Perkumpulan Ilmuwan Sosial Humaniora Indonesia (PISHI)