Panda Nababan: Wacana Duet Prabowo dengan Ganjar Tak Masuk Akal Sehat

"Ini terus terang kasihan pemirsa sudah semakin tersesat. Kenapa? Gimana jalannya Ganjar-Prabowo? PDI Perjuangan di HUT ke-50 sudah tegas mengatakan dari (capres) dari PDI Perjuangan," kata Panda dalam diskusi adu perspektif yang ditayangkan detikcom berkolaborasi dengan Total Politik, Selasa (21/3).

Mar 23, 2023 - 00:02
Panda Nababan: Wacana Duet Prabowo dengan Ganjar Tak Masuk Akal Sehat

NUSADAILY.COM – JAKARTA – Panda Nababan, Politikus senior PDIP, menyebut wacana Menhan Prabowo Subianto berduet dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam pemilu 2024 tidak masuk akal sehat.

Panda mengatakan, PDIP tegas menyebut bahwa capres harus kader partai. Selain itu, dia menilai Prabowo tentu tidak mau menjadi cawapres Ganjar.

"Ini terus terang kasihan pemirsa sudah semakin tersesat. Kenapa? Gimana jalannya Ganjar-Prabowo? PDI Perjuangan di HUT ke-50 sudah tegas mengatakan dari (capres) dari PDI Perjuangan," kata Panda dalam diskusi adu perspektif yang ditayangkan detikcom berkolaborasi dengan Total Politik, Selasa (21/3).

Panda menilai duet Prabowo-Ganjar sangat tidak mungkin terjadi. Dia menyatakan wacana duet itu tak masuk akal sehat.

"Itu sangat tidak mungkin itu, tidak mungkin. Dari akal sehat nggak masuk kita diskusi membahas yang dua ini," ujarnya.

"Prabowo apa mau jadi orang kedua? Ganjar kalau dari PDI nggak akan mungkin akan jadi orang kedua partai pemenang. Jadi sebenarnya yang mengatakan Ganjar-Prabowo itu tersesat, dan kemudian terus Cak Imin nggak usah terus ngancam bubar," tambahnya.

Prabowo dan Ganjar sebelumnya terlihat mesra bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai ketiganya hadir dalam acara Panen Raya di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3) lalu.

Dalam acara itu, mereka bertiga tampak melakukan selfie atau swafoto di tengah sawah. Bahkan, belakangan ini mencuat wacana duet Prabowo dan Ganjar usai kemesraan tersebut.

Duet ini dinilai sebagian pihak bisa mempengaruhi capres-cawapres dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang masih sedang dirumuskan. Anggota KIB yakni Golkar, PPP dan PAN memiliki capres dan cawapres dari kader masing-masing.

Wacana duet Prabowo-Ganjar bisa mempengaruhi bursa pencalonan di KIB mengingat terbuka kemungkinan koalisi Gerindra-PKB bergabung dengan KIB.

Terpisah, Pengamat komunikasi politik bicara soal peluang Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang akan kembali maju jadi calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.

Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyebut wacana duet dirinya dengan Prabowo sudah dibahas mendalam.

Sebelumnya mantan komandan Kopasus itu juga sempat dipertemukan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Menurut Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga, peluang Prabowo dipasangkan dengan beragam kandidat cawapres sangat terbuka.

"Peluang Prabowo dipasangkan dengan beragam kandidat cawapres sangat terbuka. Prabowo dan Ganjar paling layak untuk menang bila dipasangkan pada Pilpres 2024," ujar Jamiluddin, Rabu (22/3).

Akan tetapi, menurutnya pasangan Prabowo-Ganjar dapat terwujud jika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merestuinya.

Ia menilai peluang tersebut mengecil setelah Megawati mengatakan pihaknya akan mengusung capres dari kader sendiri berulang kali.

"Megawati juga belum tentu mengusung Ganjar. Kalau Mega mengusung Puan, maka upaya menjodohkan Prabowo-Ganjar akan sulit terwujud," tuturnya.

Ia menilai rintangan Prabowo berpasangan dengan Airlangga tidak sebesar Ganjar. Menurutnya, Partai Gerindra dan Golkar sudah cukup untuk mengusung Prabowo-Airlangga.

"Hanya saja, Airlangga lemah dalam elektabilitas. Karena itu, pasangan Prabowo dan Airlangga harus kerja keras untuk dapat memenangkan Pilpres 2024," kata dia.

Di sisi lain Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menilai skema Prabowo-Ganjar yang diendorse Jokowi memang sama-sama menguntungkan.

"Akan tetapi, apakah rencana Jokowi sama dengan Megawati? Karena hal itu akan berpengaruh terhadap PDIP yang ingin mengusung anaknya, Puan Maharani," ucapnya.

Dirinya menilai duet Prabowo Ganjar merupakan hal rumit lantaran keduanya merupakan bintang nomor satu dan PDIP tak ingin menjadi nomor dua.

"Namun, hal itu akan menguntungkan dari segi elektoral jika keduanya maju. Di sisi lain, narasi Prabowo Airlangga memiliki poin plus sebagai orang-orang Jokowi," ujar Arifki.

Secara kelengkapan, Arifki menilai KIB akan jadi kekuatan besar bagi Partai Gerindra. Menurutnya, Airlangga dan Prabowo juga saling melengkapi karena ketum Partai Golkar bukan figur yang dominan.

"Pasangan tersebut juga saling melengkapi, Airlangga cukup mumpuni di sektor ekonomi negara, sedangkan Prabowo di hubungan luar negeri," tuturnya.

Meski begitu, Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan politik bukan matematik, ia menilai politik sebagai seni kemungkinan.

"Saat ini politik masih dinamis, cair, dan sekadar wacana. Bisa saja Prabowo bersama Ganjar, Airlangga, bahkan Menteri BUMN Erick Thohir," kata dia.

Ujang menilai skema Prabowo Ganjar maupun Airlangga bisa saja dimainkan. Namun, Prabowo harus mengukur juga kekuatan lawan dan berapa elektabilitas bakal cawapres lain.

"Tergantung masyarakat yang menilai siapa yang pantas menjadi bacawapres Prabowo. Selain itu, politik dalam pilpres biasanya mulai dimainkan di akhir atau diujung menjelang pendaftaran capres dan cawapres," ujar Ujang.(han)