Blar! PSI dan PPP Tak Lolos Ambang Batas, Gagal ke Senayan

Berdasarkan rekapitulasi suara tingkat nasional, PSI hanya mendapat 4.260.169 suara dari total 151.796.630 surat suara yang sah.

Mar 21, 2024 - 07:40
Blar! PSI dan PPP Tak Lolos Ambang Batas, Gagal ke Senayan

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI)dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) gagal memenuhi ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen pada Pemilu 2024.

Artinya, baik PSI maupun PPP tidak akan ada satu pun caleg yang duduk di DPR RI pada periode 2024-2029.

Berdasarkan rekapitulasi suara tingkat nasional, PSI hanya mendapat 4.260.169 suara dari total 151.796.630 surat suara yang sah.

Perolehan suara itu tidak mampu mengantarkan PSI membobol ambang batas. PSI hanya mendapat 2,80 persen dari total suara yang sah. Angka itu masih jauh dari 4 persen ambang batas parlemen.

Padahal, jika PSI lolos ambang batas, sedikitnya ada lima caleg yang bisa duduk di Senayan. Mereka adalah:

1.Cynthia Riza

Cynthia merupakan caleg dari PSI untuk daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah V. Di dapil itu, terdapat 8 kursi yang diperebutkan.

Berdasarkan penghitungan suara metode sainte lague, 8 pada dapil itu bisa diisi oleh PDIP (3 kursi) karena memperoleh 774.282 suara, Golkar (1 kursi) karena memperoleh 335.804 suara, Gerindra (1 kursi) karena mendapat 302.492 suara, PKS (1 kursi) karena mendapat 197.614 suara, PAN (1 kursi) karena mendapat 134.135 suara dan PSI (1 kursi) karena mendapat 134.249 suara.

Kursi jatah PSI itu kemungkinan besar akan diisi oleh Cynthia yang mendapat suara 60.003. Namun, karena PSI tak lolos parlemen maka Cynthia harus menerima tidak busa duduk di Senayan.

2. Ade Armando

Ade maju sebagai caleg untuk dapil 'Neraka' Jakarta II. Dapil ini meliputi wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan pemilih dari luar negeri.

Terdapat 7 kursi yang diperebutkan di dapil ini. Berdasarkan penghitungan suara metode sainte lague, dari 7 kursi itu salah satunya seharusnya dapat diisi oleh caleg dari PSI, Ade Armando.

Ade mendapat suara 54.199 coblosan di dapil tersebut. Karena PSI gagal memenuhi ambang batas, maka posisi itu akan digantikan oleh caleg dari Partai Demokrat.

3. Grace Natalie

Grace mendapat suara tertinggi di dapil Jakarta III yakni 193.556 suara. Dia mengalahkan caleg petahana dari NasDem, Ahmad Sahroni dan keponakan Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati D Djojohadikusumo.

Dengan perolehan suara itu, Grace menyumbang hampir setengahnya dari total suara PSI yang mendapat 305.291 suara. Raihan suara itu menjadikan PSI mendapat 1 kursi, jika dihitung menggunakan metode Sainte Lague.

Dapil Jakarta III mempunyai jatah 8 kursi. Tujuh kursi lainnya akan diisi oleh Rahayu Saraswati D Djojohadikusumo (Gerindra), Charles Honoris (PDIP), Erwi Aksa (Golkar), Ahmad Sahroni (NasDem), Adang Daradjatun (PKS), Sigit Purnomo (PAN), Nurwayah (Demokrat).

Karena PSI tak lolos parliamentary threshold, maka posisi Grace dapat digantikan oleh caleg dari PDIP Darmadi Durianto yang memperoleh 95.533 suara.

4. Paulus Totok Lusida

Paulus maju sebagai caleg dari dapil Jawa Timur I. Terdapat 10 kursi yang diperebutkan dari dapil itu.

Suara terbanyak dipegang oleh Partai Gerindra dengan 543.677 suara. Dengan raihan suara itu, Gerindra mendapat 2 jatah kursi di DPR. Terbanyak kedua dipegang oleh PDIP dengan 411.797 suara. Partai ini juga mendapat 2 kursi.

Keenam kursi lainnya bisa diisi oleh caleg dari PKB, Golkar, Nasdem, PKS, PAN dan PSI. Dengan perolehan suara 162.805, Paulus Totok Lusida seharusnya bisa duduk di DPR. Namun, digagalkan oleh partai yang tak memenuhi ambang batas.

5. Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka

Isyana Bagus Oka seharusnya dapat masuk ke DPR, tetapi juga harus bersabar karena partainya gagal memenuhi ketentuan ambang batas.

Pada dapil ini ada 10 kursi yang diperebutkan. Karena PSI tak lolos ambang batas, maka jatah Isyana Bagus Oka akan diganti oleh caleg dari PDIP Marinus Gea. Dengan demikian ada dua caleg yang menduduki kursi DPR dari PDIP nantinya. Salah satu lagi diisi oleh Rano Karno.(han)