Pembangunan Pabrik Amunisi di Malang Ditargetkan Selesai pada Pertengahan 2023

Pembangunan pabrik amunisi di Malang, Jawa Timur oleh PT Indonesian Defense and Security Technologies (IDST) dan PT Pindad (Persero) ditargetkan rampung pada pertengahan 2023.

Nov 7, 2022 - 18:04
Pembangunan Pabrik Amunisi di Malang Ditargetkan Selesai pada Pertengahan 2023
Ilustrasi. Pabrik pembuatan amunisi ditargetkan rampung pada 2023.

NUSADAILY.COM - JAKARTA - Pembangunan pabrik amunisi di Malang, Jawa Timur oleh PT Indonesian Defense and Security Technologies (IDST) dan PT Pindad (Persero) ditargetkan rampung pada pertengahan 2023.

Kedua pihak telah menandatangani Head of Agreement terkait rencana pembangunan pabrik amunisi itu di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (4/11) lalu.

Head of Agreement ditandatangani langsung oleh Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose dan Chief Executive Office (CEO) PT IDST Emrah Dundar.

BACA JUGA : Polisi Membongkar Sindikat Pabrik Uang Palsu yang Beroperasi...

"Selanjutnya, PT Pindad dan PT IDST akan menyiapkan proposal kerja sama yang terdiri dari aspek ekonomi, bisnis, hukum dan lingkungan terhadap rencana pembangunan Pabrik Amunisi yang akan dibangun di Malang, Jawa Timur, dan ditargetkan rampung pembangunannya pada pertengahan tahun 2023," ujar VP Business Operation PT IDST Ruwadi dalam keterangannya, Senin (7/11).

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD sebelumnya mengatakan kondisi persenjataan Indonesia sangat mencemaskan.

Ia menyebut hal itu juga diakui langsung oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

"Kalau kita hanya berpikir soal kemampuan atau kekuatan persenjataan kita memang sangat sangat mencemaskan. Bukan mencemaskan, tapi sangat mencemaskan," jelas Mahfud dalam diskusi bersama Rocky Gerung di RGTV Channel ID, Selasa (19/10).

BACA JUGA : Karyawan Meninggal, Toko Roti Paris Baguette Korea Ramai...

Jumlah pesawat tempur di Indonesia, kata Mahfud, masih jauh dari yang semestinya.

Berdasarkan perhitungannya dengan Prabowo, kebutuhan pesawat di Indonesia seharusnya 200 unit. Kendati demikian, Indonesia hanya memiliki 17 unit.

Kondisi serupa juga dialami pada senjata tembak dan kapal perang yang ada di Indonesia.

"Kapal perangnya, senjata juga yang jarak tembaknya 200.000 Km misalnya atau 200 Km kita misalnya punya berapa. Sementara kebutuhan dengan luasan seperti ini kita sudah menghitung semua," kata dia.(lal)