Rumah Sakit Indonesia di Palestina Tutup

Rumah Sakit Indonesia di Gaza terpaksa ditutup sepenuhnya, dengan sekitar 45 pasien yang sangat membutuhkan pembedahan saat ini terlantar di ruang tunggu.

Nov 18, 2023 - 13:05

NUSADAILY.COM -JAKARTA - Rumah Sakit Indonesia di Gaza terpaksa ditutup sepenuhnya, dengan sekitar 45 pasien yang sangat membutuhkan pembedahan saat ini terlantar di ruang tunggu.

Kepala Rumah Sakit Indonesia, Atef al-Kahlout, mengatakan, mereka tidak bisa beroperasi sama sekali  karena tidak mampu lagi menampung dan melayani pasien.

“Rumah sakit Indonesia telah berhenti melayani dan beroperasi sama sekali,” kata al-Kahlout, dikutip dari Al Jazeera, Jumat, 17 November 2023.

“Karena ketidakmampuan klinis kami untuk menampung pasien dari Gaza dan wilayah utara, kami mengumumkan bahwa rumah sakit tersebut telah berhenti beroperasi sepenuhnya,” imbuhnya.

Dari keterangan al-Kahlout, Rumah Sakit Indonesia tidak berfungsi karena kurangnya berbagai pasokan. Sementara itu, terlalu banyak pasien yang harus ditangani.

Rumah sakit yang terletak di Beit Lahiya itu memiliki sejumlah pasien Palestina yang terluka berjejer di lorong-lorong, dan sebagian dari mereka tengkurap di tengah genangan darah.

Meskipun rumah sakit tersebut memiliki kapasitas 140 pasien, menurut al-Kahlout, sekitar 500 pasien saat ini berada di dalam rumah sakit. 

Ia menambahkan, sebanyak 45 pasien memerlukan “intervensi bedah segera”, dan meminta ambulans “tidak membawa lebih banyak orang yang terluka” ke rumah sakit itu.

Sejumlah petugas kesehatan di rumah sakit itu menyebutkan kekurangan pasokan yang parah.

Lebih dari 11.400 orang telah terbunuh, dengan lebih dari 4.600 anak-anak, dalam serangan Israel di Gaza, menurut otoritas kesehatan Palestina. Seakan tak cukup, Israel juga sangat membatasi pasokan air, makanan, listrik dan bahan bakar ke kantong Palestina itu.

Tihdakan Israel dikecam lembaga-lembaga bantuan. Mereka memperingatkan akan adanya bencana kemanusiaan di wilayah tersebut.

Rumah Sakit Indonesia, terletak di dekat kamp pengungsi Jabalia – yang terbesar di Gaza – juga telah menampung ratusan pengungsi yang mencari perlindungan di sana.

Daerah sekitar rumah sakit beberapa kali diserang pasukan Israel, dan setidaknya dua warga sipil tewas dalam serangan antara 7 hingga 28 Oktober, menurut organisasi HAM, Human Rights Watch.

Militer Israel menuduh Rumah Sakit Indonesia digunakan “untuk menyembunyikan pusat komando dan kendali bawah tanah” untuk Hamas. Pejabat Palestina dan kelompok Indonesia yang mendanai rumah sakit tersebut telah membantah klaim tersebut.

Sementara itu, kekhawatiran meningkat terhadap ribuan warga sipil yang terjebak di Rumah Sakit al-Shifa, kompleks medis terbesar di Gaza, di tengah serangan Israel yang sedang berlangsung. 

Israel mengatakan, rumah sakit tersebut merupakan pusat komando Hamas. Namun, klaim tersebut dibantah oleh kelompok tersebut.(*)