Nama Besar Anies dan Tarung Ketat di Pilkada Jakarta 2024

"Sekarang saya memang dalam fase menakar mempertimbangkan [ikut Pilgub Jakarta 2024], sudah ada undangan dari parpol dan kemudian masyarakat juga, bisa dibilang seminggu bisa 3 sampai 4 kali di rumah itu berdatangan, berbagai kelompok yang mengundang untuk saya kembali ke Jakarta," kata Anies dalam silaturahmi tersebut.

Jun 4, 2024 - 14:35
Nama Besar Anies dan Tarung Ketat di Pilkada Jakarta 2024

NUSADAILY.COM – JAKARTA – Mantan calon presdien nomor urut 01, Anies Baswedan sudah memberi sinyal akan kembali maju untuk memimpin Jakarta setelah kalah pada Pilpres 2024 lalu.

Dia kembali menjadi 'tokoh' yang seksi dikaitkan dengan kontestasi Pilgub Jakarta pada Pilkada serentak 2024 nanti.

Selain jadi bahasan di kalangan partai politik, Anies mantan Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 sudah mengisyaratkan saat bersilaturahmi dengan Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) di Penjaringan, Jakarta Utara, pada pertengahan Mei lalu.

"Sekarang saya memang dalam fase menakar mempertimbangkan [ikut Pilgub Jakarta 2024], sudah ada undangan dari parpol dan kemudian masyarakat juga, bisa dibilang seminggu bisa 3 sampai 4 kali di rumah itu berdatangan, berbagai kelompok yang mengundang untuk saya kembali ke Jakarta," kata Anies dalam silaturahmi tersebut.

Selain itu sebanyak 21 kelompok relawan mendeklarasikan dukungan kepada Anies untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2024 pada Sabtu (1/6).

Anies yang bukan kader parpol manapun masih terbuka untuk mengikuti Pilgub Jakarta dengan diusung partai. Itu pernah dilakoninya ketika mengikuti Pilkada atau Pilgub DKI Jakarta 2017, dan Pilpres 2024.

DPW PKS Jakarta sebelumnya juga berencana mengusung Anies. Sebab, hanya nama Anies yang masuk dalam usulan resmi DPW PKS Jakarta untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Tak hanya DPW PKS Jakarta, PDIP juga mengkaji nama Anies untuk diusung dalam kontestasi politik tersebut.

Nama Anies bersaing dengan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PANRB Azwar Anas hingga mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Bukan cuma itu, putra bungsu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang masuk bursa Pilgub DKI pascaputusan MA, Kaesang Pangarep, juga blak-blakan buka minat bila menjadi cawagub pendamping Anies di Pilkada Jakarta 2024.

Approval tinggi dan Koalisi Prabowo-Gibran

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai potensi Anies untuk kembali bertarung di Pilkada DKI Jakarta mengemuka karena dia memiliki peringkat penerimaan (approval rating) atau kepuasan publik dan elektabilitas yang cukup baik.

Dia mencontohkan pada Pilpres 2024 lalu saja, Anies meraih suara cukup tinggi yakni 40,9 juta suara (24,9 persen) alias nomor dua di antara tiga capres. Anies juga mampu membuat suara Koalisi Perubahan yang terdiri dari NasDem, PKB dan PKS naik secara signifikan.

"Anies bukan hanya secara approval rating, elektabilitas, tapi acceptabilitas di internal Koalisi Perubahan saat ini juga cukup bagus," kata Agung Senin (3/6).

Agung mengatakan jelang Pilgub Jakarta, Anies secara politik diterima di semua poros koalisi di Pilpres 2024 kemarin. Jadi, sambungnya, bukan hanya Koalisi Perubahan yang menjadi pengusungya pada Pilpres 2024 tersebut.

Namun, Agung berpendapat Anies juga bisa saja bergabung bersama koalisi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai kendaraan politiknya untuk kembali maju di Pilkada DKI Jakarta. Prabowo-Gibran adalah rival Anies di Pilpres 2024.

"Kalau dilihat konstelasi politik di level nasional, kemungkinan besar Anies akan merapat dengan koalisi Prabowo-Gibran," ujarnya.

Menurutnya itu bisa saja terjadi karena NasDem dan PKB yang semula ada di Koalisi Perubahan kini sudah merapat ke koalisi pemenang Pilpres2024, Prabowo-Gibran. Dengan demikian, Anies secara otomatis akan terseret arus nasional yang mengarahkannya ke koalisi Prabowo-Gibran.

"Sekaligus dalam tanda petik mengamankan peluang kemenangannya supaya terkonversi ketika hari H pemilihan. Kalau ke PDIP ini kan melawan. Ini kurang strategis secara politik dengan situasi politik nasional seperti sekarang," jelasnya.

Agung menyebut Anies sangat mungkin berduet dengan Kaesang di Pilkada DKI Jakarta 2024 jika bergabung dengan Koalisi Prabowo-Gibran. Ia menilai sejauh ini kans Anies untuk menang pun besar.

"Sangat mungkin kalau saya melihat duet dengan Kaesang. Win-win solution-nya di situ. Artinya Anies mewakili Koalisi Perubahan, Kaesang mewakili Koalisi Keberlanjutan melawan Koalisi PDIP atau bahkan bisa jadi kalau tidak ada lawan ya kotak kosong," kata Agung.

Senada, Pengamat politik Universitas Andalas, Asrinaldi mengatakan Anies berpotensi besar untuk menang di Pilkada DKI Jakarta mendatang. Menurutnya itu bisa terjadi karena umumnya warga Jakarta senang dengan kinerja Anies selama menjabat sebagai Gubernur DKI periode 2017-2022.
"Potensi dia untuk menang sebagai calon petahana itu kuat," ujarnya.

Asrinaldi menyebut pemetaan pendukung Anies di Jakarta terlihat sangat jelas pada Pilpres 2024. Oleh karena itu, dia meyakini partai-partai politik akan mengkaji untuk mengusung Anies di Pilkada DKI Jakarta.

Menurutnya, pertimbangan PDIP terhadap Anies sangat rasional. PDIP membutuhkan sosok yang bisa dijadikan simbol bahwa partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu tetap ingin kekuasaan yang dijaga dengan konstitusi.

"Makanya simbol Anies itu bisa dijadikan bukti bahwa PDIP masih komitmen dengan konstitusi dan tidak ada persoalan dengan orang, agama, etnis. Tapi, PDIP berpikir bahwa dia perlu berbicara tentang negara kesatuan," kata Asrinaldi.

"Sosok Anies saya pikir cukup relevan untuk menjawab itu bahwa komitmen PDIP sebenarnya yang dituduhkan oleh banyak kelompok-kompok islam tidak seperti itu. Ini kan satu strategi politik yang luar biasa," imbuhnya.

Asrinaldi mengatakan PDIP akan mendapatkan hasil yang maksimal di Pemilu 2029 apabila mengusung Anies di Pilkada DKI Jakarta 2024. Dan, sambungnya, Anies pun bisa memiliki 'keuntungan tersendiri' bila memilih PDIP sebagai kendaraan politik di Pilgub Jakarta.

"Saya pikir kalau Anies bijak dan mau berpikir jauh ke depan dia harus ambil PDIP," tuturnya.

Asrinaldi berani berkata demikian, karena PDIP juga berhitung sehingga memutuskan untuk mencoba menggeser Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ke Pilgub Sumatera Utara (Sumut).

"Saya meyakini pilihan dari PDIP juga harus dihitung, karena dia menggeser Ahok ke Medan [Pilgub Sumut]. Saya pikir master mind PDIP itu pintar. Saya salut. Bagus untuk membesarkan nama PDIP," ucapnya.

Asrinaldi berpendapat, jika Anies diusung oleh PDIP, peluang untuk berduet dengan Kaesang sangat kecil. PDIP tak akan merestui duet tersebut.

"PSI agak berseberangan dengan PDIP. Kaesang bagian dari simbolik Jokowi yang selama ini dianggap kader yang membangkang," katanya.

Sementara itu, PKB yang menjadi salah satu motor kampanye Anies di Pilpres 2024, pun masih 'abu-abu' untuk mengusungnya pada Pilgub Jakarta.

Mantan cawapres pendamping Anies di Pilpres 2024 yang juga Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengaku senang jika koleganya itu benar- benar ingin maju dalam Pilkada Jakarta. Namun, dia belum bisa lugas mengatakan PKB akan mengusung Anies di Pilgub Jakarta.

Ia mengatakan internal partainya hingga kini masih terus membahas sosok yang bakal diusung sebagai cagub di Pilkada Jakarta.

Cak Imin menyampaikan DPP PKB masih mengumpulkan rekomendasi-rekomendasi dari tingkat DPC dan DPW PKB.

"Nanti minggu depan, akhir bulan ini baru akan dibahas semua pilkada, termasuk DKI," ujarnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (28/5).

Pada Senin (3/6) lalu DPP PKB baru mengumumkan 35 nama yang sudah pasti bakal diusung partai itu pada Pilkada Kabupaten/Kota 2024 ini.(han)