Begini Permintaan Timwas Haji DPR RI Kepada Kemenag Soal Kesehatan Calon Jemaah Haji
NUSADAILY. COM - JAKARTA - Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI Ade Rezki Pratama meminta Kementerian Agama ( Kemenag) dan Kementerian Kesehatan melakukan kerjasama soal monitoring kesehatan para calon jemaah haji.Karena hal ini sangat penting dilakukan untuk menjaga stamina para calon jemaah haji yang akan melaksanakan ibadah haji yang sangat menguras tenaga.
Hal tersebut disampaikan usai Timwas Haji DPR RI mengadakan pertemuan di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Kota Madinah. Dalam rangka mencari data dan menerima masukan terkait dengan pelaksanaan haji khususnya di sektor kesehatan, Selasa (4/7/2023).
" Selama penyelenggaraan haji mulai dari sebelum keberangkatan sampai pada saat puncak haji baik itu di Arafah, Muzdalifah dan Mina bahwa jemaah reguler kita banyak yang terkena penyakit-penyakit tertentu seperti batuk, pilek, pneumonia, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) dan demensia," ujar Ade
Ia menilai, sekitar 30 persen dari jemaah haji reguler adalah Lanjut Usia (Lansia). Para Lansia ini saat menunaikan ibadah Haji mengalami demensia.
Dampaknya, banyak jemaah haji yang mengalami demensia itu mengalami beberapa heat stroke maupun penyakit-penyakit lainnya sebelum puncak haji dilaksanakan. Bahkan, banyak data menyebutkan, jemaah haji Indonesia yang meninggal disebabkan karena serangan stroke tersebut.
" Kita menemukan jemaah reguler ini mengalami yang namanya shock secara mental maupun psikologi ini terkait juga dengan beberapa peristiwa yang dialami oleh jemaah kita. Di antaranya adalah peristiwa teknis yang terkait dengan tidak komitmennya mashariq dalam memberikan kewajibannya," ungkap Anggota Komisi IX ini.
Politisi Fraksi Partai Gerindra ini menambahkan bahwa hak yang harusnya diperoleh jemaah reguler tidak terlayani sehingga terlunta-lunta. Seperti ketersediaan bus jemputan yang terlambat datang sehingga menyebabkan jemaah Indonesia mengalami beberapa penyakit akibat kelahan yang cukup ekstrem.
Terlebih, mashariq tersebut dalam memberikan konsumsi makanan tidak sesuai dengan komitmen dari yang sudah disepakati.
Kita melihat bahwa kesehatan haji Indonesia itu tidak hanya dari kondisi awal kesehatan jemaah haji itu sendiri saat berangkat tetapi juga terkait dengan kendala-kendala teknis yang dihadapi selama penyelenggaraan haji di Makkah dan Madinah," tutup Ade (sir/wan)