Kim Jong Un Pulang dari Rusia Naik Kereta Api

Kim Jong Un sedang dalam perjalanan pulang ke Korea Utara usai bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kim mengakhiri perjalanan enam hari yang memicu kekhawatiran global tersebut.

Sep 18, 2023 - 14:02
Kim Jong Un Pulang dari Rusia Naik Kereta Api

NUSADAILY.COM -JAKARTA -  Kim Jong Un sedang dalam perjalanan pulang ke Korea Utara usai bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kim mengakhiri perjalanan enam hari yang memicu kekhawatiran global tersebut.

Dilansir Associated Press melalui detikcom, Kim Jong Un meninggalkan Rusia pada Minggu (17/9). Perjalanan enam hari yang memicu kekhawatiran global mengenai kesepakatan transfer senjata antara kedua negara yang terlibat perselisihan terpisah dengan Barat.

Kantor berita negara Rusia RIA melaporkan, kereta lapis baja Kim berangkat diiringi lagu patriotik Rusia "Farewell of Slavianka" di akhir upacara perpisahan di stasiun kereta api di Artyom. Sebuah kota di timur jauh Rusia, sekitar 200 kilometer (124 mil) dari perbatasan dengan Korea Utara.

Pejabat senior termasuk Menteri Sumber Daya Alam Rusia Alexander Kozlov dan Gubernur wilayah Primorye Oleg Kozhemyako hadir pada upacara tersebut, yang menampilkan band militer Rusia yang memainkan lagu kebangsaan Korea Utara dan Rusia.

Ini merupakan perjalanan luar negeri terlama yang dilakukan Kim sejak ia mengambil alih kekuasaan pada akhir tahun 2011. Para pengamat mengatakan Kim diperkirakan akan kembali ke Pyongyang, ibu kota Korea Utara, sekitar Senin (18/9/2023) sore.

Sejak memasuki Rusia pada Selasa (12/9), lalu dalam perjalanan luar negeri pertamanya setelah lebih dari empat tahun, Kim telah bertemu dengan Presiden Vladimir Putin dan mengunjungi situs-situs militer dan teknologi utama. Pertemuan itu menggarisbawahi semakin dalamnya kerja sama pertahanan kedua negara dalam menghadapi konfrontasi yang terpisah dan semakin intensif dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutu.

Para pejabat dan pakar asing mengatakan Korea Utara dapat menyediakan amunisi yang sangat dibutuhkan untuk perang Moskow melawan Ukraina dengan imbalan teknologi senjata canggih Rusia yang akan memajukan ambisi nuklir Kim.(*)