Ilmuwan Buka Suara soal Adanya Suara Misterius di Atmosfer Bumi

Para ilmuwan baru-baru ini mendeteksi adanya suara misterius, yang berada di stratosfer (lapisan kedua atmosfer bumi). Sayangnya, mereka belum bisa menjelaskan secara detail terkait suara tersebut.

Ilmuwan Buka Suara soal Adanya Suara Misterius di Atmosfer Bumi
Para ilmuwan mendeteksi suara misterius, yang berada di lapisan kedua atmosfer bumi. Sayangnya, mereka belum bisa menjelaskan secara detail terkait suara itu. (Foto: Dok. NASA)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Para ilmuwan baru-baru ini mendeteksi adanya suara misterius, yang berada di stratosfer (lapisan kedua atmosfer bumi). Sayangnya, mereka belum bisa menjelaskan secara detail terkait suara tersebut.

"(Di stratosfer) ada sinyal infrasonik misterius yang terjadi beberapa kali per jam pada beberapa penerbangan, tetapi sumbernya sama sekali tidak diketahui," kata pemimpin penelitian, Daniel Bowman, dari Sandia National Laboratories, dilansir detikINET dari Iflscience, Senin (15/5/2023).

Biasanya mereka bisa mengetahui sumber suara yang berada di stratosfer. Para ilmuwan memberikan contoh, seperti peristiwa alam yang berhubungan dengan badai petir dan tabrakan antara gelombang laut.

Selain itu juga bisa terdeteksi aktivitas manusia, seperti turbin angin atau ledakan. Namun yang satu ini, mereka belum bisa memaparkannya.

Disampaikan, kalau para ilmuwan menggunakan microbarometers untuk memantau suara. Alat tersebut dipasang pada balon udara panas, yang terbang berkat tenaga surya pasif.

Instrumen tersebut dapat mengukur perubahan kecil di dalam tekanan. Nah sebelumnya alat ini dipakai untuk memantau gunung berapi.

Namun saat ini kecanggihannya sudah bisa diberdayakan untuk mendeteksi suara lebih rendah, dari yang dapat dirasakan telinga manusia. Kendati demikian, menariknya dari penelitian ini ialah suara misterius yang tertangkap hanya menggunakan pengaturan sederhana.

Balon yang dimaksud terbuat dari bahan yang dijual bebas, sehingga harganya cukup murah. Balon ini bisa mendarat di tempat yang sulit dijangkau, kecuali ada serangan tak terduga dalam upaya menjatuhkannya.

"Balon kami pada dasarnya adalah kantong plastik raksasa dengan sedikit debu arang di dalamnya untuk membuatnya gelap. Kami membuatnya menggunakan plastik pelukis dari toko perkakas, pita pengiriman, dan bubuk arang dari toko peralatan petasan," kata Bowman.

Dirinya menambahkan, ketika matahari bersinar di atas balon yang gelap, udara di dalam memanas dan menjadi apung. Lanjutnya, tenaga surya pasif ini cukup untuk membawa balon dari permukaan hingga lebih dari 20 km (66 ribu kaki) di langit.

"Setiap balon hanya membutuhkan bahan dan bahan senilai sekitar USD 50 bisa dibangun di lapangan basket," pungkasnya.(eky)