MTQ NU, Ketum JQH: Siapun yang Jadi Presiden Suasana Tetap Adem

“Siapapun pemimpinnya, siapapun yang jadi pemimpin (presiden) nanti, semoga tradisi MTQ JQH NU tingkat lokal maupun Internasional tetap lestari dengan baik illa yaumil qiyamah,”

Sep 6, 2023 - 01:33
MTQ NU, Ketum JQH: Siapun yang Jadi Presiden Suasana Tetap Adem
Ketua Umum JQH PBNU KH Saifullah Ma’sum saat member sambutan.

NUSADAILY.COM – KALSEL – Jami’yyatul Qurra wal-Huffadz (JQH) PBNU bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan kembali menggelar MTQ (Musabaqoh Tilawatil Qur’an) tingkat nasional ke 9 dan Internasional yang ke 3 di Pelaihari, Tanah Laut, Kalimatan Selatan pada 5 – 7 September 2023.

Bupati Tanah Laut, HM Sukamta secara resmi membuka kegiatan Gema Al-Qur’an JQH-NU di Pelaihari, pada Selasa (5/9/2023) siang. Hadir mendampingi Staf Ahli Bidang Pemerintahan Pemprov Kalsel, Sulkan mewakili Gubernur Kalsel, Staf Ahli Kejagung RI, Dr Masyhudi, Ketua Umum JHQ NU KH. Syaifullah Ma’sum, Bupati dan Wali Kota se Kalsel dan jajaran pengurus pusat JQH NU serta undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Ketua Umum JQH PBNU KH Saifullah Ma’sum mengapresiasi pemerintah Kaputen Tanah Laut yang telah bersedia menjadi tuan rumah perhelatan MTQ JQH NU. Ia pun meminta kepada seluruh peserta untuk tetap menjaga kebersamaan dan suportivitas guna tercapainya tujuan bersama yaitu perdamaian dan kesejahteraan umat seluruhnya.

Selain berharap keberkahan al Qur’an, Saifullah Ma’sum juga menyinggung masalah perpolitikan di Indonesia dan pedamaian dunia. Menurutnya, menjelang pemilu tahun 2024 pemilihan capres dan cawapres (pemimpin) situasi dan kondisi mulai memanas. Karenanya, melalui penyelenggaraan MTQ diharapkan agar suasana tetap sejuk dan adem.

“Siapapun pemimpinnya, siapapun yang jadi pemimpin  (presiden) nanti, semoga tradisi MTQ JQH NU tingkat lokal maupun Internasional tetap lestari dengan baik illa yaumil qiyamah,” harap politisi yang Qur’ani itu.

Begitu juga dengan para pemimpin bangsa dengan berbagai macam aliran politiknya tetap tenang dan sejuk. “Semoga ukhuwah basyariyah, ukhuwah wathaniyah tetap terjalin dan terjaga dengan baik,” ujarnya

Demikian pula kata Saifullah Ma’sum, dengan suasana konflik yang sedang memanas di negara Timur Tengah bisa meredam dan terjembatani oleh nilai-nilai al Qur’an yang luhur. “Melalui atmosfir nilai-nilai al Qur’an suasana menjadi tetap sejuk dan adem,” tuturnya.

Lebih jauh Saifullah Ma’sum mengatakan bahwa JQH PBNU mempunyai program gema al Qur’an yakni rutinan menggelar MTQ tingkat Nasional dan Internasional. Kegiatan ini diselenggarakan menjelang kongres JQH NU lima tahunan.

JQH NU merupakan salah satu badan otonom (banom) di bawah naungan Nahdlatul Ulama. Banom ini merupakan organisasi yang beranggotakan para qari (pelantun), penghafal Al-Qur’an, dan pecinta Al-Qur’an dari kalangan Nahdliyin. JQH NU juga yang telah menginisiasi lahirnya perhelatan akbar Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Internasional pertama yaitu pada kegiatan Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) di Bandung tahun 1964.

Namun, dalam perjalanannya, MTQ kemudian diadopsi menjadi kegiatan resmi Departemen Agama RI sejak tahun 1968 sampai sekarang, serta pendirian Lembaga Tilawatil Qur’an (LPTQ) berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri dalam Negeri Nomor 19 Tahun 1977/151-1977.

“JQH ngak masalah MTQ diambil alih pemerintah, terpenting adalah MTQ tetap berjalan dengan baik dan melahirkan generasi-generasi qur’ani untuk menjaga negeri ini,” ujarnya   

Perhelatan MTQ JQH NU tahun 2023 dihadiri kurang lebih 100 peserta dari 18 Provinsi se Indonesia masing-masing 6 peserta dan 9 Negara diantaranya, Indonesia, Malaysia, Brunaidarussalam, Tailand, Taiwan, Pakistan, Banglades, Iran, dan India. Sedangkan MTQ memperlombakan 3 cabang perlombaan, pertama, lomba tilawah dewasa, kedua, MHQ 30 juz dan ketiga, Qiroah Sab’ah bil Mujawwad. Dan hakim yang menjadi juri terdiri dari para pakar, tokoh dan qori Internasional, seperti, H Muamar ZA, KH Said Aqil al Munawar, KH Zamaludin, KH Akhsin Sakho Muhammad, Hj. Maria Ulfa, KH Muhaimin Zein dan pakar al Qur’an lainnya. (hud)