Wali Kota Malang Respons Sarkasme Warganet yang Juluki Kota Malang ‘Kota Wisata Banjir’
Wali Kota Malang Sutiaji mengakui bahwa banjir di Kota Malang merupakan masalah yang tidak mudah diselesaikan, sebab menurutnya masih terdapat banyak titik yang belum terselesaikan secara sistemik.
NUSADAILY.COM – KOTA MALANG - Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji memberikan tanggapan terkait beredarnya sarkasme warganet yang menjuluki Kota Malang sebagai ‘Kota Wisata Banjir’. Disampaikannya permasalahan banjir di Kota Malang akan selesai di tahun 2028 sesuai dengan masterplan yang telah disusun dengan anggaran sekitar Rp1,8 triliun.
Sebelumnya, video sarkasme tentang banjir tersebut diunggah melalui akun media sosial instagram yang didalamnya memberikan rekomendasi sebagai sindiran tempat-tempat yang kerap dilanda banjir di Kota Malang.
Wali Kota Malang Sutiaji mengakui bahwa banjir di Kota Malang merupakan masalah yang tidak mudah diselesaikan, sebab menurutnya masih terdapat banyak titik yang belum terselesaikan secara sistemik.
Namun, pria berkacamata ini menegaskan bahwa pihaknya telah menyusun dokumen dan merencanakan pelaksanaannya pada tahun 2023 berdasarkan masterplan yang telah disusun.
“Ini yang harus kita atasi, karena banjir ini tidak mudah, kita dulu di titik nolnya di kami ada 36 titik diselesaikan 20, muncul lagi 10, karena di sini belum ada pengentasan secara sistemik. Terus sudah disusun dokumen, dan sekarang sudah disusun tahun 2023. Dan kemarin sudah dimulai berbasis masterplan,” jelas Sutiaji, Rabu (10/5/2023),.
Selain merupakan kewajiban pemerintah dalam mengatasi masalah banjir yang ada, orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang ini juga menyebut bahwa masyarakat perlu diberikan literasi untuk mengurangi faktor penyebab banjir, misalnya seperti dilarang membuang sampah sembarangan dan peningkatan Gerakan Angkat Sampah Sedimen (GASS).
“Masyarakat diliterasi setiap hari. Gerakan Angkat Sampah Sedimen itu sudah setiap hari, seminggu numpuk lagi seminggu numpuk lagi. Jadi faktornya adalah sedimen, buang sampah sembarang, dan ada penyempitan sungai,” terangnya.
Lebih lanjut, Sutiaji juga menjelaskan persoalan banjir seperti di wilayah Sawojajar akan tuntas pada tahun 2023. Termasuk banjir di Ciliwung yang diperkirakan rampung setelah adanya upaya untuk melakukan pengurasan atau penyedotan air dari Soekarno-Hatta yang selama ini menjadi daerah yang rawan terendam banjir.
“Makanya wilayah Sawojajar kemungkinan bisa tahun ini, Ciliwung juga itu akan selesai ketika di Soekarno-Hatta itu disudet, itu air limpahan dari atas sana. Mestinya bisa masuk ke Sungai Brantas, sementara ini kan ndak, itu buangnya ke Lowokwaru jadi mestinya Soehat kena sampai ke Lowokwaru, Tulusrejo,” jelasnya.
Sutiaji menyampaikan bahwa untuk saat ini, progres masterplan tersebut telah dijalankan dan diharapkan akan terus berlanjut hingga tahun 2028. Wali Kota Sutiaji juga telah meminta DPUPRPKP Kota Malang untuk serius menangani persoalan tersebut.
Tak lupa, ia juga berpesan kepada siapapun pemimpin Kota Malang nantinya untuk senantiasa mengawal perkembangan penuntasan banjir di Kota Malang.(eky)