Menlu Iran Lakukan Pembicaraan dengan Rusia Terkait Situasi di Timur Tengah

Dalam komunikasi itu, Amirabdollahian berterima kasih kepada Rusia karena mau mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB mengenai serangan Israel pada 2 April atau sehari setelah negara Yahudi menyerang misi diplomatik Iran di Damaskus.

Apr 14, 2024 - 06:44

NUSADAILY.COM – TEHERAN - Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian melakukan pembicaraan diplomatik terkait situasi terkini di kawasan Timur Tengah dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov soal hubungan dua negara.

Mengutip dari kantor berita Iran, IRNA, Amirabdollahian membicarakan dengan Lavrov soal penyerangan konsulat negaranya di Damaskus, Suriah, dengan tertuduh Israel.

IRNA memberitakan pembicaraan dua diplomat itu berlangsung via telepon pada Sabtu (13/4) lalu.

Dalam komunikasi itu, Amirabdollahian berterima kasih kepada Rusia karena mau mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB mengenai serangan Israel pada 2 April atau sehari setelah negara Yahudi menyerang misi diplomatik Iran di Damaskus.

Pada kesempatan itu, Amirabdollahian juga mengecam Amerika Serikat (AS) atas penerapan kebijakan standar ganda, karena Washington menghalangi resolusi Dewan Keamanan PBB yang akan mengecam Israel atas serangan konsulat di Damaskus.

Dalam kesempatan yang sama, Lavrov mengatakan serangan terhadap  misi diplomatik tidak dapat diterima, dan semua negara harus mengutuk tindakan tersebut.

"Serangan Israel terhadap warga sipil juga harus dikutuk oleh negara-negara lain," tambahnya.

Dalam perbincangan telepon itu,  Amirabdollahian dan Lavrov membahas perkembangan terkini di Gaza yang dibombardir Israel selama setidaknya tujuh bulan terakhir.

Terkait serangan misi diplomatik di Damaskus itu, pada Sabtu lalu, Garda Revolusi Iran mengirim pesawat-pesawat nirawak (drone) ke wilayah pendudukan Israel. Garda Revolusi Iran pun sudah mulai melakukan serangan udara ke Israel mulai Minggu (14/4) ini.

Terpisah, Juru Bicara Militer Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan sistem pertahanan udara mencegat serangan drone hingga rudal Iran.

Saluran berita Israel, Channel 12, melaporkan pesawat tempur Amerika Serikat (AS) dan Inggris ikut membantu menjatuhkan drone-drone Iran yang melewati perbatasan wilayah Irak dan Suriah.

"Ini adalah eskalasi yang parah dan berbahaya. Kemampuan pertahanan dan menyerang kami berada pada tingkat kesiapan tertinggi menjelang serangan besar-besaran dari Iran ini," kata Hagari seperti dikutip dari Reuters.

Pada saat bersamaan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggelar pertemuan kabinet perang di markas militer yang berada di Tel Aviv pada Minggu ini.

Selain itu sirine pun telah dibunyikan sehingga pemerintahan Yahudi membatalkan seluruh kegiatan sipil pada dua hari terakhir, termasuk sekolah.

Israel dan Iran bersitegang usai Negara Yahudi itu dituding melakukan penyerangan terhadap fasilitas diplomatik di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran, termasuk dua jenderal penting.

Iran menuduh Israel melakukan serangan itu dan berjanji akan membalasnya. Para pemimpin politik dan militer Iran bersumpah akan melakukan pembalasan.(han)