Kolam Lokasi Yesus Sembuhkan Orang Buta Ditemukan

Orang-orang Yahudi, yang secara tradisional melakukan ziarah tiga kali setahun ke Yerusalem, akan menceburkan diri di Kolam Siloam sebelum menyusuri jalan batu menuju kuil. Mereka juga menggunakan kolam itu untuk air minum dan berkemah di sekitarnya.

Mar 28, 2024 - 09:07
Kolam Lokasi Yesus Sembuhkan Orang Buta Ditemukan

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Para arkeolog di Yerusalem mengidentifikasi sisa-sisa Kolam Siloam, tempat yang disebut dalam Alkitab sebagai lokasi penyembuhan kebutaan seorang pria oleh Yesus.

Mereka perlahan-lahan menggali kolam yang airnya masih mengalir itu. Lokasinya ada di lingkungan Arab di Silwan. 

Kolam itu digunakan oleh orang Yahudi untuk ritual penyelaman selama sekitar 120 tahun, hingga tahun 70 Masehi ketika Romawi menghancurkan Kuil Yahudi.

Dalam Alkitab, pria buta tersebut tengah menjalani ritual perendaman di Kolam Siloam untuk masuk ke kompleks kuil.

Yesus kemudian menggunakan kesempatan itu untuk menyembuhkan kebutaannya.

Cerita sejenis ada dalam Surat Al-Maidah ayat 110, "[Ingatlah] ketika engkau menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta dengan seizin-Ku."

Namun demikian, Al-Qur'an tak memberi keterangan lokasi penyembuhannya di ayat itu, apakah di kolam atau tempat lain. 

Penggalian empat bulan

Dalam empat bulan, para arkeolog mengungkap panjang kolam mencapai 50 yard atau 50 meter, saluran air diketahui berasal dari mata air Silwan.

"Saat kami mengungkapkan dan menemukannya empat bulan lalu, kami yakin 100 persen itu adalah Kolam Siloam," kata arkeolog Eli Shukron, melansir NBC News, yang mengutip dari Associated Press pada 2004.

"Hari ini kita tahu bahwa Kolam Siloam terhubung dengan Temple Mount. Ada jalan yang menghubungkan kedua elemen tersebut. Keseluruhan sistemnya lebih jelas hari ini," kata Shukron.

Stephen Pean, seorang sarjana Alkitab, mengatakan air kolam itu dianggap sangat murni sehingga bisa menyucikan bahkan buat penderita kusta.

Pean mengatakan Yesus kemungkinan besar memilih untuk menyembuhkan orang buta itu dengan menggunakan air paling murni yang ada, karena orang-orang dengan disabilitas dilarang masuk ke kompleks kuil.

"Intinya masyarakat tidak hanya disembuhkan secara fisik, tetapi juga disembuhkan secara rohani," katanya, "Penemuan ini membantu menghidupkan Injil dalam konteks praktik Yahudi."

Bukti artefak

Para arkeolog yang menggali situs tersebut bekerja sama dengan Otoritas Kepurbakalaan pemerintah Israel.

Mereka menemukan koin-koin era Alkitab yang ditandai dengan tulisan Yahudi kuno, ada pula pecahan tembikar dan sumbat botol batu.

Temuan ini membantu mereka memastikan bahwa area tersebut adalah Kolam Siloam.

Ronny Reich, arkeolog University of Haifa, mengatakan kolam berlapis batu ini memiliki tangga yang mengarah ke dalam dari semua sisi. Satu sisi kolam, dua sudut, sebagian lapangan terbuka di sekitarnya, dan saluran air menuju ke sana pun telah ditemukan.

Yesus, menurut Perjanjian Baru, mengoleskan tanah liat ke mata orang buta dan kemudian menyuruhnya mencuci mata itu di air kolam yang termurnikan, sehingga dia bisa melihat.

Orang-orang Yahudi, yang secara tradisional melakukan ziarah tiga kali setahun ke Yerusalem, akan menceburkan diri di Kolam Siloam sebelum menyusuri jalan batu menuju kuil. Mereka juga menggunakan kolam itu untuk air minum dan berkemah di sekitarnya.

"Yesus adalah seorang peziarah di Yerusalem. Jadi ini adalah tempat yang wajar baginya untuk menikmati persediaan air," kata Reich.

Otoritas Kepurbakalaan Israel sedang bernegosiasi dengan Gereja Ortodoks Yunani, pemilik tanah tersebut, untuk melanjutkan penggalian. Para arkeolog yakin kolam itu berada di bawah kebun sayur yang hijau lebat dan beberapa pohon besar.

Dinding batu setinggi sekitar 3 meter yang ditutup dengan pipa pembuangan limbah dan drainase tua memisahkan penemuan baru ini dan tangga batu di kolam tersebut, yang ditemukan pada 1960-an.

Kini para arkeolog berharap bisa membuang pipa-pipa tua tersebut dan menghubungkan lapangan terbuka serta saluran air ke tangga menuju ke kolam.

"Di sini kita dapat menilai dan melihat seberapa besarnya, kemegahan kota pada masa itu," tandas Reich.(han)