DLHK 'Bak Pahlawan' Mediasi Muhdlor Vs Pekerja Sampah Lahirkan ‘Happy Ending’

“Sementara kami hentikan dulu proses hukumnya, sesuai arahan Bapak Bupati,” tegas Yany Setyawan, Kepala Satpol PP Kab. Sidoarjo, dikonfirmasi pada Rabu (27/11) siang tadi

Dec 27, 2023 - 12:36
DLHK 'Bak Pahlawan' Mediasi Muhdlor Vs Pekerja Sampah Lahirkan ‘Happy Ending’
Pertemuan Gus Muhdlor bersama pekerja sampah yang pernah menggelar aksi demo untuk membahas penyelesaian masalah persampahan di Kantor DLHK Kab. Sidoarjo.

NUSADAILY.COM – SIDOARJO ; Tampil bak,--seperti pahlawan. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo, berhasil memediasi atas ‘perseteruan’ Bupati Ahmad Muhdlor Ali Vs pekerja sampah. Dalam pertemuan ‘islah’ digelar di kantor DLHK, Gus Muhdlor,--sapaan bupati memberi maaf kepada para pekerja sampah yang mengelar demo dengan ‘menabur’ sampah di kawasan depan Pendapa Delta Wibawa Sidoarjo.

Sebelumnya, dua pendemo, Soleh dan M. Sadli,--entah disebut mewakili pendemo atau sebatas mengatas namakan pribadi, telah terlebih dahulu meminta maaf atas aksinya tersebut saat bertemu Bahrul  Amiq, Kepala DLHK Kab. Sidoarjo. Yang pasti dalam pertemuan lanjutan di DLHK pada Selasa (26/12) kemarin telah dihadiri puluhan pendemo dan bertatap muka langsung bertemu dengan Gus Muhdlor.

Inilah sebenarnya diharapkan para pekerja sampah yang menggelar aksi di depan Pendapa Delta Wibawa, pekan lalu. Merasa kecewa karena aksinya diabaikan dan gagal bertemu dengan Gus Muhdlor untuk menyampaikan aspirasinya. Akhirnya mereka menabur ‘sampah’ di depan pendapa yang menjadi simbol pemerintahan Kabupaten Sidoarjo itu, yang langsung menjadi perhatian publik.

Terlepas melahirkan pro dan kontra, yang pasti beberapa pihak menilai terjadinya aksi itu terjadi karena adanya kebuntuhan komunikasi antara pekerja sampah dengan pemangku kebijakan Sidoarjo. Andaikan saat itu mereka bisa bertemu dengan Gus Muhdlor, pasti tidak akan terjadi aksi ‘tabur’ bunga di depan pendapa.

Sehingga DLHK sebagai ‘leading sector’ pun disebut-sebut sebagai pihak yang gagal mengantisipasi sekaligus sebagai fasilitator dalam menyelesaikan permasalahan persampahan tersebut. Bahkan pihak yang semestinya ikut bertanggung jawab atas aksi pekerja sampah tersebut. Itulah pendapat mayoritas  publik yang tergabung group whattsap Suara Masyarakat Sidoarjo maupun group whattsap Ruang Publik Sidoarjo, dalam menyikapi aksi tersebut.

Terlepas penilaian itu, langkah DLHK yang menggelar ‘Islah’, patut diapresiasi. Bahkan disebut-sebut sebagai ‘bak pahlawan’, karena berhasil memediasi kedua pihak untuk menyelesaikan perseteruan yang diharapkan melahirkan ‘happy ending’.  

Dalam pertemuan itu, Gus Muhdlor menyatakan memaklumi terhadap pekerja sampah yang menggelar aksi demo dengan tuntutannya karena keunikan permasalahan di desa-desa, terkait persampahan. “Kami bisa memaklumi, dan tentu kemudian memberikan solusi. Karena itu kiat nolkan (saling memaafkan,--red),” ujar Gus Muhdlor.

Untuk itu, lanjut Gus Muhdlor, telah memberikan pula arahan kepada Satpol  PP agar segera diselesaikan dan tidak ada lagi kejadian seperti ini terulang lagi.”Ini menjadi pembelajaran bagi kita semua bahwa menyampaikan aspirasi boleh tapi tentunya dengan cara yang baik dan sopan. Bukan dengan cara yang kontradiktif. Masak petugas kebersihan malah memberi sampah pada kabupatennya,” ujar Gus Muhdlor.

Sementara itu, Yany Setyawan, Kepala Satpol PP Kabupaten Sidoarjo ketika dikonfirmasi menyatakan telah menghentikan proses hukum terjadap pendemo yang menabur sampah di pendapa. “Sementara kami hentikan dulu proses hukumnya, sesuai arahan Bapak Bupati,” tegas Yany Setyawan, dikonfirmasi pada Rabu (27/11) siang tadi.

Sedangkan Sujani, admin group whattsap Ruang Publik Sidoarjo yang berinsiasi dalam aksi Solidaritas aktivis, advokat maupun warga Sidoarjo untuk “Pejuang Lingkungan yang Terdzolimi” dalam postingannya menyatakan apresiasianya atas hasil pertemuan Gus Muhdlor dengan puluhan pendemo di kantor DLHK. “Ini bisa disebut Islah. Dengan demikian saya menyatakan bahwa aksi Solidaritas aktivis, advokat maupun warga Sidoarjo untuk Penjuang Lingkungan yang terdzolimi, telah dihentikan,” tegasnya. (*/ful)