Kolesterol Tinggi Sebabkan Leher Kaku? Ini Faktanya

Mar 2, 2023 - 11:00
Kolesterol Tinggi Sebabkan Leher Kaku? Ini Faktanya
Ilustrasi Sakit Leher. (Foto: Shutterstock)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan sejumlah permasalahan, hingga serangan jantung dan stroke. Kolesterol tinggi seringkali dikaitkan dengan gejala yang sering ditemui dalam keseharian, seperti rasa sakit pada sejumlah bagian tubuh. Lalu, apakah leher kaku karena kolesterol tinggi?

Dikutip dari Healthline, kolesterol tinggi adalah kondisi saat kadar kolesterol dalam tubuh sudah melebihi batas normal, sehingga menyebabkan penumpukan di arteri dan pembuluh darah.

Faktanya, kolesterol tinggi tidak menimbulkan gejala-gejala khusus. Dalam kebanyakan kasus, tingginya kadar kolesterol baru disadari ketika sudah dalam kondisi yang tergolong parah dan memicu kondisi darurat, seperti stroke atau serangan jantung.

Karenanya dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, seperti pemeriksaan darah, untuk dapat memastikan lebih lanjut mengenai kadar kolesterol dalam tubuh. Kadar kolesterol dalam tubuh tidak bisa didiagnosis hanya berdasarkan gejala yang dirasakan.

Maka dari itu, belum ada penelitian yang dapat membuktikan 100 persen mengenai apakah leher kaku disebabkan karena kolesterol tinggi. Dikutip dari National Health Service (NHS UK), penyebab leher kaku yang paling banyak ditemukan adalah kesalahan posisi saat tidur, postur yang buruk, saraf kejepit, dan cedera pada leher yang disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti benturan.

Cara untuk Mencegah Kolesterol Tinggi
Meski kolesterol tak dapat dideteksi dengan kasat mata, terdapat sejumlah kondisi yang membuat seseorang lebih riskan terhadap penyakit ini. Mereka yang memiliki riwayat penyakit kolesterol dalam keluarga, tekanan darah tinggi, berat badan berlebih atau obesitas, dan merokok memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kolesterol.

Dalam banyak kasus, kolesterol tinggi memang tidak menimbulkan gejala yang signifikan, namun kondisi ini dapat dicegah dengan sejumlah cara, dikutip dari berbagai sumber.

1. Melakukan Pemeriksaan Rutin
American Heart Association merekomendasikan pemeriksaan kolesterol secara rutin, setiap empat sampai enam tahun bagi mereka yang berusia 20 tahun ke atas dan dalam kondisi sehat. Bagi mereka yang memiliki risiko tinggi terhadap kolesterol, maka direkomendasikan untuk lebih sering melakukan pengecekan secara rutin.

Terlebih jika memiliki riwayat penyakit kolesterol atau penyakit jantung dalam keluarga, akan lebih baik bila melakukan pengecekan secara rutin.

2. Mengonsumsi Makanan yang Baik untuk Tubuh
Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh, seperti daging merah dan produk susu yang berlemak karena berpotensi memicu peningkatan kolesterol dalam tubuh.

Selain itu, makanan yang mengandung lemak trans juga bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh bila dikonsumsi terlalu banyak. Beberapa contoh makanan yang mengandung lemak trans adalah daging olahan seperti nuget dan sosis atau kue dan kukis dalam kemasan.

Makanan-makanan tersebut dapat digantikan dengan makanan yang mengandung lemak baik bagi tubuh, yaitu asam lemak omega-3, seperti salmon, ikan kembung, ikan herring, kacang-kacangan, telur, dan alpukat.

Tingkatkan juga konsumsi makanan yang mengandung serat larut air, seperti oatmeal, apel, pir, kacang merah, kubis brussel, wortel, dan brokoli.

3. Berhenti Merokok dan Membatasi Konsumsi Alkohol
Rokok dapat memicu peningkatan kadar kolesterol tidak baik dalam tubuh. Begitu pula halnya dengan alkohol. Bila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebih, alkohol dapat memicu permasalahan kesehatan, seperti darah tinggi, gangguan jantung, gangguan hati, hingga stroke.

4. Olahraga Rutin
Olahraga secara rutin dapat membantu tubuh meningkatkan produksi kolesterol baik atau HDL. Olahraga selama setidaknya 30 menit setiap harinya dapat menjaga agar tubuh tetap sehat dan bugar.

5. Menjaga Berat Badan yang Ideal
Berat badan berlebih dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kolesterol tinggi. Perubahan-perubahan kecil dalam keseharian dapat membantu menjaga berat badan agar tetap ideal. Contohnya seperti mengurangi konsumsi minuman manis dan menggantikannya dengan air putih serta mengubah kebiasaan mengonsumsi cemilan dengan opsi cemilan yang lebih sehat.

Perubahan gaya hidup juga dapat dimulai dari hal sederhana, seperti membiasakan diri naik tangga dibandingkan naik eskalator dan membiasakan diri untuk banyak berjalan.(eky)