Bangunan Bersejarah Peru terbakar Usai Demo Anti-pemerintah

Penduduk di ibu kota Peru, Lima, terbangun dan kaget menemukan salah satu bangunan paling bersejarah di kota itu terbakar habis setelah malam protes anti-pemerintah baru yang meluas ke seluruh negeri, dengan Presiden Dina Boluarte bersumpah untuk lebih keras terhadap "pengacau".

Jan 21, 2023 - 19:25
Bangunan Bersejarah Peru terbakar Usai Demo Anti-pemerintah
Bangunan bersejarah di Peru terbakar habis (Foto: Anadolu Agency)

NUSADAILY.COM - PERU - Penduduk di ibu kota Peru, Lima, terbangun dan kaget menemukan salah satu bangunan paling bersejarah di kota itu terbakar habis setelah malam protes anti-pemerintah baru yang meluas ke seluruh negeri, dengan Presiden Dina Boluarte bersumpah untuk lebih keras terhadap "pengacau".

Dikutip BBC, sebuah bangunan besar berusia hampir seabad di Lima tengah hancur setelah terbakar.

Pihak berwenang telah menyelidiki penyebabnya dan menyesalkan hilangnya "aset monumental".

Pemerintah menepis rumor bahwa kebakaran yang tidak memakan korban jiwa itu disebabkan oleh bom gas air mata yang dilemparkan polisi saat terjadi bentrokan.

Insiden itu terjadi setelah ribuan pengunjuk rasa turun ke Lima awal pekan ini, menyerukan perubahan besar-besaran dan marah dengan meningkatnya jumlah korban tewas akibat protes, yang secara resmi meningkat menjadi 45 orang.

Sementara itu, di Arequipa, bentrokan baru pecah antara pengunjuk rasa dan polisi, sementara operasi di bandara utama kawasan itu dihentikan pada Kamis waktu setempat.

Bandara kota Cusco dan satu lagi di selatan kota Juliaca juga diserang.

"Ini kekacauan nasional, Anda tidak bisa hidup seperti ini. Kami berada dalam ketidakpastian yang mengerikan, ekonomi, vandalisme," kata penduduk Lima, Leonardo Rojas.

Pemerintah minggu ini memperpanjang keadaan darurat ke enam wilayah, membatasi beberapa hak sipil.

Tetapi Presiden Boluarte telah menolak seruan untuk mengundurkan diri dan pemilihan umum, sebaliknya menyerukan dialog dan berjanji untuk menghukum mereka yang terlibat dalam kerusuhan.

"Semua hukum akan dijatuhkan pada orang-orang yang telah bertindak dengan vandalisme," terangnya, pada Kamis (19/1/2023).

Beberapa penduduk setempat menuding Boluarte karena "tidak mengambil tindakan apa pun" untuk memadamkan protes, yang dimulai pada 7 Desember tahun lalu sebagai tanggapan atas pemecatan dan penangkapan mantan Presiden Pedro Castillo, yang secara ilegal mencoba membubarkan Kongres.

Kelompok hak asasi manusia (HAM) menuduh polisi dan tentara menggunakan senjata api yang mematikan.

Polisi mengatakan pengunjuk rasa telah menggunakan senjata dan bahan peledak rakitan.

(roi)