Emak-emak di Rempang Batam Usir Aparat yang Mendata untuk Relokasi

Salah satu warga yang enggan disebut namanya menuturkan petugas yang menawarkan relokasi untuk proyek Rempang Eco City tersebut datang ke Sembulang setiap hari.

Sep 14, 2023 - 19:32
Emak-emak di Rempang Batam Usir Aparat yang Mendata untuk Relokasi

NUSADAILY.COM – BATAM – Sejumlah warga yang terdiri dari emak-emak dikabarkan mengusir petugas yang hendak menawarkan relokasi kepada warga di Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Pulau Rempang, Kepulauan Riau, Rabu (13/9).

Dalam rekaman video yang diterima, tampak warga yang didominasi ibu-ibu meminta agar petugas tersebut pergi dari area perkampungannya yang masuk wilayah adminsitarasi Kota Batam itu.

Dalam rekaman video itu tampak ibu-ibu tersebut menyuruh aparat berpakaian TNI dan lelaki berbaju abu untuk masuk ke dalam mobil berwarna silver.

Salah satu warga yang enggan disebut namanya menuturkan petugas yang menawarkan relokasi untuk proyek Rempang Eco City tersebut datang ke Sembulang setiap hari.

Namun warga menolak tawaran tersebut lantaran belum ada kepastian.

Ia bilang, petugas yang datang mengatakan warga hanya diberikan waktu hingga 20 September 2023 untuk mendaftarkan relokasi tersebut.

"Setiap hari ke sini cuma warga tetap menolak. Setidaknya terangkan dulu lahan yang ingin dibangun, kita kan percaya juga. Setidaknya mereka membersihkan lahan kosong itu di Sijantung, daerah Dapur Tiga," ungkapnya mengutip CNNIndonesia.com.

Selain itu, ia mengatakan rencana relokasi tersebut sebagai bentuk pengusiran warga dari kampungnya sendiri.

"Terasa terusir di kampung sendiri, menyedihkan," kata dia.

Saat dikonfirmasi, Kabid Humas Polda Kepulauan Riau, Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad tak membantah keterlibatan aparat kepolisian sebagai petugas untuk menawarkan relokasi rumah kepada warga. Namun, ia tak berkomentar lebih banyak soal pengusiran warga terhadap aparat tersebut.

"Itu namanya Tim Terpadu," ujarnya saat dihubungi.

Terpisah, Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait membenarkan bahwa aparat kepolisian masuk dalam jajaran petugas pendataan tersebut.

Ia juga mengatakan bahwa penolakan warga atas tawaran relokasi yang disodorkan pihaknya kepada adalah hal yang wajar.

"Tim tersebut terdiri dari unsur BP Batam, Pemerintah Kota Batam, TNI dan Polri," katanya.

"Kalau penolakan, wajar saja saya rasa. Kita tetap mengadakan pendataan dan verifikasi terhadap warga," tambahnya.

Sebelumnya, rekaman video penolakan oleh sejumlah ibu-ibu di Rempang tersebut juga diunggah akun X (twitter) @YLBHI.

"Hari ini, pemerintah Kota Batam yang "didampingi" aparat keamanan dan TNI kembali masuk ke kampung-kampung. Mereka meminta warga untuk segera mendaftarkan relokasi tempat tinggalnya," dikutip dari twitter YLBHI, Rabu (13/9).

Ketua YLBHI Muhammad Isnur membenarkan kejadian tersebut terjadi di Rempang hari ini. Hal yang sama juga diungkapkan Kepala Operasional YLBHI Pekanbaru, Noval Setiawan yang mengawal pendampingan isu hukum konflik Rempang.

"Iya hari ini. Iya aparat ke kampung," kata Noval, kemarin.(han)