Partai Garuda Soroti Aksi Saling Berebut Pesona Sosok Paling Sederhana di Pilpres 2024

Teddy menilai para kandidat capres tidak perlu berebut pesona paling sederhana atau paling di-support rakyat. Sebab menurut UU Pemilu, Capres memang boleh mendapatkan sumbangan dari pengusaha.

Apr 26, 2023 - 01:00
Partai Garuda Soroti Aksi Saling Berebut Pesona Sosok Paling Sederhana di Pilpres 2024
Foto: Waketum Partai Garuda Teddy Gusnaidi

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Waketum Partai Garuda soroti aksi saling berebut pesona soal sosok paling sederhana di Pilpres 2024 mendatang. Diketahui, suhu politik di setahun menjelang Pemilu 2024 ini kian menghangat karena para tokoh politik nasional mulai melakukan manuver saling serang narasi.

"Pendukung Ganjar Pranowo dan Pendukung Anies Baswedan saling berbalas pantun tentang siapa yang amunisi Pilpresnya di-backing pengusaha. Saling berebut yang paling sederhana, yang nantinya tentu untuk bahan kampanye, bahwa si A di-support oleh rakyat jelata, si B di-support oleh pengusaha," kata Waketum Partai Garuda Teddy Gusnaidi dalam keterangan tertulis, Kamis (25/4/2023).

Dilansir dari detik.com, Teddy menilai para kandidat capres tidak perlu berebut pesona paling sederhana atau paling di-support rakyat. Sebab menurut UU Pemilu, Capres memang boleh mendapatkan sumbangan dari pengusaha.

BACA JUGA : Ada Saksi Sebut Komisioner KPU RI Paksa KPUD Loloskan PKN,...

Setiap perusahaan bisa menyumbangkan dana ke Capres maksimal Rp 25 Miliar, sedangkan untuk perorangan maksimal Rp 2,5 Miliar.

"Bohong jika ada Capres yang tidak melakukan hal ini, karena ini sah. Pilpres tentu perlu biaya untuk kampanye," tutur Teddy.

"Yang seharusnya diangkat dalam berbalas pantun adalah, apa keunggulan Capres yang didukung, bukan malah berebut membuat drama paling merakyat," imbuhnya.

Lebih lanjut, Teddy menilai urusan dana kampanye tidak pas dijadikan patokan mengenai siapa sosok 'lawan berat'. Menurutnya, Pemilu memiliki faktor-faktor yang lebih kompleks, mulai dari pentingnya ide, gagasan, dan visi calon pemimpin.

"Kenapa ukuran lawan berat di Pilpres hanya diukur dengan dana kampanye? Kalau ukurannya hanya itu saja, ini kita mau mengadakan Pemilihan Presiden atau pemilihan pengusaha paling kaya?" pungkasnya. (ros)