Melihat Penampilan Timnas Indonesia di Piala Asia

Memang ada beberapa blunder pada 15 menit pertama permainan, tetapi terbilang minor. Kolektivitas semua unsur pertahanan tim terjalin dengan sistem saling menutupi. Bahu membahu

Jan 16, 2024 - 08:07
Melihat Penampilan Timnas Indonesia di Piala Asia

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Timnas Indonesia tampil berani dalam laga pertama Piala Asia 2023 (2024), tetapi berani saja jelas tak cukup untuk ajang sekelas Asia.

Permainan Indonesia yang hancur kala dilibas 0-4 Libya, kemudian ditumpas 1-2 oleh Libya pada laga kedua, lantas dihantam 0-5 Iran, mulai menemukan bentuk kematangan di Piala Asia.

Gelandang dan winger Irak tidak bisa nyaman bermain, seperti terjadi di Stadion Internasional Basra pada 16 November 2023. Sistem pertahanan Indonesia sudah jauh lebih baik.

Memang ada beberapa blunder pada 15 menit pertama permainan, tetapi terbilang minor. Kolektivitas semua unsur pertahanan tim terjalin dengan sistem saling menutupi. Bahu membahu

Namun satu kelalaian saat sedang menaikkan sistem pertahanan, berbuah kebobolan. Kolase sistem pertahanan yang dibangun Justin Hubner, Jordi Amat, dan Elkan Baggott lepas.

Bek-bek ini sempat lupa menjaga ruang yang ditinggal Rizky Ridho saat membantu naik ke sisi sayap. Irak membuat Jordi, Hubner, dan Baggott hanya bisa saling tatap mata nanar.

Bagusnya, mentalitas pemain tak runtuh. Pada menit ke-37, Yakob yang ditempatkan sebagai winger kanan membuat umpan terobosan gemilang dan dituntaskan Marselino Ferdinan dengan dingin.

Gol ini membuat pemain Irak terkejut. Tim asuhan Jesus Casas ini seakan tidak percaya tim yang sempat dibantai 1-5 di Kualifikasi Piala Dunia 2026 bisa memberikan perlawanan keras.

Dalam situasi 1-1, performa banyak gaya mencuat. Rafael Struick yang sempat jatuh bangun, malah hendak meliuk-liuk di depan kotak penalti. Bola akhirnya direbut lawan dan gol.

Gol ini sejatinya diawali sebuah sundulan offside sebelum ditepis Ernando Ari. Namun wasit yang sempat meninjau VAR tetap memutuskan gol tersebut sah. Indonesia tertinggal 1-2.

Selepas turun minum, sistem pertahanan Indonesia tak langsung solid. Digantinya Asnawi Mangkualam dengan Witan Sulaeman, malah membuat sedikit celah.

Gawang Indonesia pun kebobolan di awal babak pertama. Beruntung gol itu akhirnya dianulir wasit. Sebelum gol tercipta, pemain Irak terlebih dahulu berada dalam posisi offside.

Kontras dengan babak pertama, Indonesia mulai bisa menguasai jalannya laga. Pada 15 menit pertama pertahanan Irak dikepung. Sejumlah peluang juga berhasil diciptakan.

Sayang, upaya Indonesia untuk menyamakan kedudukan buntu. Struick benar-benar kehilangan sentuhan. Sudah begitu Shin seperti alfa bahwa ada hukum pergantian untuk memecah kebuntuan.

Pada saat yang sama Singa Mesopotamia melakukan pergantian pemain dan mencoba strategi baru. Upaya ini berbuah manis. Lewat serangan sayap cepat, Irak memperlebar kedudukan.

Dengan keunggulan ini, Irak lantas memilih bermain aman. Jalal Hassan dan kawan-kawan tidak lagi memburu gol. Mereka memilih bermain menunggu dan sesekali membuat serangan gertakan.

Saat waktu menyisakan 10 menit waktu normal, Irak menambah pemain bertahan. Ini isyarat bahwa mereka mulai main pragmatis; yang penting menang; jangan sampai imbang.

Hingga peluit akhir ditiup wasit Ilgiz, tak ada gol tambahan tercipta. Upaya Shin memasukkan tenaga baru, seperti Ricky Kambuaya, Marc Klok, dan Dimas Drajad, dan Sandy Walsh belum sempat bertuah.

Shin seperti baru tersadar bahwa terlalu banyak tenaga muda yang ia mainkan. Timnas seperti kekurangan pemain berpengalaman dan punya jam terbang di laga bergengsi ini.

Namun, nasi sudah menjadi bubur. Irak sudah main rapat dan pemain yang baru masuk telat panas. Jangankan mengubah situasi, mereka ini malah tak bisa menelurkan sentuhan terbaiknya.

Karena itu Timnas Indonesia harus bangkit dan main lebih disiplin pada laga selanjutnya, melawan Vietnam pada Jumat (19/1). Laga ini tak boleh berakhir dengan kekalahan.(han)