Tim Uber Indonesia, Nasibmu di Masa Lalu, Kini dan Masa Depan

Namun bila berbicara dari sudut pandang yang lebih luas, perjalanan Tim Uber Indonesia mencapai babak final adalah sebuah keberhasilan.

May 6, 2024 - 07:48
Tim Uber Indonesia, Nasibmu di Masa Lalu, Kini dan Masa Depan

NUSADAILY.COM – JAKARTA – Melihat perjuangan Tim Uber Indonesia sepanjang pekan ini, yang tergambar adalah sebuah bukti baru bahwa olahraga selalu hadir dengan cerita-cerita luar biasa tentang perjuangan dan pengorbanan.

Papan skor menunjukkan 20-17 untuk keunggulan He Bingjiao. Skor besar menampilkan kedudukan 2-0 untuk China.

Di lapangan, Ester Nurumi Tri Wardoyo tengah berusaha sekuat tenaga menggagalkan kemenangan China di Uber Cup 2024.

Ester pada akhirnya tak bisa membendung kemenangan China. Pukulan He Bingjiao tidak bisa ia kembalikan dengan sempurna.

Ester terduduk di lapangan dengan kecewa sedangkan di hadapannya, pemain-pemain China bersorak-sorai bersuka cita.

Pemandangan itu jelas tak indah namun sosok Ester yang terluka di tengah keriuhan tetap terasa megah.

Dari segi hasil, kalah di final tentu tidak akan pernah jadi hal yang menyenangkan. Kalah saat posisi sudah tinggal selangkah dari trofi juara pasti bakal menyesakkan dada.

Namun bila berbicara dari sudut pandang yang lebih luas, perjalanan Tim Uber Indonesia mencapai babak final adalah sebuah keberhasilan.

Gregoria Mariska Tunjung dan kawan-kawan bisa satu langkah lebih jauh darib target yang telah ditetapkan yaitu babak semifinal.

Bahkan bila mengukur posisi Indonesia yang tak masuk unggulan empat besar, keberhasilan putri-putri Indonesia masuk ke final adalah lompatan dua langkah dari pencapaian yang realistis bisa dilakukan.

Dalam skuad Tim Uber Indonesia, hanya Gregoria Mariska Tunjung dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva yang saat ini ada di ranking 10 besar.

Pemain-pemain lainnya adalah Ester (38), Komang Ayu Cahya Dewi (56), dan Ruzana (108) di nomor tunggal serta Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto (27) dan Meilysa Trias Puspitasari/Rachel Allessya Rose (34).

Dengan komposisi yang tidak gemerlap, Indonesia bisa menapak babak demi babak hingga mencapai partai puncak. Sebagai perbandingan, China yang jadi lawan Indonesia, seluruh skuad-nya duduk di 10 besar, bahkan separuhnya ada di posisi lima besar.

Skuad minim taburan bintang tersebut masih ditambah masalah Apriyani Rahayu yang belum bugar 100 persen. Namun dengan kondisi tersebut, Indonesia bisa mengalahkan Thailand dan juara bertahan Korea Selatan yang di atas kertas juga punya materi pemain lebih baik dibanding Indonesia.

Indonesia di Uber Cup bukanlah sekadar terdiri dari lima wakil yang dipercaya berdiri di lapangan. Tim Uber Indonesia adalah tim yang tampil dengan membawa semangat kebersamaan, mengutamakan kepentingan tim, dan punya rasa saling memiliki dan nilai-nilai itu yang dipegang oleh pemain-pemain di dalamnya.

Gregoria Mariska bisa tampil perkasa di laga pertama. Hingga babak semifinal, Gregoria selalu memenangkan laga yang dimainkannya Gregoria sadar tanggung jawab besarnya sebagai pembuka jalan dan betapa kemenangan yang ia dapat berarti meringankan beban rekan-rekan setimnya di laga berikutnya.

Ester Nurumi Tri Wardoyo juga menunjukkan kekuatan tekad di saat rasa sakit sudah menjalari tubuhnya saat pertandingan memasuki gim penentuan. Dengan kaki yang tertatih-tatih, Ester terus berjuang gigih.

Komang Ayu Cahya Dewi juga percaya diri saat mendapat ujian bermain di laga penentuan. Ia bermain dengan rasa bahwa ada banyak rekan-rekan yang percaya pada kemampuannya.

Apriyani mungkin belum berada di kondisi terbaiknya, namun ia menutupi hal itu dengan berusaha berteriak sekuat tenaga di boks pemain. Bersama Siti Fadia Silva, Apriyani bahkan sempat menyumbangkan angka dalam laga lawan Thailand.

Ruzana, Ribka Sugiarto, Lanny Tria Mayasari, Meilysa Trias Puspita Sari, dan Rachel Allessya Rose semua juga melebur dalam tim. Mereka menikmati waktu-waktu kebersamaan saat berjuang memikul nama Indonesia di punggung mereka. Baik saat mereka turun ke lapangan atau saat mereka ada di boks pemain meneriakkan suara-suara dukungan.

Tim Uber Indonesia maju ke babak final dan jadi runner up adalah sebuah kejutan yang membanggakan, menggembirakan, sekaligus mengharukan. Pujian dan sanjungan layak diberikan beramai-ramai oleh penonton dan penggemar untuk para pemain.

Namun bagi PBSI, kejutan-kejutan seperti yang hadir di Uber Cup 2024 jangan terus diromantisasi. PBSI punya tugas besar untuk benar-benar menjadikan putri-putri Indonesia ini menjelma jadi pemain bintang dan pemain andalan.

Dari skuad Indonesia di Uber Cup 2024, materi pemain berisi pemain-pemain berusia muda. Paling senior adalah Apriyani yang berumur 26 dan Gregoria yang bakal berusia 25 pada 11 Agustus mendatang.

PBSI punya waktu dua tahun untuk bisa merancang pemetaan turnamen dengan baik sehingga pemain-pemain potensial yang ada di skuad Indonesia pada Uber Cup 2024 ini bisa berkembang maksimal.

Ester dan kawan-kawan telah menunjukkan bahwa mereka tidak pucat ketika berhadapan dengan pemain-pemain yang di atas kertas lebih hebat. Karena itu landasan berpikir dan perencanaan PBSI mesti berangkat dari hal tersebut, bukan hanya sekadar berpuas diri pada titik yang ada saat ini.

Dengan dukungan maksimal pada aspek-aspek tambahan yang disediakan Tim Ad Hoc sejak awal tahun ini, mulai dari psikolog, analyst performance, tim gizi, dokter dan lain-lain yang berhubungan terhadap ukuran dan perkembangan pemain, terbukti potensi-potensi pemain bisa digali lebih dalam.

Keadaan ini menunjukkan bahwa dengan penanganan yang tepat dan akurat, pemain-pemain putri Indonesia bisa semakin lebih hebat.

Bayangkan bila pemain-pemain yang ada di Tim Uber Indonesia saat ini bisa berkembang makin pesat dan menembus jajaran 10 besar dunia. Ditambah kekompakan dan rasa kebersamaan yang sudah ditunjukkan sejak edisi kali ini, Tim Indonesia bisa berkembang lebih pesat dan dahsyat.

Jika semua berjalan lancar seperti perencanaan, Tim Uber Indonesia akan datang ke Uber Cup 2026 dan edisi-edisi berikutnya sebagai tim unggulan. Tim yang di atas kertas memang dinilai layak jadi pemenang, bukan sekadar tim kuda hitam yang kemudian diberi label kejutan ketika melaju jauh hingga babak akhir kejuaraan.

Hari final Uber Cup, 5 Mei 2024, akan jadi masa lalu di masa depan. Tentu yang diinginkan banyak orang, momen 5 Mei 2024 saat Indonesia jadi runner up Uber Cup bukan jadi satu-satunya momen indah dalam karier para pemain putri Indonesia saat ini di kejuaraan beregu.

Harapannya, ada banyak momen-momen indah lainnya yang menunggu yang kemudian nanti di suatu hari jauh di masa depan, akan jadi momen-momen indah yang layak dikenang dan dirindu sebagai bagian dari kehebatan masa lalu, dukutip dari CNNIndonesia.(han)