Jaga Hiu Paus di Habitatnya, Balai Besar Taman Nasional Teluk Cendrawasih Gandeng PT Pertamina
Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama dengan PT Pertamina (Persero) melalui CSR Pertamina Foundation (PF) sepakat menjalin.kerjasama .
NUSADAILY.COM - JAKARTA - Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama dengan PT Pertamina (Persero) melalui CSR Pertamina Foundation (PF) sepakat menjalin.kerjasama .
Kesepakatan itu untuk melakukan pengelolaan Whale Shark Center (WSC) dalam upaya penyelamatan hiu paus. Dengan diwujudkan penandatanganan MoU di Gedung Manggala Wanabakti pada Kamis (31/8/2023).
Dengan disaksikan oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK
Satyawan Pudyatmoko dan Direktur Utama PT Pertamina International Shipping Yoki Firnandi
Dalam kesempatan tersebut Satyawan Pudyatmoko mengatakan jika kesepakatan ini sangat penting dalam upaya pelestarian species kunci hiu paus, Selain itu juga untuk meningkatka ekonomi masyarakat di dalam maupun di sekitar kawasan TNTC.
" Kami berharap dengan kerjasama menjadi pemicu para peneliti dalam dan luar negeri untuk datang dan bersama-sama melakukan penelitian hiu paus," ucapnya dilokasi acara Kamis (31/8/2023).
Ditempat yang sama. Kepala Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Supartono, menyatakan kerja sama ini menjadi cerminan nyata menjaga keberlanjutan alam.
Ditambahkan, TNTC merupakan salah satu lokasi agregasi hiu paus di Indonesia yang sumberdaya alam dan ekosistemnya perlu terus dijaga untuk keberlangsungan hidup flora, fauna dan masyarakat yang bergantung pada TNTC
" Secara konsisten kami. telah memantau populasi hiu paus sejak tahun 2011 hingga 2023. Bertujuan untuk mengidentifikasi setiap individu dalam populasi hiu paus, termasuk menentukan identitas, ukuran, jenis kelamin, struktur tubuh, dan distribusi populasi. Sampai dengan bulan Agustus 2023 telah teridentifikasi 188 individu hiu paus dengan rincian 165 ekor Jantan, 6 ekor betina dan 17 ekor belum teridentifikasi jenis kelaminnya,” jelas Supartono
Ia menyebut, dalam kerjasama itu memuat tentang penguatan kawasan konservasi keanekaragaman hayati lewat pengelolaan Whale Shark Center (WSC).Untuk kegiatannya adalah pengembangan dan pemberdayaan serta peningkatan kesadaran masyarakat akan perlindungan hiu paus.
Sementara kendala yang dihadapi, Supartono menjelaskan tingginya biaya untuk penandaan hiu paus, termasuk biaya pengembangan, pembelian, pemasangan perangkat penanda, dan pemantauan jarak jauh.selain itu, kata dia Keterbatasan sumber daya dapat menghambat kelancaran pemantauan.
" Hingga bulan Agustus 2023, dari 42 penanda yang dipasang bersama mitra pada hiu paus, hanya satu penanda satelit yang masih dapat dipantau. Oleh karena itu, kerjasama dengan Pertamina Foundation menjadi penting untuk melanjutkan kegiatan pemantauan hiu paus,” jelasnya.
Sementara Direktur Utama PT Pertamina International Shipping Yoki Firnandi, menyampaikan kolaborasi energizing the ocean menjadi komitmen PIS untuk turut menjaga keberlanjutan lautan Indonesia.
"PIS memiliki visi untuk menjadi perusahaan logistik maritim terkemuka di Asia, maka dari itu, ekosistem laut dekat dengan keseharian aktivitas bisnis PIS. Untuk itu, bentuk kepedulian perusahaan untuk turut menjaga keberlanjutan lautan Indonesia, kami mendorong green shipping, green cargo, termasuk menjaga kelestarian hiu paus,” ujarnya
Disisi lain, Presiden Direktur Pertamina Foundation Agus Mashud S. Asngari mengatakan kerja sama ini menjadi bentuk kontribusi terhadap keberlanjutan alam Indonesia.
“Penandatanganan PKS ini menjadi kelanjutan dari program lingkungan ikonik kami, harapannya usaha bersama ini akan menjadi model kerja sama yang berhasil dalam pelestarian lingkungan dan konservasi hayati, serta memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keberlanjutan alam Indonesia dan dunia,” ungkap Agus.
Sebagai informasi tambahan, The International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengkategorikan hiu paus (Rhincodon typus) sebagai ikan yang rentan dan termasuk dalam daftar merah yang tergolong terancam punah (endangered) sejak tahun 2016.(sir)