Etnis Minoritas Myanmar Klaim Berhasil Rebut 'Pusat Perdagangan' di Shan

Pejuang etnis minoritas yang memerangi junta Myanmar mengatakan, mereka merebut pusat perdagangan di negara bagian Shan. Hal ini terjadi beberapa hari setelah Tiongkok mengatakan pihaknya telah menengahi gencatan senjata sementara.

Dec 17, 2023 - 05:10
Etnis Minoritas Myanmar Klaim Berhasil Rebut 'Pusat Perdagangan' di Shan

NUSADAILY.COM –YANGON - Pejuang etnis minoritas yang memerangi junta Myanmar mengatakan, mereka merebut pusat perdagangan di negara bagian Shan. Hal ini terjadi beberapa hari setelah Tiongkok mengatakan pihaknya telah menengahi gencatan senjata sementara.

 

Dilansir dari medcom.id, bentrokan telah berkecamuk di seluruh negara bagian Shan di utara Myanmar sejak Tentara Arakan (AA), Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA) dan Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang (TNLA) melancarkan serangan gabungan pada akhir Oktober.

 

Ketiga kelompok sekutu tersebut – yang dikenal sebagai Aliansi Tiga Persaudaraan – mengatakan bahwa mereka telah merebut posisi militer dan pusat perbatasan yang penting untuk perdagangan dengan Tiongkok.

 

Menurut para analis, hal tersebut sebagai tantangan militer terbesar bagi junta sejak mereka merebut kekuasaan pada 2021.

 

Pada Kamis lalu, Beijing mengumumkan gencatan senjata sementara antara aliansi tersebut dan militer Myanmar. Terdapat masa damai di wilayah yang dikuasai MNDAA, namun bentrokan terus berlanjut di wilayah yang dikuasai TNLA dan AA.

 

TNLA mengatakan mereka menangkap Namhsan kemarin setelah melancarkan serangan di daerah itu lebih dari dua minggu lalu.

 

“Kami menguasai kota itu,” kata Brigadir Jenderal Tar Bhone Kyaw kepada AFP, Sabtu, 16 Desember 2023.

 

TNLA megunggah rekaman video di Facebook yang menunjukkan para pemimpin kelompok tersebut mengunjungi kota tersebut dan berbicara dengan tentara junta yang ditawan.

 

Brigadir Jenderal Zaw Min Tun, juru bicara tentara Myanmar, juga mengatakan kepada saluran TV milik pemerintah MRTV kemarin bahwa pertempuran terus berlanjut di sekitar Namhsan.

 

Menurut Tar Bhone Kyaw dari TNLA, tentara Myanmar juga kehilangan Zona Perdagangan 105-Mile, jalur perdagangan utama di perbatasan dengan Tiongkok di kotapraja Muse, negara bagian Shan.

 

Secara total, aliansi tiga kelompok tersebut mengatakan mereka telah merebut 422 pangkalan dan tujuh kota dari tentara Myanmar sejak 27 Oktober.

 

Serangan aliansi tersebut telah membangkitkan semangat penentang junta lainnya dan bentrokan telah menyebar ke timur dan barat Myanmar. Lebih dari setengah juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, menurut PBB.(*)