Bersama Warga Desa Talok, Dosen UM Susun Peta Jalan Pengembangan Kampung Budaya Berbasis Co-Creation

Kampung budaya menjadi ruang bagi seluruh masyarakat desa untuk bersinergi mengembangkan gagasannya di tengah tarik menarik antara globalisasi dan lokalisasi. Sehingga dapat tercipta pembangunan menyeluruh dan seimbang.

Nov 26, 2022 - 17:00

NUSADAILY.COM – MALANG - Strategi pembangunan berbasis budaya diyakini menjadi pilar bagi terbentuknya Sustainable Development (pembangunan berkelanjutan). Hal itu yang menjadi dasar digelarnya Sarasehan Penyusunan Roadmap Pengembangan Kampung Budaya di Desa Talok, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Selasa (6/9/2022).

Kepala Desa Talok, Agus Hariyanto, mengungkapkan, geliat pembangunan berbasis budaya sangat terasa di desa ini.

Desa Talok dikenal sebagai salah satu desa digital di Kabupaten Malang. Meski terus mengadaptasi perkembangan teknologi, namun warga setempat tak meninggalkan pelestarian identitas budayanya.

Agus mengatakan, pembangunan berbasis budaya juga merupakan bagian dari 4 pilar pembangunan Desa Talok.

BACA JUGA: “Taksu Ubud”, Geliat Seniman dan Budayawan Hidupkan Kembali Ubud

“4 pilar pembangunan di desa talok yaitu Pilar Pelayanan, Pilar Ekonomi, Pilar Kelestarian Alam, dan Pilar Spiritual, yang di dalamnya termasuk Agama dan Seni Budaya,” kata Agus.  

Gagasan pembangunan kampung budaya diyakini oleh para peserta sarasehan sebagai salah satu upaya untuk menyeimbangkan pembangunan di desa.

Kampung budaya menjadi ruang bagi seluruh masyarakat desa untuk bersinergi mengembangkan gagasannya di tengah tarik menarik antara globalisasi dan lokalisasi. Sehingga dapat tercipta pembangunan menyeluruh dan seimbang.

Hal tersebut sejalan dengan salah satu pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan oleh PBB yaitu Sustainable cities and communities yang di dalamnya tercantum upaya untuk melindungi dan berinvestasi dalam warisan budaya dan alam.

Budayawan setempat, Harmadi, yang turut menjadi peserta sarasehan mengatakan, potensi budaya di Desa Talok terletak pada tiga buah punden peninggalan masa lalu yang sampai saat ini masih menjadi pusat kegiatan budaya seperti tayuban dan bersih desa.

Sementara itu, pengamat budaya Diana menyebutkan bahwa sejarah Desa Talok tak lepas dari sejarah kabupaten Malang, terutama dengan tokoh besar Ken Arok dan Sang Reca Bhuwana.

Hal itu pula yang menjadi sorotan Budayawan setempat, Supardjan, yang menceritakan kisah sejarah bersih desa sebagai upaya penolak bala bagi masyarakat Desa Talok.

Dosen Universitas Negeri Malang, Dudy Syafruddin, salah satu narasumber sarasehan menyebutkan, melihat berbagai potensi yang ada, pengembangan kampung budaya berbasis co-creation tepat untuk diterapkan di Desa Talok.

“Hal tersebut didasarkan asumsi bahwa di Desa Talok sudah terdapat potensi-potensi yang dikembangkan, diantaranya potensi teknologi, ekonomi, serta budaya,” ujar Dudy.

Dudy menerangkan, Co-creation pada dasarnya merupakan proses kreatif yang memanfaatkan potensi kolektif kelompok untuk menghasilkan wawasan dan inovasi.      

Dipilihnya co-creation sebagai pendekatan dalam pengabdian ini didasarkan pada asumsi bahwa co-creation menunjuang pemberdayaan yang bersifat timbal balik. Yaitu bahwa setiap orang memiliki peran yang berharga untuk dimainkan dalam proses tersebut.

“Ketika orang merasa dihargai, maka orang akan mendukung proses yang mereka ikut.  Bahkan jika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan secara pribadi,” jelasnya.

“Dalam program co-creative yang sukses, orang didorong untuk melihat gambaran yang lebih besar dan peran yang mereka mainkan. Pemberdayaan diterjemahkan ke dalam keterlibatan yang lebih besar dalam inisiatif serta meningkatkan kemungkinan keberhasilan dan dampaknya,” lanjutnya.

Selain budayawan, hadir pula dalam sarasehan ini, tokoh pemuda, BumDes, serta aparat desa.

Di penghujung kegiatan, berhasil dikumpulkan berbagai gagasan dari berbagai unsur masyarakat Desa Talok.

Berbagai gagasan tersebut kemudian menjadi landasan penyusunan peta jalan pembangunan kampung budaya yang dapat menunjang pembangunan berkelanjutan di Desa Talok. (lna)