Sandiaga Tak Ingin Soal Utang-piutang Menjadi Polemik Jelang Pilpres 2024

Sandiaga tak ingin soal utang-piutang menjadi polemik jelang Pilpres 2024. Mengingat tahapan kontestasi Pilpres 2024 telah dimulai saat ini.

Feb 7, 2023 - 21:51
Sandiaga Tak Ingin Soal Utang-piutang Menjadi Polemik Jelang Pilpres 2024
Sandiaga Uno dan Anies Baswedan. (Foto: Rifkianto Nugroho)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Anies Baswedan saat Pilkada 2017 yang diungkap Erwin Aksa mencapai Rp 50 miliar. Sandiaga mengaku ingin menatap masa depan.
"Ya, setelah saya salat istikharah, setelah saya menimbang, berkonsultasi dengan keluarga, saya tidak ingin melanjutkan pembicaraan mengenai ini," ujar Sandiaga usai menghadiri Harlah 1 Abad NU di Gelora Delta Sidoarjo, Jalan Pahlawan, Wismasarinadi, Magersari, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, dalam keterangan tertulis, Selasa (7/2/2023).

BACA JUGA : Surya Darmadi Bakal Jalani Sidang Tuntutan Kasus Korupsi...

"Lebih baik nanti para pihak yang mengetahui untuk bisa menyampaikan, tapi dari saya cukup sekian dan saya ingin fokus menatap masa depan," ujarnya.

Sandiaga tak ingin soal utang-piutang menjadi polemik jelang Pilpres 2024. Mengingat tahapan kontestasi Pilpres 2024 telah dimulai saat ini.

"Kontestasi demokrasi tinggal sebentar lagi, mari kita tatap masa depan dengan penuh rasa suka cita, gembira dan persatuan dan kesatuan bangsa kita," kata Sandiaga.

Seperti diketahui sebelumnya utang-piutang antara Sandiga dan Anies ini diungkap Erwin Aksa di YouTube Akbar Faizal. Erwin aksa telah mengizinkan pernyataannya dalam video untuk dikutip.

Erwin yang kala itu menjadi pengukung Anies-Sandi di Pilgub DKI 2017, menceritakan uang tersebut dibutuhkan agar roda logistik lancar dalam memenangkan kursi DKI 1. Dia menyebut surat perjanjian utang-piutang ini disusun Rikrik Rizkiyana, pengacara Sandiaga saat itu.

"Itu memang waktu putaran pertama, ya. Logistik juga susah. Jadi, ya, yang punya logistik kan Sandi. Sandi kan banyak saham, likuiditas bagus, dan sebagainya. Ya ada perjanjian satu lagi, yang saya kira itu yang ada di Pak Rikrik itu," kata Erwin.

"Intinya kalau tidak salah itu perjanjian utang piutang barangkali ya. Ya pasti yang punya duit memberikan utang kepada yang tidak punya duit. Kira-kira begitu. Karena yang punya likuiditas itu Pak Sandi kemudian memberikan pinjaman kepada Pak Anies," katanya.dilansir dari detik.com 

Erwin menilai situasi logistik saat putaran pertama Pilkada DKI 2017 masih cenderung sulit. Dia menyebut nominal utangnya mencapai Rp 50 miliar.

BACA JUGA : BPBD DKI Jakarta Laporkan Kenaikan Tinggi Muka Air di Pintu...

"Karena waktu itu putaran pertama kan ya namanya juga lagi tertatih-tatih kan waktu itu. Jadi kira-kira begitu. Yang itu saya lihat. Dan itu ada di Pak Rikrik. Nilainya berapa, ya, Rp 50 miliar barangkali. (Apakah sudah lunas?) Saya kira belum barangkali, ya," ujar dia.

Diwawancara terpisah, Erwin mengatakan dirinya hanya melihat perjanjian itu. Dia mengatakan surat terkait perjanjian utang-piutang itu ada di tangan Rikrik.

"Saya hanya melihat. Yang megang semuanya lawyer-nya Pak Sandi namanya Pak Rikrik," kata Erwin Aksa saat dihubungi.

Erwin mengaku tak tahu-menahu kelanjutan dari perjanjian utang-piutang itu pada saat ini.

"Iya waktu saya lihat segitu (Rp 50 miliar). Saya nggak tahu sekarang. Nggak tahu kalau itu (perjanjian masih berlangsung atau tidak)," ujarnya.(ris)