Penerapan Reasonable Learning

Reasonable learning merupakan salah satu bentuk pembelajaran berdiferensiasi yang digunakan di dalam kelas. Reasonable learning diterapkan dengan memperhatikan kondisi, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik. Sebagai analogi, ketika kita mempunyai 16 buku yang akan dibagikan kepada 4 peserta didik, maka secara logika matematika, masing masing peserta didik akan mendapat 4 buku.

Nov 16, 2023 - 15:36
Penerapan Reasonable Learning

 Oleh: Taufan Hadi, MPd

Guru SMKN 1 Purwosari Pasuruan, Anggota PISHI

Reasonable learning merupakan salah satu bentuk pembelajaran berdiferensiasi yang digunakan di dalam kelas. Reasonable learning diterapkan dengan memperhatikan kondisi, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik. Sebagai analogi, ketika kita mempunyai 16 buku yang akan dibagikan kepada 4 peserta didik, maka secara logika matematika, masing masing peserta didik akan mendapat 4 buku. Hasil tersebut diperoleh dengan cara 16 buku dibagi 4 anak, hasilnya masing-masing anak mendapat 4 buku.  Akan tetapi jika kita menggunakan reasonable learning maka kita akan membagi buku berdasarkan kebutuhan anak. Bisa jadi anak pertama akan mendapat bagian 5 buku, anak kedua mendapat 4 buku, dan anak ketiga mendapat 3 buku. Artikel ini akan membahas cara menerapkan Reasonable learning dalam pembelajaran di kelas. Penerapan ini didasarkan pada pengalaman langsung dari penulis.

Awal Tahun Pelajaran, pada umumnya diisi dengan perkenalan diri masing-masing peserta didik di sekelasnya. Interaksi sosial antar peserta didik baru dibentuk melalui perkenalan dan game interaktif. Belum ada materi pelajaran yang disajikan pada minggu pertama.

Pada Tahun Pelajaran 2023/2024, saya mendapat jadwal untuk mengajar bidang studi Matematika pada kelas 10 di sebuah SMK Negeri di kabupaten Pasuruan. Pada awal pertemuan, selain perkenalan diri, saya melaksanakan asesmen diagnostik kemampuan awal  peserta didik  baru di kelas. Hal ini terkait dengan materi pelajaran matematika pada kelas 10 yaitu tentang bilangan pangkat. Sebagai prasyarat mengikuti pembelajaran bilangan berpangkat adalah peserta didik  telah menguasai perhitungan perkalian secara baik dan tepat.

Asesmen diagnostik tentang kemampuan perhitungan perkalian peserta didik, saya lakukan secara individu pada masing-masing peserta didik baru di kelas 10 TL1. Sebanyak 35 peserta didik  mengikuti asesmen dengan hasil di bawah ekspektasi saya. Dari 35 peserta didik, yang mempunyai kemampuan berhitung perkalian dengan sangat baik hanya 14%. Adapun peserta didik yang mempunyai kemampuan sedang atau bisa menghitung perkalian dengan jari tangan sebanyak 34%, peserta didik. Sementara yang mempunyai kemampuan cukup atau agak lama berpikir sebanyak 23%, dan peserta didik  yang mempunyai kemampuan kurang sebanyak 29%.

Tindak lanjut hasil asesmen tersebut, saya mewawancarai 29% peserta didik yang memiliki kemampuan kurang dalam perkalian. Berdasarkan wawancara, diperoleh hasil ternyata peserta didik  yang kurang mampu dalam perkalian disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, kemampuan berhitung peserta didik  yang lambat, peserta didik  mengalami nervous dan kurang percaya diri ketika melaksanakan asesmen.

Memperhatikan hasil asesmen, saya mulai merancang pembelajaran untuk pertemuan berikutnya dengan harapan semua peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Pembelajaran ini saya rencanakan dengan memperhatikan kemampuan, kebutuhan, dan bakat minat peserta didik  yang berbeda-beda. Segala kemampuan peserta didik yang berbeda-beda ini harus diakomodasi dalam desain pembelajaran. Desain pembelajaran ini merupakan bentuk reasonable learning yang dapat diterapkan di kelas 10 TL1.

Desain pembelajaran reasonable learning pada kelas 10 TL1 adalah projek membuat media pembelajaran berupa media papan bilangan pangkat (Plakat) secara berkelompok. Setiap kelompok beranggotakan 5 peserta didik. Masing-masing kelompok  membuat desain media Plakat sesuai dengan kreatifitas anggotanya. Suasana pembuatan media Plakat sangat interaktif. Semua peserta didik, mulai yang berkemampuan tinggi hingga rendah, berkolaborasi menampilkan media Plakat sebaik mungkin. 

Pada pertemuan selanjutnya, setiap kelompok melakukan presentasi tentang sifat-sifat bilangan pangkat menggunakan media Plakat yang telah dibuat. Masing-masing peserta didik  mempresentasikan contoh sifat-sifat bilangan pangkat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Peserta didik yang berkemampuan rendah pun sangat menikmati proses pembelajaran menggunakan media Plakat. Bahkan desain dari salah satu peserta didik  berkemampuan rendah pun masuk dalam kategori baik. Pujian guru terhadap kinerja peserta didik dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Dengan penerapan reasonable learning, semua peserta didik kelas 10TL1 aktif mengikuti pembelajaran. Peserta didik mampu memahami sifat-sifat bilangan pangkat secara kolaboratif melalui media Plakat. Semua peserta didik  telah belajar sesuai kemampuan dan bakat minat dengan kegembiraan.

Reasonable learning didesain dengan memperhatikan kebutuhan para peserta didik  yang berbeda-beda. Reasonable learning sebagai bentuk pembelajaran berdiferensiasi merupakan serangkaian keputusan logis yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan peserta didik. Keputusan-keputusan yang dibuat oleh guru terkait dengan:

1. Adanya tujuan pembelajaran yang terdefinisikan secara jelas bagi guru dan peserta didik.

2. Guru dapat merespon kebutuhan belajar peserta didik. Guru senantiasa menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. 

3. Guru menciptakan lingkungan belajar yang menjadikan peserta didik dapat belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. 

4. Terdapat manajemen kelas yang efektif. Guru menciptakan prosedur belajar dan metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, serta struktur yang jelas, sehingga kelas dapat berjalan secara efektif.

5. Adanya penilaian berkelanjutan. Guru melakukan proses penilaian terhadap aktifitas peserta didik di kelas sehingga dapat memastikan semua peserta didik  telah melaksanakan proses belajar dengan baik. Guru juga melakukan penilaian formatif di akhir pembelajaran. 

Reasonable learning haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar peserta didik dan cara guru merespon kebutuhan belajar mereka. Dengan demikian, guru perlu memperhatikan kebutuhan belajar peserta didik  dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar peserta didik.

Disunting oleh Dr. Umi Salamah, M.Pd, Dosen PPG Universtas Insan Budi Utomo Malang; Pengurus Perkupulan Ilmuwan Sosial dan Humaniora.(PISH)