Asal Usul Hingga Proses Pembuatan Supersemar yang Selalu Diperingati Setiap 11 Maret

Supersemar sendiri adalah singkatan dari Surat Perintah 11 Maret. Lalu, bagaimana sejarah peringatan Supersemar pada tanggal 11 Maret? Simak penjelasannya berikut ini.

Mar 8, 2023 - 18:29
Asal Usul Hingga Proses Pembuatan Supersemar yang Selalu Diperingati Setiap 11 Maret
Foto: pembacaan Supersemar yang dilakukan oleh Ir. Soekarno

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Hari Supersemar selalu diperingati setiap tahun pada tanggal 11 Maret. Supersemar adalah surat perintah yang dikeluarkan pada tanggal 11 Maret oleh Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno.

Supersemar sendiri adalah singkatan dari Surat Perintah 11 Maret. Lalu, bagaimana sejarah peringatan Supersemar pada tanggal 11 Maret? Simak penjelasannya berikut ini.

Asal-Usul Hari Supersemar 11 Maret

Dilansis situs Kabupaten Buleleng, supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret adalah surat yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Soekarno pada tanggal 11 Maret 1966. Surat ini berisi perintah yang menginstruksikan Soeharto, selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) saat itu untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk menjamin keamanan negara.

Pada 11 Maret 1966, Soekarno mengadakan sidang pelantikan Kabinet Dwikora yang kemudian dikenal dengan 'Kabinet 100 Manteri'. Saat sidang, Panglima Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa, Brigadir Jenderal mengatakan ada laporan dari intel Cakrabirawa terkait pasukan tanpa tanda pengenal yang mengepung Istana.

BACA JUGA : Hari Tanpa Diskriminasi Sedunia Jatuh pada 1 Maret, Berikut...

Akibatnya, sidang diskors. Presiden Soekarno bersama Wakil perdana Menteri I Soebandrio, Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh, dan Brigjen Sabut menaiki helikopter yang diparkir di halaman Istana Merdeka dan terbang ke Bogor.

Setelah masa skorsing sidang berakhir, sidang kabinet dibuka oleh Wakil Perdana Menteri II Dr.J. Leimena. Leimena hanya berbicara singkat untuk menutup sidang dan kemudian menyusul ke Bogor.

Proses Pembuatan Supersemar

Situasi tersebut dilaporkan kepada Mayor Jendral Soeharto yang pada saat itu selaku Panglima Angkatan Darat menggantikan Letnan Jendral Ahmad Yani yang gugur akibat peristiwa G-30-S/PKI itu. Mayor Jendral (Mayjend) Soeharto saat itu tidak menghadiri sidang kabinet karena sakit.

Mayor Jendral Soeharto mengutus tiga orang perwira tinggi (AD) ke Bogor untuk menemui Presiden Soekarno di Istana Bogor, yaitu Brigadir Jendral M. Jusuf, Brigadir Jendral Amirmachmud dan Brigadir Jendral Basuki Rahmat. Setibanya di Istana Bogor, terjadi pembicaraan antara tiga perwira tinggi AD dengan Presiden Soekarno mengenai situasi yang terjadi pada sidang kabinet.

Ketiga perwira tersebut menyatakan bahwa Mayjend Soeharto mampu mengendalikan situasi dan memulihkan keamanan bila diberikan surat tugas atau surat kuasa yang memberikan kewenangan kepadanya untuk mengambil tindakan. Akhirnya, Presiden Soekarno menyetujui hal tersebut dan dibuatlah surat perintah yang dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).

Isi Supersemar

Apa isi dari Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar? Melalui Supersemar, Presiden Soekarno meminta Soeharto untuk melakukan tiga hal sebagai berikut.

1.       Mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk terdjaminnja keamanan dan ketenangan, serta kestabilan djalannja pemerintahan dan djalannja Revolusi, serta mendjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar  Revolusi/Mandataris M.P.R.S. demi untuk keutuhan Bangsa dan Negara Republik Indonesia, dan melaksanakan dengan pasti segala adjaran Pemimpin Besar Revolusi.

2.       Mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan Panglima-Panglima Angkatan Lain dengan sebaik-baiknja.

3.       Supaja melaporkan segala sesuatu jang bersangkut paut dalam tugas dan tanggung-djawabnja seperti tersebut diatas.

Supersemar yang dikeluarkan pada 11 Maret 1966 menjadi latar belakang peringatan Hari Supersemar. Dengan demikian, Hari Supersemar diperingati setiap tanggal 11 Maret. (ros)