India akan Gelar Pemilu, Diikuti 2 Ribu Parpol Lebih
"Oleh karena itu, politikus yang berkuasa akan lebih mudah membentuk partai baru untuk ikut serta dalam sebuah pemilu," ujar mereka, seperti dikutip dari The Indian Express.
NUSADAILY.COM – NEW DELHI - Dalam waktu dekat India bakal menggelar pemilihan umum atau pemilu terbesar di Asia Selatan.
Sebanyak dua ribu partai akan mengikuti pesta demokrasi terbesar di kawasan Asia Selatan tersebut pada 19 April hingga 4 Juni.
Perdana menteri petahana India, Narendra Modi juga turut berpartisipasi melawan Mapanna Mallikarjun Kharge yang menjabat sebagai Presiden Kongres Nasional India.
Sejumlah hampir satu miliar pemilih akan berpartisipasi dalam pesta demokrasi tersebut. Mereka juga akan memilih anggota parlemen dan perdana menteri sekaligus.
Pemilu dengan 969 juta pemilih tersebut melibatkan 15 juta petugas pemungutan suara dan personel keamanan untuk melaksanakan pemilu.
Terlebih, partai politik di India bisa mencapai dua ribu lebih yang berpartisipasi di pemilu tahun ini.
Lalu, kenapa pemilu tersebut diikuti sampai dua ribu partai?
Pesta demokrasi termahal di dunia
Menurut data yang dirilis oleh Al Jazeera, pemilu di India diperkirakan akan menjadi yang termahal di dunia. Sebab, pengeluaran dari partai politik dan kandidat untuk berkampanye bisa menelan biaya sekitar 1,2 triliun rupee atau Rp225 triliun.
Jumlah tersebut dua kali lipat dari jumlah yang dikeluarkan pada pemilu India 2019 sebesar 600 miliar rupee. Ini setara dengan pemilihan presiden dan kongres Amerika Serikat pada 2020 yang juga mencapai US$14,4 miliar.
Kendati demikian, banyak kandidat yang kerap menyuap pemilih secara langsung dengan uang atau barang tukar lainnya. Tingginya politik uang yang terjadi di India turut meningkatkan biaya pemilu tersebut.
Ini mengapa pemilu India tergolong mahal dan dapat berlangsung hingga 82 hari lama nya.
India memiliki sekitar 2.660 partai politik yang terdaftar di KPU India.
Pemilihan tersebut akan dilaksanakan sebanyak 7 fase dengan melibatkan berbagai elemen politik di India.
Beberapa partai besar yang bersaing di pemilu tahun ini antara lain yakni Partai Bharatiya Janata (BJP), Kongres Nasional India, Partai Komunis India, Partai Bahujan Samaj, Partai Rakyat Nasional, dan Partai Aam Aadmi.
Beberapa partai lain merupakan pecahan dari berbagai partai besar yang menaungi ideologi nya masing-masing. Mulai dari sayap kiri, menengah, hingga sayap kanan.
Menurut ahli ilmu politik di Universitas California Berkeley, Pradeep Chhibber dan Rahul Varma mengatakan pada The Indian Express bahwa pembentukan partai politik tak lepas dari campur tangan pemerintah pusat.
Sebab, politikus India kerap menerapkan sistem hierarkis terstruktur dengan menggunakan partai kecil sebagai batu loncatan untuk meningkatkan prospek kariernya.
"Oleh karena itu, politikus yang berkuasa akan lebih mudah membentuk partai baru untuk ikut serta dalam sebuah pemilu," ujar mereka, seperti dikutip dari The Indian Express.
Ini dapat melahirkan berbagai partai pecahan yang tak jarang dibentuk berdasarkan jejak dinasti politik kecil sejumlah politikus India.
Namun, pada pemilu kali ini Partai BJP milik Narendra Modi digadang-gadang bakal memenangkan kontestasi pemilu tahun ini.
Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Mood of The Nation Poll, menunjukan para pemilih melihat Modi sebagai pemimpin nasionalis yang telah populer mempercepat pertumbuhan serta meningkatkan hubungan luar negeri.
Survey yang diikuti 35.801 responden menghasilkan bahwa Modi bersama partai BJP nya dapat menang sebanyak 335 dari 543 kursi yang tersedia di parlemen, seperti ditulis Reuters.
Sebab sebelumnya, Koalisi Aliansi Demokratik Nasional yang diprakarsai oleh BJP telah memenangkan lebih dari 350 kursi saat pemilu 2019.
Kini, India tengah mempersiapkan pemilu termahal di dunia dengan melibatkan dua ribu lebih partai politik.
Partai-partai yang bersaing dalam pemilu tersebut juga mendapatkan simbolnya masing-masing seperti teratai, gajah, hingga payung untuk memudahkan para pemilih menentukan hak pilihnya.(han)