Alasan Pendeta Terkemuka di AS Jadi Mualaf

Pastor Hilarion Heagy, seorang pemuka Katolik terkemuka yang berbasis di Amerika Serikat (AS) menarik perhatian di negara asalnya setelah mengumumkan dirinya memeluk Islam. Dalam sebuah pernyataan di media sosial, Heagy menggambarkan keputusannya untuk menjadi seorang Muslim itu sebagai “pulang ke rumah”.

Mar 1, 2023 - 12:00
Alasan Pendeta Terkemuka di AS Jadi Mualaf
Hilarion Heagy mengganti namanya menjadi Said Abdul Latif. (Foto: Twitter)

NUSADAILY.COM – JAKARTA - Pastor Hilarion Heagy, seorang pemuka Katolik terkemuka yang berbasis di Amerika Serikat (AS) menarik perhatian di negara asalnya setelah mengumumkan dirinya memeluk Islam. Dalam sebuah pernyataan di media sosial, Heagy menggambarkan keputusannya untuk menjadi seorang Muslim itu sebagai “pulang ke rumah”.

Heagy yang tinggal di California sebelumnya adalah seorang penganut Ortodoks Rusia yang bergabung dengan Gereja Ortodoks Antiokhia sekira tahun 2003. Pada 2007 dia meninggalkan gereja ortodoks dan beralih ke Gereja Katolik Timur.

Dia lulus dari Biara Kebangkitan Suci di St. Nazianz, Wisconsin untuk menjadi pendeta Katolik Bizantium dan baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mendirikan Biara Kristen Timur di California.

Namun, dalam sebuah posting di blognya, Heagy yang kini menggunakan nama Said Abdul Latif mengatakan bahwa dia telah lama tertarik pada Islam dan akhirnya memutuskan memeluk agama tersebut.

"Setelah puluhan tahun merasa tertarik pada Islam dalam berbagai tingkatan, saya akhirnya memutuskan untuk mengambil risiko," kata Heagy sebagaimana dilansir dari Middle East Monitor.

"Agar hal ini terjadi, bagaimanapun, diperlukan langkah fisik dan secara tertib, karena saya tinggal di biara Katolik. Seseorang tidak bisa menjadi pendeta dan biarawan secara terbuka, dan seorang Muslim secara pribadi," katanya.

Dia menyebut peralihan keyakinannya ini sebagai "Kembali ke Timur" dan kembali ke "identitas primordialnya".

“Untuk memulai hidup baru saya sebagai seorang Muslim, saya merasa penting untuk kembali ke timur — untuk pulang,” tulis Heagy.

“Ke tempat di mana perjalanan saya ke dalam Islam dimulai sekira dua puluh tahun yang lalu di sebuah pusat Islam kecil di sebuah kota universitas di sabuk karat Appalachia.”

Heagy, atau Abdul Latif menjelaskan pandangannya ini dengan mengutip ayat dari kitab suci Alquran.

“Dan ˹ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan dari keturunan anak-anak Adam keturunan mereka dan menyuruh mereka bersaksi tentang diri mereka sendiri. ˹Allah bertanya,˺ “Bukankah Aku Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Ya, Engkau! Kami bersaksi." ˹Dia memperingatkan,˺ "Sekarang Anda tidak berhak mengatakan pada Hari Penghakiman, 'Kami tidak mengetahui hal ini.'" — (Qur'an 7:172).

Heagy menulis bahwa bagi seorang mualaf memeluk Islam bukanlah sebuah konversi, tetapi lebih kepada ‘kembali’ ke Islam, yang diyakini sebagai keyakinan primordial manusia.

“Sebuah proses panjang untuk Kembali," tulisnya.

(roi)