Program BAAS Tunjukkan Hasil, Satu Anak di Kota Batu Lulus dari Stunting

Sep 14, 2023 - 02:38
Program BAAS Tunjukkan Hasil, Satu Anak di Kota Batu Lulus dari Stunting
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai meluncurkan program BAAS untuk menekan angka stunting di Kota Batu.

NUSADAILY.COM-KOTA BATU–Program bapak bunda asuh (BBAS) dicetuskan Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai sejak Maret lalu. Melalui program itu, Aries menginstruksikan kepada seluruh OPD di lingkungan Pemkot Batu turut terlibat menurunkan prevalensi stunting.

 

Setiap OPD minimal mengawal dua anak penderita stunting di bawah usia dua tahun (baduta). Sejak awal diluncurkan, totalnya 40 baduta yang menerima intervensi gizi melalui program BAAS. Pendampingan intervensi gizi ditujukan kepada baduta stunting yang mengalami masalah selama 3 bulan.

 

Langkah itu cukup efektif menekan kasus stunting di Kota Batu yang kini berada di angka 13,2 persen atau sekitar  1.419 balita terindikasi stunting. Ditargetkan pada akhir 2023 nanti kasus gizi buruk di Kota Batu bisa turun menjadi 10,8 persen.

 

Pada pertengahan September 2023, satu anak berhasil lepas dari stunting. Anak tersebut diasuh selama enam bulan oleh Aries Agung Paewai. Tumbuh kembang anak tersebut juga sangat baik. Tinggi dan berat badannya sudah ideal sesuai usianya. Pihaknya juga memberi semangat kepada orang tua si anak agar memperhatikan asupan gizi bagi anak.

 

“Syukur akhirnya salah satu balita yang saya asuh di Desa Pesanggrahan telah mentas stunting. Kami berharap orang tua membawa balitanya ke posyandu setiap bulan. Untuk melihat perkembangan balita tersebut seperti apa,” Aries.

 

Berhasilnya program BAAS, mendorong Aries untuk mengangkat lagu dua balita di Kelurahan Sisir. Kedua anak tersebut terindikasi stunting sehingga dirinya bersedia untik menjadi orang tua asuh. “Setelah anak asuh saya dinyatakan mentas. Saya mengangkat lagi dua orang balita terindikasi stunting di Kelurahan Sisir,” imbuhnya.

 

Menurut Aries, pola orang tua asuh yang diterapkan saat ini berhasil menjadikannya lebih fokus. Untuk lebih fokus terhadap perkembangan dan kebutuhan anak. Sehingga anak tersebut bisa lebih cepat untuk mentas dari stunting.

 

“Para orang tua sangat terbantu dengan adanya program tersebut. Sedangkan anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai harapan,” ungkapnya.

 

Lebih lanjut, kerja sama dan komunikasi dengan orang tua juga sangat penting. Guna membangun kesadaran akan pentingnya memberikan perhatian lebih kepada anak. Terutama soal gizi dan layanan kesehatan. Sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang ideal.

 

“Penanganan stunting adalah tugas kita bersama. Tidak hanya tugas Dinkes atau Dinas Pemberdayaan saja. Karena itu, seluruh OPD harus bergerak bersama-sama menurunkan angka stunting di Kota Batu,” jelas dia.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, drg Kartika Trisulandari menyampaikan, capaian penurunan angka stunting tak lepas dari berbagai intervensi yang telah dilakukan, oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Batu.

 

“Dalam rangka penanganan stunting 2023. Pada tahun ini kami menargetkan angka stunting di Kota Batu bisa turun jadi 10,8 persen,” papar Kartika.

 

Dia menjelaskan, ada sejumlah langkah intervensi yang dilakukan Pemkot Batu untuk menurunkan angka stunting. Diantaranya adalah pemberian tablet penambah darah pada remaja putri. Kemudian juga dilaksanakan program SMART CATIN atau Sehat Mental Agama Reproduksi Terpadu Calon Pengantin. Mencakup pemeriksaan fisik dan laboratorium, serta pembinaan kesehatan reproduksi calon pengantin.

 

Selain itu, juga dilakukan pendampingan bagi ibu hamil, yang menjadi fokus dalam upaya mengantisipasi terjadinya bayi stunting. Seluruh tahap tumbuh kembang balita seperti pemantauan status gizi dan imunisasi menjadi perhatian utama.

 

“Selain itu, kami juga melakukan implementasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Guna meningkatkan akses sanitasi dasar, yang juga menjadi bagian dari strategi penanganan stunting,” tandasnya. (oer/wan)