Dua Orang Asing Terluka dalam Serangan Hotel di Kabul
Juru bicara pemerintah sementara Afghanistan menyatakan bahwa sebuah hotel di pusat ibu kota Kabul yang populer di kalangan warga China diserang oleh militan pada tanggal 12 waktu setempat, menyebabkan 2 orang asing terluka dan 3 Dua penyerang tewas.
NUSADAILY.COM - KABUL - Juru bicara pemerintah sementara Afghanistan menyatakan bahwa sebuah hotel di pusat ibu kota Kabul yang populer di kalangan warga China diserang oleh militan pada tanggal 12 waktu setempat, menyebabkan 2 orang asing terluka dan 3 Dua penyerang tewas.
Melansir chinanews.com, juru bicara Mujahid mengatakan dalam sebuah postingan bahwa kedua orang asing itu terluka saat mencoba melarikan diri dengan melompat dari balkon hotel.
BACA JUGA : Setelah 10 Tahun Akhirnya Tingkat Ancaman Terorisme di...
Seorang reporter di Kabul juga memposting video di platform sosial: bangunan itu diselimuti asap, suara tembakan terdengar di dekatnya, dan seseorang mencoba melompat keluar dari jendela hotel untuk menghindari serangan itu.
Sumber mengatakan hotel-hotel yang digerebek sering menampung warga negara China dan asing lainnya.
Seorang juru bicara polisi mengatakan bahwa serangan itu terjadi sekitar pukul 14:30 waktu setempat, dan penduduk setempat juga mengatakan bahwa mereka mendengar ledakan dan tembakan keras.
Para pengusaha China banyak menggunakan hotel ini sebagai tempat tinggal selama berurusan di Kabul, dan Afghanistan umumnya.
Belum diketahui serangan dilakukan kelompok mana. Afghanistan yang dikendalikan kelompok Taliban juga belum memberi penjelasan rinci.
BACA JUGA : Dua Petugas Keamanan Tewas Dalam Serangan Teroris di Lakki...
Tidak ada laporan resmi segera tentang identitas penyerang atau potensi korban. Juga belum ada data berapa banyak orang asing sedang berada di hotel tersebut.
Suara tembakan senapan juga sempat terdengar beberapakali di latar belakang gemuruh gema ledakan.
Memberikan keamanan telah menjadi tujuan utama Taliban sejak menguasai Negara itu pada Agustus tahun lalu setelah menggulingkan pemerintah yang didukung AS.
Namun gerakan tersebut terkunci dalam konflik dengan kelompok teroris Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS).(mdr3)